PART 14

66.5K 2.5K 22
                                    

"Baby, tunggu!" ucap Marco. Mengejar Tiffany dan Thomas yang sudah sedikit jauh dari nya. "Ayo kita bicara" ucap Marco lagi. Menahan tangan Tiffany.

"Jangan menyentuh ku!" ucap Tiffany. Menghempaskan tangan Marco.

"Baby, ayo kita bicara" ucap Marco. Dengan wajah memelas nya.

"Tidak ada yang perlu di bicarakan. Di antara kita tidak ada hubungan apa-apa" ucap Tiffany.

"Tapi, aku ingin bicara dengan mu" ucap Marco lirih. Membuat Tiffany menghela nafas nya.

"Thomas, kau pulang saja. Aku akan menyusul" ucap Tiffany. Thomas menganggukkan kepalanya dan segera meninggalkan Tiffany dan Marco disana. "Cepat bicara! Aku ingin segera pulang" ucap Tiffany lagi ketus.

"Huh! Baiklah, ayo kita bicara di mobil" ucap Marco. Menghela nafas nya kasar. Ia ingin memegang tangan Tiffany. Namun, Tiffany segera menjauhkan tangan nya.

Marco kembali menghela nafas nya dan mulai melangkahkan kakinya ke arah mobil. Di ikuti Tiffany di belakang nya.

"Mark, kau keluar sebentar" ucap Marco. Saat mereka sudah berada di dekat mobil.

"Baik Tuan" ucap Mark menurut. Ia pun segera keluar dari mobil.

"Ayo masuk" ucap Marco. Pada Tiffany. Dengan malas Tiffany pun masuk kedalam mobil, diikuti oleh Marco.

"Jika kau tidak bicara juga, aku akan keluar" ucap Tiffany. Yang ingin membuka pintu mobil. Namun, Marco segera menahan nya.

"Maaf" ucap Marco lirih. Membuat Tiffany lagi-lagi menghela nafas nya.

"Tidak perlu meminta maaf! Aku tidak mempunyai hak melarang mu melakukan ini dan itu. Dan aku tidak melarang mu jika kau memang ingin dengan wanita lain. Kita tidak mempunyai hubungan apa-apa selain patner sex. Kau memuaskan ku, dan aku memuaskan mu. Kita saling memuaskan" ucap Tiffany.

"Tapi, aku mencintai mu" ucap Marco. Menggenggam tangan Tiffany. Namun, Tiffany lagi-lagi menepis nya dengan kasar.

"Tidak usah bicara omong kosong!"

"Aku tidak bicara omong kosong! Aku serius. Aku akan menikahi mu secepatnya" ucap Marco. Membuat Tiffany tertawa getir.

"Tidak usah memberikan ku harapan seperti kau memberikan harapan pada mantan kekasih mu itu" ucap Tiffany.

"Tapi, aku serius ingin menikahi mu" ucap Marco.

"Kau sudah membuang ku! Lalu, untuk apa kau datang kemari dan ingin menikahi ku" ucap Tiffany.

"Aku tidak pernah membuang mu" ucap Marco.

Baiklah, pergi saja! Tidak perlu kembali.

Ucapan Marco dua minggu yang lalu masih terngiang-ngiang di kepala Tiffany. Membuat dada nya kembali sesak. Wanita manapun pasti akan salah paham dengan apa yang Marco ucapkan hari itu.

"Ucapan mu dua minggu yang lalu membuktikan bahwa kau telah membuang ku" ucap Tiffany. Memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.

"Baby, maafkan aku. Aku mengatakan nya karena saat itu aku kesal padamu" ucap Marco. Namun, Tiffany hanya diam saja. "Maafkan aku" ucap Marco lagi. Dengan wajah memelas nya.

"Huh! Baiklah. Aku akan memaafkan mu. Tapi, jangan pernah menemui ku lagi. Kembali lah ke negara mu" ucap Tiffany. Membuat dada Marco sesak.

Marco menatap Tiffany dengan sendu. Apakah ucapan nya hari itu benar-benar membuat Tiffany kecewa? Apakah Tiffany benar-benar tidak ingin kembali padanya lagi? Marco menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia menggenggam kedua tangan Tiffany.

"Baby, jangan mengatakan hal itu. Aku tidak suka mendengar nya" ucap Marco.

"Apa yang harus kau pertahankan dari ku Marco?" ucap Tiffany. Menatap Marco dengan mata nya yang sudah berkaca-kaca. "Bukankah, hari itu kau yang menyuruh ku pergi dan tidak perlu kembali lagi? Walaupun kau mengatakan nya karena kekesalan mu padaku. Tapi kau sudah terlanjur membuat ku kecewa" ucap Tiffany lagi.

"Maaf, maafkan aku" ucap Marco memohon. Ia masih menatap Tiffany dengan sendu.

"Sebenarnya aku adalah orang yang sangat sulit memaafkan orang lain yang sudah membuat ku kecewa. Tapi, melihat mu memohon seperti ini. Aku dengan berbesar hati memaafkan mu. Tapi tolong, jangan memaksa ku untuk bersama mu" ucap Tiffany. Membuat Marco menundukkan kepalanya. "Aku tidak ingin kecewa untuk yang kesekian kalian lagi" ucap Tiffany.

"Baby, tolong maafkan aku. Aku mencintai mu, sungguh" ucap Marco. Namun, Tiffany hanya tersenyum masam.

"Bukankah, tadi aku sudah bilang bahwa aku memaafkan mu? Dan aku tidak akan melarang mu untuk mencintai ku. Karena itu hak mu" ucap Tiffany. "Tapi, jangan meminta ku untuk bersama mu jika masih ada wanita yang berkeliaran di hidup mu. Termasuk istri mu dan Nia! " ucap Tiffany lagi. Membuat Marco menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Aku janji, kau akan menjadi satu-satunya wanita di hidup ku" ucap Marco. "Lalu, apa kau ingin menikah dengan ku?" ucap Marco lagi. Penuh harap.

"Aku ingin menikah dengan mu jika kau dan Vanessa sudah bercerai" ucap Tiffany. Membuat Marco menghela nafas nya. "Kenapa? Kau tidak bisa menceraikan istri mu sekarang?" ucap Tiffany lagi. Membuat Marco menatap nya dengan bingung.

"Beri aku waktu untuk bicara dengan keluarga Vanessa" ucap Marco. Membuat Tiffany tersenyum sinis.

"Bukankah kau dan Vanessa di jodohkan? Bagaimana jika keluarga nya tidak mau kalian bercerai?" ucap Tiffany. "Apa kau masih tetap ingin menikahi ku?" ucap Tiffany lagi. Membuat Marco terdiam.

Benar, apa yang di katakan oleh Tiffany. Keluarga Vanessa pasti tidak ingin mereka bercerai. Apalagi saat ini, ibu Vanessa sedang sakit parah. Jika ia dan Vanessa bercerai. Marco takut jika ibu mertua nya itu semakin drop. Dan jika ia menceraikan Vanessa. Lalu, langsung menikahi Tiffany. Keluarga nya pasti akan mencap Tiffany sebagai orang ketiga.

"Aku tidak ingin terlalu berharap kau menikahi ku, seperti Nia yang terlalu berharap jika kau akan menikahi nya" ucap Tiffany mengejek. "Jadi, jangan memberikan kepastian yang belum pasti" ucap Tiffany lagi. Setelah itu ia pun segera keluar dari mobil.

"Aarrggg" Marco mengacak rambut nya frustasi. Nafas nya memburu. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang selain meyakinkan Tiffany bahwa ia benar-benar mencintai wanita itu.

Ddrrtt!

Ddrrtt!

Ddrrtt!

Marco mengambil ponsel nya yang berada di saku celananya saat ponsel nya itu berdering. Ia mengangkat panggilan yang ternyata adalah dari Vanessa.

"Ada apa" ucap Marco dingin.

"Marco, sedang dimana saat ini" ucap Vanessa. Yang terdengar ketakutan. Dan Marco tau apa penyebab nya.

"Aku akan segera ke Italia" ucap Marco.

"Ya, ku tunggu" ucap Vanessa. Marco pun segera mengakhiri panggilan nya dengan Vanessa. Ia membuka kaca jendela mobil dan berbicara pada Mark.

"Mark, kita ke Italia sekarang" ucap Marco. Mark pun menurut tanpa bertanya apa-apa. Karena terlihat jelas wajah Marco yang sekarang sedang tidak bersahabat.

Sedangkan Tiffany yang berdiri tidak jauh dari mobil Marco pun hanya tersenyum dengan sinis saat mobil itu melaju. Ia pikir, Marco akan mengejar dirinya. Tapi nyatanya? Marco malah pergi begitu saja.

TIFFANY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang