PART 9

107K 3K 60
                                    

Satu minggu kemudian.....

"Vanessa, hari ini kita harus sama-sama datang ke sekolah Noah" ucap Marco. Mendatangi Vanessa yang saat ini sedang berada di kamar mereka.

"Aku sibuk Marco. Beberapa hari ini salon ku sangat ramai" ucap Vanessa. Membuat Marco menatap nya tajam.

"Kau lebih mementingkan salon mu di bandingkan putra mu sendiri?!" ucap Marco.

"Mau bagaimana lagi. Aku sedang sibuk. Lagipula ada dirimu yang bisa hadir ke sekolah nya" ucap Vanessa santai.

"VANESSA!" ucap Marco berteriak.  "Selama ini kau tidak pernah mempedulikan nya. Kau selalu mempedulikan dirimu sendiri. Dia selalu bertanya pada ku, apakah kau menyayangi nya atau tidak. Dia juga selalu mengatakan pada ku, bahwa dia sangat menginginkan kasih sayang mu. Jika kau tidak menyayangi nya, jangan memperlihatkan ketidaksukaan mu padanya. Dia masih terlalu kecil untuk mengerti sifat mu! Jika bukan karena orang tua mu, aku pasti sudah menceraikan mu dari dulu" ucap Marco lagi. Ia segera keluar dari kamar meninggalkan Vanessa yang masih terdiam mencerna ucapan Marco barusan.

"Apa aku sudah terlalu jahat pada Noah? Menurut ku tidak!" ucap Vanessa. Ia mengambil tas nya dan segera keluar dari kamar.

Marco masuk kedalam kamar putra nya dan melihat putra nya itu yang sedang duduk di atas ranjang, menundukkan kepalanya. Marco menghela nafas nya. Dada nya begitu sesak melihat putra nya yang terlihat sedih seperti itu.

"Boy" ucap Marco. Membuat Noah mendongakkan kepalanya dan menatap ke arah Marco.

"Daddy" ucap Noah lirih.

"Ayo kita berangkat. Nanti kau terlambat" ucap Marco. Noah menganggukkan kepalanya. Keduanya pun segera keluar dari kamar Noah.

"Mommy tidak datang ke sekolah ku?" ucap Noah. Saat mereka sudah berada di dalam mobil. Marco yang sedang sibuk menyetir itupun melihat ke arah putra nya.

"Maafkan Daddy boy. Daddy tidak bisa membujuk Mommy mu. Dia sedang sibuk di salon nya" ucap Marco. Membuat Noah menundukkan kepalanya.

"Padahal aku ingin seperti teman-teman ku" ucap Noah. Marco tersenyum saat ia mengingat seseorang.

"Tunggu sebentar boy" ucap Marco. Menepikan mobilnya di pinggir jalan. Ia mengambil ponselnya dan segera menghubungi Tiffany.

Tiffany yang saat ini masih tidur dengan selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya itu pun terperanjat saat ponsel nya yang di atas nakas berbunyi. Ia meraba-raba nakas dan mengambil ponselnya. Tanpa melihat nama pemanggil, Tiffany langsung mengangkat panggilan itu.

"Halo" ucap Tiffany. Dengan suara khas bangun tidur.

"Kau baru bangun baby?" ucap Marco.

"Hhmm. Ini semua karena dirimu" ucap Tiffany. Sambil memejamkan matanya. Membuat Marco terkekeh.

"Bersiaplah, aku akan menjemput mu" ucap Marco.

"Aku lelah, izinkan aku beristirahat. Kau semalam menggempur ku habis-habisan" ucap Tiffany. Membuat Marco kembali terkekeh. Ia masih mengingat pergulatan panas nya dengan Tiffany tadi malam. Ia sama sekali tidak memberikan ruang pada Tiffany untuk beristirahat. Alhasil, keduanya melakukan penyatuan mereka dari jam 11 malam hingga jam 5 pagi waktu setempat.

"Ayolah baby, aku ingin meminta bantuan mu" ucap Marco. Membuat Tiffany mendengus kesal.

"Aku lelah. Kau bisa meminta bantuan orang lain" ucap Tiffany.

"Aku ingin menghadiri acara sekolah Noah. Jadi, aku mengajak mu" ucap Marco.

"Kenapa kau tidak mengajak istri mu saja" ucap Tiffany.

TIFFANY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang