15. Diskusi

644 54 1
                                    

Happy Reading:*

*****

Hari berikutnya sesuai dengan kesepakatan bersama bahwa akan membahas masalah ini di kantor Pak Rian. Maka disinilah mereka berada di kantor polisi. Tapi mereka masih terlihat menunggu seseorang yang sedari tadi belum muncul juga.

"Nah itu Arjuna!!" semua menoleh mendengar seruan Yasmeen.

Hosh hosh hosh

"Lo kemana aja sih?" Ketus Alta menatap tajam pada Arjuna yang sedang ngos-ngosan.

"Sor-ry gu-e--"

"Apasih ngomong yang jelas!!" Arjuna dan yang lain  kaget mendengar ucapan Seina. Yasmeen mengelus pundak Seina guna meredam amarahnya. Seina memang seperti itu irit ngomong tapi kalau udah ngomong kaya tabung bocor.

Gila nih cewek

"Udah lebih baik kita langsung masuk aja" setelah beberapa abad Daffa akhirnya bicara🥺😂.

Mereka akhirnya melangkah masuk meninggalkan Arjuna.

"Ya elah tungguin woy!!" Teriak Arjuna.

*****

"Pak saya mau ketemu sama Pak Rian" ucap Alta pada salah satu polisi.

"Silahkan ikut saya" Polisi itu menjawab. Alta mengangguk dan memberi isyarat pada semua teman-temannya.

"Silahkan Pak Rian sudah menunggu" ucap Polisi itu sebelum berlalu meninggalkan ke-9 orang didepan pintu ruang Pak Rian. Alta melirik semuanya meminta pendapat.

"Yaudah masuk aja" ucap Delion. Alta mengangguk dan memutar handel pintu itu. Alta masuk disusul yang lain.

Terlihat Pak Rian duduk di singel kursinya. Tersenyum melihat Alta dkk.

"Silahkan duduk" Alta dan lain mengangguk, mereka akhirnya duduk dikursi yang tersedia.

Pak Rian beranjak dari tempat duduknya menuju ke meja kerjanya terlihat seperti mencari sesuatu. Semuanya saling melirik penasaran dengan apa yang di lakukan Papa Delion tersebut.

Selang beberapa detik Pak Rian kembali ke tempat duduknya dengan membawa setumpuk kertas.

"Ini adalah kasus-kasus pembunuhan yang terjadi di SMA Trisakti dari tahun 2018 hingga sekarang" ujarnya.

Alta mengambil salah satu tumpukan itu. Membolak-balik kertas membaca satu persatu.

"Dari yang saya lihat semua korban adalah orang-orang yang berpengaruh di sekolah iyakan?" Ungkap Alta sesaat setelah membaca beberapa tumpukan kertas itu.

Pak Rian mengangguk "itu memang benar, contohnya pada tahun pertama kasus itu siswi bernama Zelina menjadi korban yang juga merupakan anak salah satu donatur terbesar di SMA Trisakti" jelas Pak Rian.

"Artinya semua korban merupakan anak donatur di sekolah gitu?" Tanya Wisya.

"Nggak semua, Gita dan Winda bukan anak donatur di sekolah" ucap Daffa, semua menatap kearahnya.

Alta New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang