21. Memulai 2

429 39 2
                                    

Happy Reading✨

*****

Sekarang mereka semua sudah berkumpul di kantor Pak Rian.

"Jadi? Bagaimana dengan penyelidikan kalian?" Tanya Pak Rian.

"Kalian mau tau apa yang gue dan Arjuna dapat?"

Flashback on

Saat ini Yasmeen dan Arjuna berdiri di depan sebuah rumah minmalis berlantai 2, di salah satu kawasan kompleks perumahan.

Mereka berdua melangkah mendekati gerbang rumah tersebut. Sampai mereka menemukan seorang satpam yang berjaga.

"Kalian mau ngapain?" Tanya satpam tersebut.

Yasmeen dan Arjuna saling melirik. Kemudian sebelum Yasmeen berucap mereka di kagetkan dengan suara klakson mobil.

Yasmeen dan Arjuna menyingkir dan satpam dengan cepat membuka gerbang itu.

Mobil itu berhenti dan seorang wanita membuka kaca mobil tersebut.

"Kalian siapa?" Tanyanya.

"Saya Yasmeen tante dan ini teman saya Arjuna. Kami kesini mau membicarakan hal penting sama tante." Jawab Yasmeen tersenyum kikuk.

Wanita itu menyiritkan dahi, "Ya udah saya tunggu didalam." Yasmeen dan Arjuna mengangguk. Yasmeen dan Arjuna melangkah masuk bersama dengan mobil tadi.

Saat ini mereka berdua sudah berada di ruang tamu bersama wanita tadi.

"Jadi kalain mau mebicarakan apa?"

Arjuna berdehem, "Jadi gini tante, kami merupakan utusan dari sekolah kami. Kedatangan kami kesini bertujuan untuk menanyakan tentang anak tante, Olivia Putri."

Wanita itu terkejut dengan apa yang Arjuna katakan.

"Kenapa baru sekarang?" Lirih ibu dari Olivia.

Yasmeen dan Arjuna menyirit bingung. "Maksud tante?"

Ibu Olivia menatap mereka dengan kedua mata yang berkaca-kaca. "Ya...kenapa pihak sekolah baru sekarang mengusut kasus itu lagi? Kenapa tidak dari saat tubuh anak saya di t-emukan? HAH?!"

Yasmeen dan Arjuna terlonjak kaget. Mersa bersalah, ibu Olivia benar pihak sekolah harusnya sudah lama mengusut kasus ini. Tapi, apa? Tidak.

Yasmeen beranjak duduk di samping ibu Olivia, mengusap punggung seorang ibu tersebut.

"Maaf tante, bukannya sekolah lepas tangan dari semua ini. Tapi, pihak sekolah takut akan banyak korban nantinya."

"Jadi, kami mohon tante supaya ikut bekerjasama dengan kami dan pihak sekolah. Kami ingin kasus ini cepat selesai dan menghukum pelaku tersebut." Ucap Arjuna.

Ibu Olivia menatap kerah mereka berdua, yang di balas dengan anggukan oleh mereka berdua. Ibu Olivia memejamkan matanya, berusaha meredam kesedihan dan kemarahan yang dirasakannya.

"Baik, saya akan mempercayai pihak sekolah kali ini. Jadi, saya mohon jangan kecewakn saya lagi." Ibu Olivia menatapa dengan tatapan memohon pada Yasmeen dan Arjuna.

Mereka berdua mengangguk. "InshaAllah tante, kami akan berusaha semampu kami untuk mencari tau tentang kasus ini."

Yasmeen menggengam tangan wanita paruh baya tersebut, seolah memberikan keyakinan bahwa ini akan segera menemukan jalan keluar. Sedangkan ibu Olivia tersenyum menganggapi hal itu dengan air mata yang terdapat di pipinya.

"Kalau begitu, bisa kita mulai tante?" Tanya Arjuna.

Ibu Olivia mengangguk. "Perlenalkan nama tante, Odivia Sari. Tante seorang single parents. Oliva adalah anak semata wayang tante. Olivia kekuatan tante. Tante tau kelakuan Olivia di luar rumah maupun di sekolah. Dia suka membuly dan dia sering keluar masuk club. Tapi, itu tidak akan mengahapus rasa sayang tente padanya."

Olivia Putri, dia memang dikenal dengan kelakuan jahannamnya di sekolah dan tak sedikit yang tau bahwa dia juga sering keluar masuk dari tempat haram tersebut. Tapi sebagai seorang anak dia sempurna itu menurut Odivia Sari ibunya.

"Olivia adalah anak yang sempurna untuk tante, dia adalah anugerah. Hingga suatu malam Olivia tidak pulang kerumah, dan ponselnyapun tidak bisa di hubungi. Saya berusaha menghubungi salah satu temannya namanya Nina."

"Tunggu, maksud tante Nina Anandara?" Odivia mengangguk membenarkan.

"Kenapa?"

"Tante, Nina udah meninggal. Dia meninggal sebulan setelah meninggalnya Olivia anak tante." Odivia syok, bagaimana bisa ini terjadi?

"Iya tente, mayat Nina ditemukan di ruang musik. Dia gantung diri, dia...bunuh diri."

Odivia tidak percaya akan ini, Nina sangat dekat dengan anaknya. Dan dia sudah menganggap Nina seperti anaknya sendiri. Nina memang anak yatim piatu, tapi dia memiliki warisan dari orang tuanya. Bisa dibilang kehidupannya berkecukupan mungkin lebih dari cukup.

"Bagaimana bisa, tante nggak tau hal ini? Nina juga ikut ninggalin tante. Hiks."

Sungguh dia tidak percaya Nina yang sudah dia anggap sebagai putrinya sendiri juga pergi dan dia tidak tau hal ini. Dia berfikir bahwa Nina masih ada, dia mengira Nina sudah lulus dan sedang belajar di luar negeri. Karena itu keinginannya. Tapi tak disangka ternyata Nina juga ikut menyusul Olivia anaknya.

"Malam itu, Nina bilang Olivia tidak bersamanya. Nina tidak ikut ke Club malam itu. Ya saya tau Nina memang sering ke Club bersama Olivia. Sampai pagi Olivia belum juga pulang, dan saat itu ada yang menghubungi tante bahwa mayat Olivia ditemuin didekat jalan yang memang jarang di lalui orang."

"Jadi tante mohon sama kalian, cari siapa dalang dari semua ini. Tante mohon keadilan untuk Olivia dan Nina." Yasmeen dan Arjuna mengangguk.

"Iya tante, kami akan berusaha. Percaya sama kami." Ucap Yasmeen meyakinkan. Akhirnya mereka berdua pun pamit.

Flashback off

Mereka semua terdiam setelah mendengarkan penjelasan dari Yasmeen dan Arjuna. Ternyata Nina salah satu siswi yang ditemukan gantung diri di ruang musik memiliki hubungan yang baik dengan Olivia Putri yang merupakan korban dalam kasus ini.

"Gue dan Arjuna juga sempet kerumah Nina dan ternyata rumahnya udah nggak bisa di masukin. Rumah Nina udah nggak berpenghuni." Ucap Yasmeen.

"Kita harus masuk kerumahnya." Semua kaget mendengar ucapan Alta.

"Lo gila Al?" Tanya Seina. Alta menggeleng polos.

"Astaga kak, kita nggak boleh sembarang masuk kerumah orang."

"Kenapa? Toh rumah itu juga udah nggak ada yang tempatin. Jadi, kita bisa cari tau tentang Nina dari sana. Karena gue yakin Nina nggak akan bunuh diri." Semua mengangguk, itu benar mereka curiga Nina juga salah satu korban pembunuh berantai itu.

"Alta benar, kita harus kerumah Nina." Louis menyetujui rencana Alta.

"Kapan?"

"Malam ini."

"Apapun itu kalian harus hati-hati." Pak Rian memberi peringatan.

"Gue yakin Nina tau sesuatu tentang kematian Olivia." Batin salah satu dari mereka.

*****

Hai hihi, aku up lagi. Jangan lupa vote ya☺️

Alta New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang