22. Rumah Nina

444 34 11
                                    

Hey yoo i'm back hihi❤️🤣
Happy Reading🤍

*****

Disini lah mereka semua minus pak Rian. Karena Pak Rian mempercayakan semua ini pada mereka. Lagi pula Pak Rian juga masih memiliki kasus yang  sama pentingnya dan tidak boleh dia tinggalkan begitu saja.

"Gimana kita masuknya?" Arjuna bertanya. Mereka menggunakan pakaian serba hitam dengan masker yang menutupi wajah mereka.

"Kita manjat." Ucap Alta. Mereka semua berada di belakang rumah Nina dengan tembok yang menjadi penghalang.

"Sesuai rencana. Wisya, Wisma kalian tunggu di sini. Jaga-jaga, kalau kita nggak kembali lebih dari 2 jam. Kalian cepat hubungi Pak Rian. Mengerti?" 2 W mengangguk.

"Sebelum itu bantu kita manjat tembok ini dulu."

2 W membantu mereka memanjat tembok yang lumayan tinggi itu. Saat semua sudah memanjat 2 W kembali ke mobil yang di parkir agak jauh dari rumah Nina. Mereka memilih menunggu di mobil.

*****

Sekarang kita beralih kepada Alta, Louis, Daffa, Arjuna, Delian, Seina dan Yasmeen. Saat ini mereka sudah berhasil memasuki rumah Nina, lewat jendela yang di rusak sehingga memudahkan mereka untuk masuk kedalam. Rumah Nina berlantai tiga.

"Sekarang kita pencar. Gue dan Alta lantai tiga, Daffa dan Seina kalian berdua lantai 2 dan sisanya kalian bertiga lantai dasar. Cari apapun tentang Nina." Titah Louis.

Mereka semua mengangguk. Mereka mulai berpencar. Louis, Daffa, Alta dan Seina mulai menaiki anak tangga satu persatu.

Sedangkan Delian, Arjuna dan Yasmeen mulai berjalan menyusuri lantai dasar yang sangat luas menurut mereka tentu dengan bermodal senter, karena disini sangat gelap.

"Eh lihat." Arjuna dan Delian mendekati Yasmeen.

"Lihat ini foto keluarga Nina." Mereka berdiri di sebuah figura besar yang terpajang di tembok. Di sana terdapat dua orang paru baya laki-laki dan perempuan mengapit seorang gadis yaitu Nina.

"Tapi kalian, nggak bingung gimana bisa Nina tinggal sendiri di rumah sebesar ini. Apa Nina nggak punya pembantu atau satpam gitu?"

Mereka saling menatap, yang dikatakan Delian benar. Sulit di percaya jika Nina cuma tinggal sendiri di rumah sebesar ini dan tanpa penjaga.

"Udah kita lanjut aja, soal itu jangan dipikirin dulu. Ayo cepat, keburu larut malam."

Dan mereka mulai menyusuri semua ruangan yang ada di lantai dasar tersebut.

*****

"Ingat kalian harus tetap hati-hati." Louis, Daffa, Alta dan Seina sudah sampai di lantai dua.

Daffa dan Seina mengangguk mengerti. Setelahnya Louis dan Alta berlalu menaiki lantai tiga.

"Kita mulai dari mana Daf?" Tanya Seina. Alih-alih menjawab Daffa hanya menunjuk dengan dagu. Dan sukses membuat Seina geram di buatnya.

"Ya Allah, Dapa lo bisa bicara nggak sih? Ini lagi keadaan darurat. Lo bisa kerjasama nggak sih?!" Kesal Seina.

"Huh, ok fine. Kita mulai kearah sini." Seina memilih mengalah dari tembok berjalan seperti Daffa ini.

Seina memimpin jalan dengan senter. Mereka banyak menjumpai pintu, entah itu pintu kamar atau pintu toilet

"Kita cari kamar Nina, mungkin kita bisa dapat petunjuk." Daffa mengangguk setuju.

Seina dan Daffa membuka satu persatu pintu kamar yang untungnya tidak terkunci.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alta New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang