2. Rumah Sakit

1.6K 118 0
                                    

Di sebuah ruangan VIP di rumah sakit ada seorang perempuan yang terbaring di atas brankar dengan keadaan yang tidak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah ruangan VIP di rumah sakit ada seorang perempuan yang terbaring di atas brankar dengan keadaan yang tidak sadarkan diri.

"Eungg" lenguhnya. Seorang suster yang sedang berjaga tersentak dan langsung keluar mencari dokter.

"DOKTER PASIEN SUDAH SADAR" teriaknya. Mendengar teriakan itu semua orang yang ada di depan ruangan itu langsung berlari masuk.

Tidak lama setelahnya seorang Dokter juga masuk memeriksa keadaan pasien itu.

"Dokter gimana keadaan anak saya?" Tanya pria paru baya terkesan buru-buru yang di yakini adalah ayah dari perempuan tadi.

Dokter membalikkan badan dan menatap ketiga orang yang berdiri di depannya seraya berucap "Pasien sudah melewati masa kritisnya dan sekarang lebih baik dia beristirahat" mendengar itu ketiga orang itu bernapas lega. "Kalo begitu saya permisi dulu" pamit dokter itu dan berlalu bersama suster tadi.

Ketiga orang itu langsung merapat ke brankar dengan raut wajah khawatir untuk melihat lebih dekat bagaimana kondisi Tasya dan ketiga orang tersebut adalah Ayah, Bunda dan adik dari Tasya.

"Hiks kak cepat sembuh, aku janji bakal nurutin maunya kakak" ucap seorang gadis yang berada di samping brankar Tasya yang bernama Wisya.

"Udah ya sayang kita doa aja semoga kakak bisa cepat sembuh" timpal wanita paru baya yang merupakan Bunda dari Tasya dan Wisya, sambil mengusap bahunya tapi tidak urung ada kekhwatiran dari raut wajahnya dan di angguki oleh sang Ayah berharap bisa membuat Wisya merasa sedikit tenang.

"A-ir" saat membuka mata Tasya langsung meminta air.

Bunda langsung saja membantu Tasya untuk duduk bersandar lalu mengambil air di atas nakas dan memberikan minum kepada Tasya. Tasya masih belum sadar penuh, setelah minum dia mulai menatap sekeliling dimana dia berada di ruangan dengan nuansa putih tidak lupa bau obat-obatan yang memasuki penciumannya.

Saat asik mengamati tempat dia baru sadar bahwa di depannya terdapat tiga orang yang sedari tadi mengamatinya dengan mimik wajah khawatir.

"Saya ada dimana?" Tanyanya sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing.

Dia tidak sadar bahwa pertanyaan tadi membuat ketiga orang yang tadi sudah khawatir malah tambah khawatir tapi kali ini ditambah raut terkejutnya.

"Kak ini bunda, kamu kenapa sayang?" Dengan raut cemas bunda bertanya.

Bunda? Ini siapa sih? Sok kenal banget batinnya kebingungan.

Saat ingin kembali menyahut Tasya langsung berteriak "Aakhhh" sambil memegang kepalanya karena terasa sangat menyakitkan. Ada memori-memori asing yang meminta masuk kedalam kepalanya berputar seperti kaset rusak dengan cepat.

"Yah cepat panggil Dokter! Aku takut kakak kenapa-napa!" Seru Wisya.

Langsung saja Ayah berlari keluar dengan tergesa-gesa saking paniknya sampai lupa bahwa di samping brankar tempat tidur ada tombol yang dapat dipencet.

Setelah beberapa saat Dokter pun datang dan langsung memeriksa keadaan Tasya.

"Gimana Dokter?" Tanya Ayah.

Setelah selesai memeriksa Dokter tersebut berbalik "Mungkin anak anda masih sedikit syok, dia hanya butuh istirahat" jawab Dokter itu karena dia tidak mungkin mengatakan bahwa pasien kemungkinan hilang ingatan karena pasien luka di perutnya bukan kepala dan berlalu dari sana.

"Kak Tasya nggak pa-pa?" Tanya Wisya dan dibalas anggukan oleh Tasya.

Jadi gue trasmigrasi ketubuh ALTASYA MELISA DIXON? WHATT?! Seorang Queen Bulying? Caper sana sini? Tapi nggak pa-pa. Lo tenang aja gue akan ubah pandangan orang-orang terhadap lo Tasya karena gue adalah Alta. Batin Alta.

Ya dia Alta Aurbey Devision seorang yang kejam memiliki musuh dimana-mana karena di merupakan ketua dari Gengster yang terkenal kejam yaitu Black shadow.

"Emm sayang kamu udah enakan?" Pertanyaan itu membuat Alta langsung menengok saat mendengar Bunda Tasya bertanya padanya.

"Eh- iya tan-emm Bunda Alta udah nggak papa kok" jawaban Alta membuat ketiga orang itu sedikit terkejut.

Melihat itu Alta pun mengerti "Emm Bun yah dek boleh nggak nama panggilanku jadi Alta aja? Kan itu juga nama depan aku?" Ucapnya sambil nyengir-nyengir tidak jelas.

"Loh kenapa?" Tanya Ayah yang sedari tadi diam.

"Aku mau berubah, aku mau jadi pribadi yang lebih baik lagi, aku nggak mau membully lagi aku nggak mau lagi bikin masalah yang akan buat kalian malu" ucapnya dengan tenang.

Setelah beberapa detik keheningan melanda dalam ruangan itu. Tapi itu tidak lama karena tubuh Alta langsung mendapat pelukan hangat dari adik Tasya yang sangat Tasya sayangi.

"Aku seneng kakak mau berubah, akhirnya setelah sekian abad kak" ucap Wisya yang disambut tawa oleh semua orang. Wisya pun melepas pelukannya.

"Yaudah kalau itu keputusan kamu, kami turut bahagia mendengarnya" ucap Bunda terharu, karena anaknya ingin berubah jadi lebih baik lagi.

"Kalau begitu kamu istirahat aja yah biar cepat sembuh" perintah Ayah.

"Ok yah" seru Alta dengan gaya hormat sangat menggemaskan dimata mereka.

"Iih aku kok gemes ya sama kakak"  ucap Wisya sambil mencubit pipi Alta dan di sambut tawa bahagia oleh semuanya.

Ok mari kita mulai berpetualang di kehidupan kedua hahahha batin Alta.

Setelah itu semua kembali ke sofa untuk duduk dan mungkin sedikit istirahat karena mereka sangat kelelehan itu terlihat jelas di wajah mereka. Tapi ada sedikit kelegaan bahwa Alta baik-baik saja.

****
Jangan lupa vote yaa🙂
See you❤️

Alta New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang