08

9K 684 3
                                    

Sebenarnya Taeyong tidak sepenuhnya mengerti maksud sandi dan tiga atau empat angka? Apa maksudnya itu?

Tapi Taeyong sangat malas bertanya. Takut terlihat bodoh di mata Jaehyun

Jaehyun terus membolak balikan halaman buku itu; jari telunjuknya menunjuk dengan teliti satu persatu angka yang ditulis tangan di buku tersebut

"Hanya tiga angka untuk sandi di lemari itu. Dan kau liat sandi sandi yang tertulis tangan di buku ini?  Hanya Ada dua sandi yang berisi tiga angka bukan? Dari semua sandi tertulis ini, aku mengingat dua sandi ya hanya dua sandi yang berisi tiga angka yang aku ingat- " Jaehyun menghentikan penjelasannya. Ia menjeda untuk menghirup nafas lebih dulu

"Dan aku mencobanya tapi tidak cocok dengan lemari tersebut. Kau tau di rumahmu banyak barang yang terkunci menggunakan sandi? Ya, Donghae mencatat semua sandinya disini tanpa rahasia apapun tapi ternyata ada satu yang tidak dituliskan"

Taeyong menghela nafas. Ia tau pasti isi dari lemari itu tidak terlalu penting tapi bisa saja menjadi clue

"Kau benar benar tidak tau?" Jaehyun berusaha memastikan. Takut Taeyong tau tapi berusaha menutupi

Taeyong menggeleng, "untuk apa aku berbohong?" Tanyanya kembali

Jaehyun hampir frustasi. Ingin sekali cepat cepat menyelesaikan kasus ini dan menikah dengan Taeyong.

"Berapa tanggal lahirmu?" Tanya Jaehyun. Siapa tau itu bisa membantu memecahkan sandi lemari Donghae

"Satu"

Jaehyun mengangguk. "Baekhyun?" Tanya Jaehyun lagi

"Enam"

Jaehyun menggeleng. Angka kelahiran Baekhyun dan Taeyong sama sama satu angka. "Paman Donghae?" Tanya Jaehyun lagi. Wajahnya terlihat sangat serius

"Lima belas"

Ah sial. Donghae dua angka yang artinya jika digabungkan ketiganya menjadi empat angka sedangkan sandi lemari Donghae berisi tiga angka

"Ibumu?" Tanya Jaehyun dan pria Lee itu menjawab; dua puluh enam yang artinya sama saja dua angka dengan Donghae dan itu tidak memungkinkan

"Dua puluh enam dibagi dua? Tiga belas─"

"191" Jaehyun menjawab pertanyaannya sendiri

Taeyong tercengang, bibirnya terbuka; merasa heran dengan cara perhitungan matematika detektif Jung di depannya ini. "Hei hei kau tidak lulus sd atau bagaimana? Hasilnya lebih banyak dibanding pembagi!! Kembali saja sana ke taman kanak kanak!"

"Baekhyun lebih terbuka dengan paman Jaejoong bukan? Sedangkan kau pada Donghae?" Tanya Jaehyun dan sang lawan bicara hanya mengangguk membenarkan

"Dua puluh enam dibagi dua?" Tanya Jaehyun dan Taeyong menjawab tiga belas. Jaehyun mengangguk dan mulai berbicara lagi "tanggal lahir Baekhyun hyung?"

"Enam"

"Aku menggabungkan hasil bagi paman Jaejoong dan Baekhyun. Artinya tiga belas ditambah enam, sembilan belas bukan? Digabungkan dengan tanggal lahirmu tapi tidak ditambahkan. Dan hasilnya 191. Dan untuk pembagian, aku membagi dua karena anak paman Jaejoong dua bukan?"

Taeyong melongo tak percaya. Oh sialan darimana Jaehyun dapat teori itu?! Taeyong saja tidak berfikir sampai kesana

"Kenapa harus ibu?" Tanya Taeyong

Jaehyun tersenyum sebelum membalas pertanyaan Taeyong. "Lemari itu milik paman Donghae. Dan paman Donghae mencari sandi teori berdasarkan orang yang dia cintai.."

"Bagaimana bisa kau berfikir sampai kesana?" Tanya Taeyong lagi. Karena sungguh bagaimana bisa Jaehyun memikirkan teori angka seperti itu

"Aku menyukai teori angka dan ayahmu juga. Kurang lebih aku dan ayahmu selalu seperti itu jika membuat sandi sandi" Jaehyun menjelaskan sambil berjalan ntah kemana yang pasti Taeyong hanya mengintili dari belakang sambil mendengarkan cerita dari pria Jung itu

Taeyong mengangguk angguk. Ia jadi punya inspirasi jika ingin membuat sandi nantinya dan tidak akan ada yang bisa menebak!

"Kau duduk disana. Aku ingin mencari sandi lain takut sandi 191 itu salah" titah Jaehyun menyuruh Taeyong untuk duduk saja biar Jaehyun yang melakukannya

Takut Taeyong pegal dan kelelahan

Sedangkan yang diperintah untuk duduk justru menggeleng. "Aku ingin bertanya banyak. Boleh?"

Bagaimana Jaehyun? Apa kau bisa menolaknya?

"Satu pertanyaan. Yang lain nanti saja"

"Apa itu benar benar sandi ayah? Bagaimana mungkin sebanyak itu. Di rumahku tidak sebanyak itu barang barang bersandi" tanyanya. Taeyong sedikit melirik ke atas supaya melihat wajah Jaehyun dengan jelas

Jaehyun terkekeh pelan, ternyata Taeyong tidak semudah itu untuk dibohongi.

"Tidak juga. Sebenarnya dulu aku dan paman Donghae iseng membuat sandi dan aku pikir salah satu dari sandi sandi ini bisa membuka lemari itu ternyata tidak.. jadi aku memikirkan sendiri"

Taeyong mengangguk paham. Pria manis itu kemudian pergi meninggalkan Jaehyun untuk duduk karena kakinya pegal tapi ia lebih penasaran dengan pertanyaan

"Cepat. Aku ingin bertanya banyak"

Jaehyun hanya menjawab 'ya' kemudian mengambil buku dan pena untuk mencoret coret lembaran kertas dari buku di genggamannya itu


***

Setelah acara per-sandian itu selesai. Mereka memutuskan kembali ke rumah Taeyong dan setelah sampai Jaehyun buru buru menuju kamar Donghae. Jaehyun mendapatkan enam sandi yang berguna untuk mencocokkan dengan lemari Donghae nanti

191
166
211
321
276
417

Taeyong yang tau Jaehyun mendapat enam sandi pun heboh dan selalu bertanya pertanyaan darimana dapatnya

"Menurutmu? hitung saja sendiri. Kau bisa bertanya jika benar benar tidak mengerti-"

"Aku tidak mengerti" Taeyong langsung menunjuk tangan dengan tinggi

"Nanti saja ya. Setelah sandi sandi ini.."

Taeyong akhirnya mengerti dan mengangguk. Ia mengikuti Jaehyun dari belakang menuju kamar Donghae

Jaehyun kemudian berlari ke kamar Donghae diikuti Taeyong dari belakang. Ia sudah membawa buku dan pulpen untuk mencatat dan jangan lupakan pistol untuk berjaga jaga

Jaehyun mulai menyentuh lemari seperti besi itu dan memasukkan satu persatu dari enam sandi

Dan disini Taeyong, duduk di ranjang Donghae sambil mengayun anyunkan kakinya. Berharap salah satu dari sandi yang Jaehyun pikirkan itu benar

"Tiga sandi salah.." Jaehyun terlihat pasrah karena sudah tiga sandi ia coba dan tidak ada yang benar

"Ayo Jaehyun.. masih ada tiga"

Jaehyun kemudian menyentuh lagi lemari besi itu dan mulai ia cocokan dengan tiga sandi tersisa

"321.. aghh lagi" Jaehyun sedikit kesal karena sisa dua harapannya. "276.. shh shit!" Jaehyun nampak frustasi sekarang. Hanya satu sandi yang belum ia cocokan artinya jika salah lagi maka harus berfikir lagi

Taeyong yang melihat itu ikut menghela nafas. "Ayo Jaehyun! Satu lagi"

Jari Jaehyun mulai memutar angka angka beracakan yang berada di pintu lemari Donghae; tangan Jaehyun perlahan menekan angka empat, kemudian satu dan tujuh

"417! Sialan!!" Jaehyun melayangkan tinjuan pada udara. Hampir saja kakinya menendang lemari Donghae! Jika itu sampai terjadi pasti Taeyong menilai Jaehyun orang yang kasar

"Tidak apa.. pasti ada jalan keluarnya nanti"













TBC

[✓] Mr.Jay - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang