10

9.3K 649 6
                                    

Pagi pagi sekali Jaehyun datang ke kamar Taeyong melewati jendela yang tadi malam dibuka Taeyong tapi tidak ditutup. Jaehyun mengira ada maling yang menyelinap

"Bangun! Bangun!" Jaehyun langsung menepuk pelan wajah Taeyong, tapi untuk Ten; Jaehyun menepuknya super keras agar pria Thailand centil itu segera bangun

Merasa terganggu, Taeyong kemudian membuka matanya perlahan. Ia terkejut dengan keberadaan Jaehyun yang tak diundang tersebut

"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!" Taeyong berteriak karena terkejut dengan pemandangan buruknya di pagi hari

"Membangunkanmu."

Taeyong memutar bola matanya, "untuk apa? Aku bisa bangun sendiri nanti."

"Aku merindukanmu"

"Cih. Tadi malam siapa suruh pulang?"

Jaehyun tersenyum miring, "aah. Kau mau ditemani ya??" Tanyanya berusaha menggoda Taeyong. Pria Jung itu menaik turunkan alisnya

Taeyong langsung menggeleng heboh. "Kau gila ya?! Ada Ten yang menemaniku. Aku tidak membutuhkanmu" jawabnya acuh

Jaehyun hanya mengedikkan bahu, ia kemudian beralih pada Ten. "Bangun bangun Ten! Kau punya rumah tidak?" Jaehyun terus memukul wajah Ten. Mulai dari kepala, pipi dan mulut tapi sialnya pria Thailand itu tak kunjung bangun

"Jangan! Biarkan saja dia tidur. Nanti dia akan ikut menyelidiki kasus ayah"

Sang detektif melongo, merasa tidak terima "Tidak!"

Taeyong juga merasa tidak terima. Apa salahnya jika temannya itu ikut membantu menyelidiki? Siapa tau Ten pintar dalam kasus seperti ini kan? Yah tapi masalahnya Jung Jaehyun itu tidak mau ada orang lain yang membantu selain Siwon dan Taeyong


"Tidak. Boleh. Ada. Yang. Ikut. Membantu. Masalah. Ini. Selain. Kau. Aku. Dan paman Siwon." Jaehyun menekan tiap katanya berusaha memperingati Taeyong untuk tidak seenaknya membawa orang lain dalam kasus seperti ini

"Kenapa?!"

Jaehyun menghela nafas kesal. Masih bertanya mengapa? Huh untung saja pria di depannya ini cantik indah imut lucu manis dan menggemaskan! Jika tidak sudah Jaehyun bunuh menggunakan pistol yang diberikan Siwon.


"Ikut aku!" Jaehyun menarik Taeyong menuju keluar kamar. "Listen me, tidak bisa sembarangan orang ikut dalam kasus ini sayang.. bagaimana jika dia mata mata? Atau dia diutus orang untuk menguping rencana kita? Tidak semua orang bisa kau percaya bahkan untuk sahabat atau hyungmu sendiri.."


Jaehyun mengusak surai rambut Taeyong dengan gemas. "Jangan diulangi ya.. jangan sembarangan membocorkan rencana kita pada siapapun." Sang lawan bicara itu mengangguk kemudian menepis tangan Jaehyun

"Aku menyayangimu.. aku mencintaimu. Jangan sampai terluka ya. Aku akan selalu menjagamu semampuku dan tolong jaga dirimu saat kita sedang berjauhan.." Jaehyun bergumam dengan tulus. Tatapannya dalam; seperti memuja keindahan makhluk di depannya itu

"Aku sudah besar, jika kau lupa dan jangan menatapku seperti itu."

"Kau kecil. Dari awal pun paman Donghae selalu bercerita tentangmu dan aku menganbil kesimpulannya kau kecil. Paman Donghae juga menitipkanmu padaku." Jaehyun tertawa sebagai jeda ucapannya, kemudian ia melanjutkan ceritanya "bahkan jika nanti kau sudah bersama orang lain, kau masih tetap tanggung jawabku dan aku akan selalu menjagamu"

Taeyong menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bingung harus menjawab apa? Antara tersentuh, kesal karena diperlakukan seperti anak kecil dan sedikit jijik karena Jaehyun yang berkata akan selalu menjaganya

[✓] Mr.Jay - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang