Sebenarnya Elena sangat bingung dengan kasus ini. Maksudnya; semua teka teki yang Jaehyun ceritakan sama sekali tidak jelas, tidak masuk akal. Baru kali ini Jaehyun lambat dalam menangani kasus, biasanya detektif Jung itu cerdas dan cepat. Apa karena Taeyong?
Sepertinya Taeyong yang membuat Jaehyun tidak memfokuskan dirinya pada kasus Donghae, justru Taeyong yang menjadi titik fokus Jaehyun dan itulah sebabnya Jaehyun sangat lambat
"Tidak masuk akal." Ucap Elena
"Apa?" Tanya Jaehyun, pria itu menatap Elena teman kecilnya dulu. Gadis itu semakin cantik saja, ah apa Elena sudah bisa lebih fokus pada suatu kasus? Atau tetap bermain seperti dulu? Ntahlah
"Ini semua tidak masuk akal, autopsi sok tau itu berkata; pria dominan yang melakukan atau kemungkinan besar─"
"Kemungkinan besar.. itu artinya ada kemungkinan kecil yang walaupun hanya kemungkinan kecil, itu bisa saja terjadi."
"Lalu mengapa Baekhyun yang tertangkap? Aku pikir, Baekhyun tidak terlalu bertenaga sampai menusuk ayahnya dengan luka sedalam itu.."
Jaehyun memijit pangkal hidungnya, "itu yang masih aku selidiki.. saksi memberikan bukti Baekhyun pelakunya, tapi kepolisian tidak memberitahu siapa dia karena saksi ingin identitasnya dirahasiakan."
"Lalu?"
"Lalu.. hasil autopsi itu tidak benar kan? Mungkin mereka mengira, Taeyong dan Baekhyun laki laki yang lemah dan tidak mungkin menusuk badan seseorang sampai sedalam itu. Karena tusukannya lumayan dalam dan menusuknya kira kira dibutuhkan tenaga yang kuat sampai dokter autopsi berkata kemungkinan besar pria dominan yang melakukannya."
Elena mengangguk, baiklah sampai sini mungkin ia paham dengan pemikiran Jaehyun. "Baiklah. Lupakan tentang autopsi sok tau itu. Lalu sekarang ada berapa petunjuk yang kau temukan tapi belum dipecahkan?" Tanya Elena
Taeyong sedari tadi menyimak, ia duduk tenang di samping kekasihnya. Ia mengangguk seperti anak kecil jika ia mengerti alur pembicaraan dan menggeleng jika tidak mengerti alurnya
"Pertama, paman Donghae mempunyai lemari hampir mirip dengan brankas namun terkunci, sandinya hanya tiga digit. Kedua, Baekhyun seperti orang bisu jika ditanya dan ia memberikan surat─"
Jaehyun menoleh pada Taeyong, terakhir Taeyong yang memegang surat dari Baekhyun saat dimobil. "Kau masih memegang surat itu?"
Taeyong mengangguk dan mulai merogoh saku celananya, "ini"
Jaehyun langsung menerima surat itu, dan ia membukanya. Sejujurnya, Jaehyun juga tidak tau apa isi surat tersebut karena belum sempat untuk membukanya. Jadi ia baru bisa membukanya sekarang. Sepertinya Taeyong juga belum sempat membaca
"Apa itu?" Elena langsung mendekat pada Jaehyun saat sang detektif Jung mulai membuka surat kecil pemberian Baekhyun tadi
"Hai adik mungilku.. maafkan aku ya. Maaf untuk semuanya.. maaf karena aku selalu meninggalkanmu akhir akhir ini. Maaf karena dulu selalu merebut mobil mobilanmu hahaha mobil mobilanmu lebih keren dulu. Aku iri.."
"Kau tau? Akhir akhir ini, aku tidak bisa tidur tenang. Ayah selalu menghampiriku dalam mimpi. Kau tau? Ayah selalu menangis dalam mimpiku.. ada apa ya? Aahh dan kau tau? Chanyeol selalu manja padaku sebelum aku terkurung di sel ini, katanya ia mempunyai firasat buruk tentangku itulah sebabnya Chanyeol selalu melarangku untuk keluar dan selalu menyuruhku diam di rumahnya saja. Huh benar saja saat aku keluar, aku dikurung kembali namun kali ini bukan Chanyeol yang mengurungku tapi kepolisian.."
"Chanyeol selalu mengunjungiku saat waktu kunjung tiba. Terkadang dia memaksa untuk masuk ke lapas ini padahal bukan waktu kunjung. Dia bahkan menunggu tiga jam sebelum lapas dibuka, dia menunggu di depan sana. Kasian sekali dia mempunyai kekasih tahanan sepertiku"
"Maaf.. aku tidak bisa berbicara saat kalian berkunjung. Terimakasih sudah berkunjung. Aku tidak bisa berbicara karena suatu hal. Maaf ya mengecewakan kalian.."
"I love u'all.
BUT. The devil boy, hft. I hate you now and forever.. fuck you."Jaehyun melipat kembali kertasnya saat ia selesai membaca paragraf terakhir. Ia meletakkan surat tersebut dan mengelus punggung Taeyong, "tidak apa? Baekhyun hyung mau terbuka pada kita setidaknya kan?"
Taeyong mengangguk, ia sudah lelah menangis. Masalahnya tidak akan selesai jika ia terus memangis. Taeyong itu kuat.
"Kalian berpacaran?" Tanya Elena penasaran.
"Ya!─"
"Tidak! Kami tidak berpacaran." Sangkal Taeyong
Elena mengernyit. Jadi siapa yang benar? Mereka sepasang kekasih atau tidak? Tapi tidak mungkin jika Jaehyun penyuka sesama jenis. Mustahil
"Baiklah.. kita lanjutkan kasus ini terlebih dahulu."
"Artinya lagi lagi kita mendapatkan petunjuk. Kau bisa membantuku? Kau pecahkan sandi tiga digit paman Donghae. Dan kalimat Baekhyun hyung pada suratnya pasti sebuah clue, aku akan memecahkan itu." Jaehyun menjelaskan sambil tangannya mengelus punggung Taeyong, padahal pria cantik disampingnya itu baik baik saja
Elena mengangguk. "Sebelum kau menemukan lemari seperti brankas itu, apa lagi yang kau temukan??"
"Sebuah surat, paman Donghae bilang ia bunuh diri padahal luka tusuk di badannya cukup dalam. Ia bisa membunuh diri menggunakan cara lain kan? Selain itu, suratnya hanya permohonan maaf paman Donghae pada anak anaknya. Kalimat terakhir ada Taeyong, Baekhyun im sorry. Taeyong dan Baekhyun ditulis dengan huruf kapital."
Elena menganggukan kepalanya. Ia akan berusaha mencari sandi tiga digit itu dengan pemikirannya sendiri. Yah semoga saja itu berhasil
"Eum. Taeyong?" Panggil Elena pada pada pria menggemaskan bernama Taeyong itu.
"Ya?"
"Aku menginap disini, dirumahmu kan? Boleh kan?" Tanya Elena memastikan. Karena jika dirinya pulang balik pulang balik dari rumah Taeyong ke kantor atau rumahnya; itu lumayan jauh jaraknya.
"Ya. Tentu saja."
"Terimakasih. Hngg Jaehyun? Boleh kau menemaniku tidur?" Dulu Jaehyun sangat seneng tidur bersama dirinya. Jaehyun selalu menawarkan diri untuk tidur bersama dan Elena jelas menerima. Apa Jaehyun masih mengingat itu? Dulu Jaehyun selalu merengek jika Elena memilih tidur seorang diri, menggemaskan.
Jaehyun bukan pria bodoh yang tidak tegas dan selalu mengiyakan ajakan perempuan tanpa memikirkan kekasihnya. Ia mencintai Taeyong dan seterusnya akan seperti itu. Ia harus menjaga perasaan Taeyong
"Maaf, Aku tidak bisa. Kau tidur sendiri saja. Aku akan tidur bersama Taeyong nanti.."
Taeyong lagi? Ah okey.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Mr.Jay - Jaeyong
Fanfiction[BxB] [Mpreg] [Mature🔞] Taeyong tidak mengerti dengan takdir menyedihkannya dan kedatangan detektif Jung Jaehyun ke dalam hidupnya. -Boys Love. -Don't read if you don't like it. -No plagiarisme!