12 | Kita Masih Cemburu

413 20 0
                                    

Suara mesin motor yang diputar berulang-ulang akhirnya terhenti kala Egi merasa self-service motornya selesai untuk hari ini. Cowok itu bangkit dari jok, melepas sarung tangan yang dilengketi oli dan pelicin lalu menenggak air dingin dari kulkas mini di sebelah garasi. Rumah dua tingkat ini sebenarnya rumah yang orang tua Saga sediakan agar anak itu mandiri. Walau akan dipakai saat Saga kuliah, cowok itu lebih memilih menjadikannya tempat ngumpul bareng temen-temennya. Kalau di sekolah hanya ada beberapa cowok termasuk Egi, maka saat di sini, ada lebih banyak anak motor dari sekolah lain. Cuma karena belum tengah malam, matahari juga masih nyempil di atas sana, hanya ada Egi dan Reo yang menemani Saga. Ah, Egi belum lupa kenakalan dua cowok ini pada siswi baru yang berakhir pertengkaran rumitnya dengan Adel. Sial, jadi ingat lagi, 'kan!

Sofa abu-abu di ruang tamu Saga berderit saat Egi mengempaskan tubuhnya ke sana. Cowok itu menarik dua lembar tisu yang tergeletak di meja lalu menghapus titik-titik keringat yang nyempil di kening. Sambil bersandar di sandaran sofa, dengan lengan menutupi wajah, Egi menutup mata. Terdiam dengan batang hidung berkerut-kerut sebab berbagai pikiran tak henti merajam kepalanya.

Egi pusing hari ini.

Sehabis mengantar Tesya dan memastikan cewek itu tidak kehabisan pembalut juga Kiranti kemarin, Egi langsung ke sini. Mengetes ketangkasan motornya untuk digunakan membalap seperti kegiatannya selama ini. Walau tak urung, malam itu, Egi tak ikut tertawa saat Saga membuat lelucon dengan ucapan sarkastik saat mengejek yang lain. Ada kerak yang mengganjal dadanya sampai fokus pun Egi tetap terbayang wajah Adel.

Namun anehnya, Egi tetap menang balapan. Seperti biasa, teman-teman somplaknya akan heboh dan merayakannya dengan begadang hingga pagi ditemani makanan junkfood bahkan bir yang amat mudah didapat karena ada satu-dua dari mereka yang sudah dewasa. Kalau biasanya Egi akan menenggak dua sampai tiga kaleng bir dalam beberapa jam, malamnya, Egi justru memilih diam dan menghabiskan sisa batang rokok yang tersisa di kotak dengan mulut terkunci. Tampak tak terusik akan kegaduhan yang jelas sangat ribut karena Saga selalu bisa menaikkan suasana.

Dan itu belum hilang sampai sekarang.

Reo melirik Egi kala hening menyergap keduanya. Dari tadi Reo sibuk membalas chat para cewek yang berhasil masuk dalam perangkapnya sambil menyeringai saat ada yang mengirim PAP dada bahkan foto telanjang untuknya. Sesekali dia menyipit, merasa terganggu pada satu-dua cewek yang terlalu culun dan sok mengaturnya lantas menekan opsi blokir tanpa pikir panjang. Saat Reo sibuk meladeni kenakalan gadis liar di ponselnya, salah satu chat masuk.

"Gi, lo jomlo, 'kan, sekarang? Mau gue kenalin ke cewek nggak?" tawarnya santai, menoleh ke arah Egi yang sibuk mengubah cara duduknya agar lebih nyaman. Ngantuk elah!

"Kalo buat sekarang sih .. iya," jawabnya sambil menggumam. Terdengar tidak yakin, bahkan terlalu kecil sampai Reo mesti memperjelas pendengaran agar tak diejek budek.

"Ada cewek yang lagi lo gebet apa gimana? Nih ada satu yang nyari gandengan, seksi cuy! DP WAnya aja mamerin belahan. Lo mau nggak?" Reo menunjukkan display picture setelah menekan bulatan di WhatsApp cewek itu.

Egi melihatnya, tapi bukannya tertarik, dia justru menghela napas dan kembali menimpa mata dengan tangan sambil geleng-geleng malas. "Kagak deh."

"Lah? Tumben."

"Bukan tumben. Gue udah nolak banyak tawaran lo dari tahun lalu, kalo lo lupa."

"Ah, bener. Gue lupa lo pernah pacaran ama Adel. Jadi gimana lanjutannya? Beneran putus gara-gara nggak mau main kuda-kudaan?" tebak Reo bersiul nakal.

"Lo tau darimana, njir? Perasaan gue nggak pernah cerita deh." Egi mendengus jengkel.

"Yaelah, siapa yang bisa tahan ama cewek body kek gitu sih? Fakta lo belum ngapa-ngapain dia aja masih nggak bisa gue percaya. Egi, si cowok hyper yang bekas coblosannya ngalahin jumlah mantan gue yang jelas-jelas bisa mainin dua cewek sekaligus. Lo yakin Adel nggak tau soal itu? Ya aneh aja sih lo bisa tahan sama cewek yang kayaknya digrepe dikit doang bakal langsung nangis. Hah ... coba Adel ngeliar dikit, agak bitchy gitu, pasti gue embat juga-wes, oke-oke, gue diem. Ngehalu doang elah! Serem amat mata lo."

[END] Balikan BangsatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang