Mitsuya membuka pintu apartemen, ia menyerngit pelan ketika tidak melihat Sora yang biasanya pasti akan menghampirinya begitu ia pulang dari kantor.
Lalu ia tiba-tiba teringat bahwa seharian ini wanita itu tidak akan mengganggunya. Diam-diam Mitsuya menghela nafas lega, untunglah batinnya.
Mitsuya melempar jasnya ke sofa dan segera duduk, ia benar-benar lelah. Di rapat tadi semua orang terus saja mengoceh dengan menyebalkan dan itu membuatnya sangat-sangat dongkol.
Mitsuya berdiri berniat untuk mengambil minuman didapur. Namun tiba-tiba saja ia melihat banyak sekali makanan di meja makan dan sebuah kertas dibawah gelas air disana.
Karna sudah berjanji tidak mengganggumu jadi aku berinisiatif untuk memasak saja sebelum kau pulang, dan sekarang aku akan menginap di butikku saja. Makanlah makanan itu aku menyiapkannya dengan penuh cinta!
Mitsuya berdigik geli ketika membaca tulisan terakhir dari wanita itu, sungguh menggelikan batinnya.
Mitsuya memandangi seluruh makanan dimeja itu, dan makanan itu terlihat benar-benar lezat. Dengan malu-malu Mitsuya duduk.
"Eherm... Aku makan ini hanya karna lapar, bukan karna apa." Gumamnya pada dirinya sendiri.
Dengan lahap Mitsuya kembali memakan masakan milik istrinya itu, Mitsuya heran bagaimana bisa skil masak wanita itu benar-benar sehebat ini? Rasanya baru kemarin ia belajar memasak. Ia harus menanyakan dengan cara apa ia cepat belajar seperti ini.
Selesai makan Mitsuya segera mencuci piringnya dan membereskan dapur, ia lalu pergi kekamar mandi dan mandi agar rasa lelahnya sedikit berkurang.
Selesai mandi Mitsuya pun melingkarkan handuk putih di perutnya dan keluar menuju ruang tamu.
Namun betapa terkejutnya ia ketika melihat Sora yang sedang berdiri dengan kaku sambil menatapnya."....."
"...Kyaaaa!!!" Teriak Sora lalu menutup kedua matanya. "Maafkan aku! Aku datang kesini untuk mengambil beberapa pakaianku! Aku tidak tahu kau sudah pulang! Aku-aku!" Gugupnya dengan nada suara yang aneh.
Mitsuya menutup kedua telinganya karna teriakan cetar membahana Sora itu dapat membuat gendang telinganya pecah.
"Jangan berteriak." Seru Mitsuya.
Dengan gelagapan Sora menutup mulutnya.
Mitsuya tetap biasa saja dan masuk kembali kedalam kamar untuk memakai pakaiannya.
Tak lama setelahnya Mitsuya kembali keluar dengan memakai training hitam serta kaos putih.
Sora tetap pada posisinya namun kali ini ia mengenggam sebuah tas.
"Maafkan aku... Aku akan pergi sekarang." Ujarnya berpamitan.
"Tunggu." Ucap Mitsuya.
"Apa?"
"Bukankah lebih nyaman jika kau menginap disini saja? Lagipula untuk apa kau menginap di butikmu. Seperti tidak punya rumah saja."
"... Tapi aku sudah berjanji untuk tak mengganggumu setidaknya untuk hari ini saja."
Mitsuya mengangguk pelan. "Yah, kau bisa tetap disini namun jangan mengoceh-oceh seperti biasanya kau cukup diam saja untuk malam ini maka kau bisa menginap disini."
Mata Sora membulat sempurna. Wow apakah orang itu benar-benar suaminya yang dingin?
Melihat Sora yang hanya terdiam sambil menatapnya tak menyangka Mitsuya mendecih pelan.
"Kalau kau tidak mau yasudah menginap saja dibutikmu." Katanya kemudian berlalu dari hadapan Sora.
Sora sadar. "A-ah... Iyya! Aku akan menginap disini saja!" Katanya dengan semangat.
"Berisik."
~
Sora dan Mitsuya kini sama-sama berbaring di tempat tidur perbedaannya hanya Mitsuya sudah terlelap sedangkan Sora hanya terus melamun, ia tak bisa tidur.
Karna biasanya ia akan mengoceh hingga lelah dan tertidur namun ia sudah berjanji pada lelaki itu agar tidak mengganggunya jadi tidak mungkin kan dia mengoceh-oceh lagi.
Sebenarnya Sora bukanlah pribadi yang banyak dalam berbicara biasanya ia hanya akan berbicara seperlunya saja namun ia tak tahu mengapa jika bersama dengan Mitsuya rasanya ada banyak hal yang begitu ingin ia bicarakan.
Seperti saat ini, ia ingin sekali menceritakan banyak hal pada lelaki itu namun sayangnya ia harus mengurungkan niatnya itu.
"... Kenapa diam?" Tanya Mitsuya tiba-tiba.
Ah... Ternyata lelaki itu tidak tidur. "Hm? Bukankah kamu mengatakan padaku agar aku tidak berisik?"
Mitsuya menggaruk pipinya pelan. "Hm yah, rasanya aneh saja kau diam tidak seperti biasanya."
"Jadi kau ingin aku diam atau berisik?"
Mitsuya menghela nafas. "Keduanya merepotkan, dan menyebalkan."
"Bolehkah aku memukulmu?" Batin Sora.
"Setidaknya bercerita lah tentang suatu hal, namun jangan berteriak." Tutur Mitsuya.
Sora membalikkan tubuhnya menghadap Mitsuya. "Kalau begitu akan kuceritakan tentang cinta pertamaku."
Mitsuya diam ia tak menjawab lagi.
"...hm, saat itu aku pertama kali melihatnya di sebuah taman bermain awalnya aku berpikir dia sedang menemani seseorang namun ternyata dia hanya terus terdiam memperhatikan semua orang menikmati wahana di taman bermain itu. Dan entah kenapa aku tak bisa mengalihkan perhatianku darinya. Aku terus memperhatikannya hingga ia beranjak dari tempatnya, ia pergi untuk membeli sebuah bunga." Sora tersenyum pelan.
"Ketika melihatnya kembali dengan membawa bunga aku langsung patah hati karna mengira ia akan memberikan bunga itu kepada seorang gadis. Namun aku tak melihat ada satupun gadis yang menghampirinya,"
Sora tertawa pelan. "Saat itu benar-benar lucu dan menggelikan, ia terlihat tampan dan konyol pada satu waktu."
"Setelah sekian banyaknya waktu terbuang akhirnya—"
"Cukup, aku tidak ingin mendengarnya lagi." Seru Mitsuya cepat sebelum gadis itu jadi bercerita lebih panjang lebar lagi.
"Apa kau cemburu?" Tanya Sora sambil menarik turunkan alisnya.
"Itu tidak mungkin, ceritamu membosankan jadi aku malas mendengarnya. Lebih baik kau tidur saja."
Diam-diam Sora mencibir, kenapa lelaki itu semakin hari rasanya semakin menyebalkan??
—
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret ||Takashi Mitsuya
Любовные романы"kamu sebenci itu dengan pernikahan kita?" "iya." "kalau begitu, mari kita bercerai." "Kini aku menyerah padamu, dan pada kita." -Regret S1 "Berhentilah hidup di balik bayang-bayang wanita yang sudah lama mati itu!!" "Tapi aku percaya Sora masih hid...