20. Akhir segalanya

5.8K 732 502
                                    

Mitsuya terduduk pada bangsal itu, wajahnya begitu pucat. Ia terus menatap kearah jendela.

"Jadi apa yang terjadi padaku?" Tanyanya pelan kepada Ran yang sedang duduk di kursi yang tak jauh darinya.

"Kau kecelakaan." Jawab Ran.

Mitsuya menghela nafas. "Iya, lalu aku mengingat ada seseorang yang meneriakkan namaku, apakah kau tahu?"

Ran mengalihkan pandangannya, ia menggigit bibir bawahnya, ia tak kuasa untuk menjawab itu.

Ran memutuskan untuk berdiri. "Jika kau ingin tahu ikutlah denganku."ucapnya sambil menatap Mitsuya dengan pedih.

Mitsuya merasakan perasaan tak enak ketika melihat ekspresi Ran.

Ran mendorong kursi roda Mitsuya, dan Mitsuya tak tahu ia akan dibawa kemana. Ia juga tak tertarik untuk menanyakan itu.

"Apakah Sora datang...?" Tanya Mitsuya dengan nada suara yang lesuh.

"Tidak." Jawab Ran.

Mitsuya tersenyum tipis, itu sudah pasti sebenarnya apa yang ia harapkan?

"Aku jadi bersyukur,"

Ran mengangkat kedua alisnya. "Bersyukur apanya? Tulang rusukmu patah, kepalamu mengalami pendarahan apanya yang bersyukur?" Delik Ran sambil menatap Mitsuya dengan keki.

Mitsuya tersenyum pelan. "Perceraian ku jadi bisa ditunda karna aku kecelakaan kan?"

Seketika Ran berhenti, tiba-tiba ia benar-benar merasa iba pada sahabatnya itu.

"Ada apa?" Tanya Mitsuya.

Ran menghela nafas panjang. "Apa kau tahu kita akan kemana?" Ucapnya sambil memandangi Mitsuya dengan nanar.

"Aku tidak tahu, memangnya kau ingin kemana?"

"Kita akan pergi ke tempat pemakaman..."

"Apa? Jadi orang yang meneriakkan namaku itu juga mati?" Tanya Mitsuya dengan bingung.

Ran mengangguk.

"Siapa orang itu? Apa aku mengenalnya?"

Ran mengalihkan pandangannya.

"Ra..." Ucapnya pelan.

"Apa??" Tanya Mitsuya ketika tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Ran.

"Sora."

Mata Mitsuya membulat. "Jangan bercanda..." Ucap Mitsuya dengan wajah yang pucat.

Pandangan Mitsuya jatuh kebawah, ia dengan perlahan mendongak menatap Ran tak percaya dan bangkit dari kursi rodanya. "Kau bercanda kan?! Katakan padaku! Kau bercanda?!" Teriaknya sambil mencengkram kerah Ran.

Ran kalut, ia menatap Mitsuya dengan pandangan pedih. "Aku tidak bercanda."

"Sora sudah mati."

~

Mitsuya sampai di tempat pemakaman, semua orang terlihat menangis disana. Bahkan Hina pun tak bisa menahan tangisnya, Takemicchi terus mencoba untuk menenangkannya namun percuma.

Tubuh Mitsuya seketika meremang ketika melihat poto wanita yang ia cintai terpajang didepan sana.

Dengan pandangan datarnya Mitsuya mendekat kesana "...ini bohong... Kan?" Mitsuya merintih, ia tak bisa mempercayai hal ini.

"Sora..."

Mitsuya terjatuh, ia memandang kosong kearah poto wanita itu. Hatinya rasanya tercabik-cabik, ia hampa bukan main. Ia bahkan sudah tak tahu harus bereaksi seperti apa.

Hina menatap Mitsuya dengan tajam, ia bangun dan mengusap air matanya. Dengan cepat ia menghampiri Mitsuya.

Ia menarik kerah pakaian lelaki itu. "Kau bajingan!!"

BUGH!!!

Hina melayangkan pukulan yang cukup keras pada wajah Mitsuya hingga lelaki itu tersungkur, dengan cepat Takemicchi pun menahan istrinya.

"Hina... Tenanglah." Ucapnya iba.

Hina tak memperdulikan Takemicchi sekarang ini ia dipenuhi rasa emosi yang besar kepada Mitsuya.

"Dasar kau lelaki brengsek!!! Lihatlah ulahmu! Sahabatku mati karnamu!! Demi menyelamatkanmu ia rela membuat dirinya tertabrak! Seharusnya ia bisa selamat seandainya ia tak membopongmu hingga rumah sakit!!!" Teriak Hina dengan lantang sambil memberontak.

Hina menangis dengan deras. "Sora...! Sora itu sangat mencintaimu dasar bajingan!! Ia bahkan merelakan cita-citanya hanya untuk bersanding denganmu!! Ia melakukan segalanya agar bisa mendapatkan pembalasan darimu! Tapi apa...?! Kau hanya terus-menerus menyakiti dan menolaknya!!! Arghhh!"

Hina berteriak dengan lantang, tak memperdulikan setiap mata yang memandangnya. Ia sangat hancur begitu mengetahui sahabatnya telah pergi, dan tempatnya dapat melampiaskan semua kemarahannya itu memanglah Mitsuya.

"Mengapa kau melakukan ini pada Sora... Mengapa?? Dia benar-benar mencintaimu dengan tulus... Dia melakukan segalanya untukmu, tapi kau... Ughh... Huhu." Hina terjatuh dalam pelukan Takemicchi menyalurkan seluruh perasaannya pada pelukan suaminya itu.

Semua yang berada disana ikut menangis, mereka tak ada niatan untuk menghentikan Hina sedikitpun.

"Sora hanya ingin perasaannya dibalas..." Rintih Hina. "Tapi sampai akhir pun ia tak mendapat pembalasan itu."

"Kau sangat jahat Takashi Mitsuya..."

Mitsuya merutuki dirinya, ia menangis dalam diam. Mentalnya benar-benar hancur, batinnya begitu terluka. Ia merasa seluruh tubuhnya mati rasa ia tak bisa bergerak.

Dia menatap lurus kearah lantai, tatapannya kosong matanya kehilangan sinarnya, bak raga tanpa jiwa.

Ran berjalan pelan kearah Mitsuya. "Ayo pergi." Ujarnya mencoba membawa Mitsuya dari sana.

Namun Mitsuya tak berkutik sedikitpun. Ia tetap diam sambil terus meneteskan air matanya.

"Kau harus kembali kerumah sakit, Mitsuya." Ucap Ran sekali lagi.

"Sora..." Gumam Mitsuya pelan. "Sora... Jangan pergi, aku-aku mencintaimu... Ahaha! Hei aku aku mengakuinya aku menyesal hei ayo bukankah kau mengatakan kau mencintaiku? Aku juga mencintaimu... Jadi ayo hidup bersama?" Mitsuya mendongak menatap poto Sora sambil tersenyum.

Ran menangis, ia tak sanggup melihat kondisi sahabatnya kini. "Mitsuya... Sora sudah ma-"

"Diam!!! Istriku tidak mati!" Teriaknya.

Ran meraih lengan Mitsuya. "Hentikan bajingan!" Teriaknya.

Mitsuya menepis tangan Ran dengan kasar. "Kau yang hentikan!! Kenapa? Kenapa kau berkata Sora sudah mati?? Lihat sekarang! Istriku sedang berdiri disampingku!!!" Teriaknya lantang sambil melirik kearah sampingnya... Yang kosong.

Mitsuya kembali terjatuh. "Loh? Sora...? Bukankah tadi kau disini? Kemana? Kemana kau pergi??? Sora!?"

Ayah Sora datang, dengan tatapan datar serta aura gelapnya ia mendekat kearah Mitsuya.

"Lelaki malang, kau bahkan sudah gila." Ucapnya dingin.

"Ayah mertua! Sora! So-"

Bugh.

Ayah Sora memukul tengkuk Mitsuya hingga lelaki itu pingsan. "Bawa lelaki menyedihkan ini pergi dari sini, pastikan ia tak pernah lagi muncul dihadapanku."


Tbc

Bentar lagi endಥ‿ಥ ini loh kan ya end yang kalian mau hshs.

Terimakasih atas dukungannya sayang kalian banya²( ◜‿◝ )♡

Regret ||Takashi MitsuyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang