18. Takashi Mitsuya

4.4K 646 484
                                    

Pertama-tama mari kita menyiapkan tissue dan beberapa cemilan.( ◜‿◝ ) dan saya gamau nangis malem-malem sendirian, jadi sebagai gantinya besok nggak up xixi.

Song recomendection - Call of silence

Hari demi hari dijalani Mitsuya tanpa Sora, Mitsuya benar-benar merasakan hampa 2 bulan terakhir ini.

Sudah kukatakan keberadaan Sora itu begitu besar dan sangat berarti bagi Mitsuya.

Mitsuya berdiri didepan pagar kediaman Akabane, harap-harap dapat melihat wanita itu meski hanya sebentar. Ia bahkan tak perduli rambut dan bahunya yang dijatuhi salju.

Ia sudah berdiri disana sekitaran 1 jam sambil memegangi surat perceraian yang baru saja datang dari pengadilan.

Mitsuya menghela nafas. "Hah... Apa yang sebenarnya kulakukan? Kau benar-benar menyedihkan Takashi Mitsuya." Gumam Mitsuya lalu berjalan pelan pergi dari sana.

Mitsuya melamun sepanjang perjalanan, jadi inilah yang akan menjadi akhir dari hubungannya dengan Sora? Jika ditanya apa dia menyesal atau tidak... Maka jawabannya ya.

Dia menyesal sudah memperlakukan wanita itu dengan sangat dingin, tapi mau bagaimana lagi, ia harus mendorong wanita itu menjauh darinya.

Rasanya ia ingin memutar balikkan waktu saja, seandainya bisa ia ingin menerima setiap pernyataan cinta wanita itu. Ia ingin memeluk wanita itu, menciumnya dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama.

Mitsuya membayangkan, bagaimana jika seandainya dari awal semuanya berjalan dengan lancar? Bagaimana seandainya jika ia membalas perasaan wanita itu? Apakah kini... Mereka akan bahagia bersama?

Mitsuya seketika tersenyum masam, itu tidak mungkin yang ada dia malah menghancurkan wanita itu.

Mitsuya memandangi langit, ia jadi sangat suka memandang langit kini karna setiap melihat langit maka ia akan mengingat Sora.

Dan langit itu juga lah yang selalu membuatnya tahu diri, jika diibaratkan Sora itu adalah langit dan dirinya adalah bumi. Bumi mana mungkin mendapatkan langit.

Mitsuya terhenti pada sebuah lampu merah, meski keadaannya sepi entah kenapa ia tak ingin menyebrang. Pikirannya terus saja dipenuhi dengan Sora.

Mitsuya menghela nafas panjang setelah hidup sendiri selama 2 bulan ini, Mitsuya berpikir bahwa dirinya akan biasa saja namun nihil, ia terus dan terus memikirkan Sora ia bahkan seringkali membayangkan wanita itu sedang berada dihadapannya. Ia benar-benar merindukan wanita itu.

Merasa cukup lama berdiam di lampu merah Mitsuya dengan langkah gusar perlahan berjalan, ia sangat berhati-hati mengingat jalanan yang licin akibat salju.

Mitsuya tercekat ketika dirasa ada seseorang yang meneriakkan namanya, setelah itu diingatannya hanyalah mobil yang melaju dengan cepat dan seseorang yang menghampirinya, setelah itu semuanya berubah putih.

Bruk!!! Brakk!!!

~

"Kau anak tak berguna!!"

"Kenapa kau harus lahir??? Karna kau lahir ibumu tidak mencintaiku lagi?!"

Mitsuya menutup kedua telinganya karna ketakutan, ayahnya yang mabuk melampiaskan segalanya kepadanya.

"Ayah maaf..." Lirihnya.

"Maaf hah? Apa kau tidak melihatku menderita??? Aku sangat mengharapkan cinta ibumu sejak dulu dan saat aku mendapatkannya kau malah datang dan membuatnya tidak mencintaiku lagi...!"

Regret ||Takashi MitsuyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang