08. Tersesat

4.3K 727 165
                                    

Mitsuya berkali-kali menghela nafasnya ketika melihat ibunya berada di apartemennya sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

Dengan keras kepala ibunya menyuruhnya untuk mengambil cuti setidaknya seminggu untuk bulan madu dengan Sora, karna seja menikah mereka memang tak pernah pergi untuk bulan madu.

Jadi inilah yang dimaksud oleh wanita itu tadi. Tahu begini Mitsuya akan menginap dikantor saja.

"Mah... Kumohon, pekerjaanku dikantor benar-benar banyak."

"Kamu punya sekertaris kan? Gunakan." Tegas ibunya.

Mitsuya mengusap kasar wajahnya, ibunya itu benar-benar tak bisa dilawan.

"Yaya baiklah, tapi hanya seminggu saja." Gerutunya sambil menerima dua tiket yang sedaritadi diletakkan ibunya di atas meja.

Ibu Mitsuya tersenyum puas. "Bagus, dan berlaku baiklah pada istrimu mengerti?"

"Aku selalu baik padanya."

"Pembohong." Tuding ibunya sambil menatap Mitsuya dengan tajam.

"Aku bersungguh-sungguh."

Ibu Mitsuya bangkit. "Ya terserahlah mama pergi, sampaikan salam mama pada Sora nanti." Katanya kemudian berlalu meninggalkan putranya yang masih menggerutu.

"Wanita itu memang merepotkan." Gumamnya sambil melihat dua tiket yang ia pegang.

Mitsuya meraih ponselnya dan menelpon Sora.
Panggilan tersambung.

"Halo."

"Iya, ada apa?"

"Kapan kau pulang?"

"1 jam lagi."

"Tumben sekali kau pulang telat,"

"Kenapa? Kau merindukanku?"

"Teruslah bermimpi." Cibir Mitsuya.

Sora terkekeh. "Setelah menyelesaikan pekerjaanku aku akan langsung pulang, aku sudah mengemasi barang-barangku. Kalau kau lelah untuk mengemasi barang-barangmu biar aku nanti yang melakukannya."

"Tidak perlu, aku akan mengemasinya sendiri."

"Aku senang karna kita akan segera berbulan madu."

"Hah..."

"Kenapa?"

"Tidak."

"Jika tidak mengingat kau adalah suamiku aku pasti akan memukulmu karna terus berkata tidak." Omel Sora.

Mitsuya diam. Ia tak menjawab lagi, sedangkan Sora juga ikut terdiam dan fokus kepada pekerjaannya diseberang sana.

Beberapa menit berlalu dengan keheningan hingga Mitsuya berbicara lagi.

"Kenapa kau diam?" tanyanya.

"Entahlah, mungkin karena aku lelah?"

"Kalau begitu istirahatlah."

"Aku tidak mau, aku harus segera mengerjakan pekerjaanku dan pulang menemuimu."

"Tidak usah terburu-buru—"

"Tidak mau, aku sangat merindukanmu saat ini. Terlebih mendengar suaramu aku jadi lebih merindukanmu."

"Apa kau tidak malu mengatakan hal itu secara blak-blakan?"

"Aku tidak akan pernah malu untuk mengatakan hal yang jujur padamu."

"Menggelikan."

Sora kembali terkekeh. "Apa yang sedang kau pikirkan saat ini?"

Mitsuya terlihat memandang dengan kosong kearah depan.

"Memikirkan bagaimana jika aku benar-benar mencintaimu."

~

"Wah~ ini kota Roma!" Ucap Sora terkagum ketika sampai pada kota yang akan dijadikan tempat mereka untuk berbulan madu.

"Mitsuya, lihat-lihat itu air mancur yang terkenal itu." Tunjuknya antusias pada air mancur.

"Sudahlah, ayo kita harus ke hotel terlebih dahulu." Ucap Mitsuya sambil menyeret Sora pergi dari sana.

"Ah... Sayang sekali padahal aku masih ingin lihat-lihat." Ucapnya dengan nada suara yang memelas.

Mitsuya melapas pergelangan tangan wanita itu. "Baiklah, kau boleh melihat-lihat. Aku akan menaruh barang kita duluan." Kata Mitsuya pada akhirnya.

Sora mengangguk dengan mata yang berbinar-binar, dengan cepat ia mencium pipi Mitsuya. "Terima kasih suamiku! Kamu benar-benar pengertian!" Ujarnya kemudian segera berlari sebelum lelaki itu mengomelinya.

"Jangan sampai tersesat!" Teriak Mitsuya.

Sora mengangguk sambil melambaikan tangannya pada Mitsuya dari kejauhan.

Mitsuya menaruh tangannya pada wajahnya kemudian menunduk pelan. "Ha... Merepotkan." Gumamnya dengan telinga yang memerah.

~

Mitsuya sampai pada hotel, ia tak menyangka untuk menuju hotel itu ia memerlukan waktu satu jam dan kini ia benar-benar lelah.

Dengan langkah pelan Mitsuya masuk kedalam dan meletakkan semua barang-barangnya serta barang-barang milik Sora.

Mitsuya kemudian mendudukkan dirinya pada sofa, benar-benar hari yang melelahkan. Batinnya.

Mitsuya melirik kearah jam, kira-kira apa yang sedang dilakukan Sora saat ini? Ia cukup penasaran tentang itu. Mitsuya merogoh kantong sakunya dan mencari handphonenya disana. Namun betapa terkejutnya ia ketika ia menemukan dua handphone didalam sakunya itu.

Mitsuya diam, ia lalu kembali menyandarkan bahunya pada sofa dan mengadah memejamkan matanya.

"Dia sudah besar, dia pasti tak akan tersesat meski tak membawa handphonenya kan?"

Mitsuya melirik kearah luar, ia sedikit terkejut ketika melihat hujan turun disertai dengan guntur. Ia jadi cemas akan keadaan Sora.

Hal-hal buruk mulai memenuhi pikirannya. Sial sekali ia jadi sangat mengkhawatirkan wanita itu. Dengan cepat Mitsuya mengambil jaketnya dan segera keluar dari hotel itu, ia dengan cepat memberhentikan taksi yang lewat dihadapannya.

~

"Sora!!" Teriak Mitsuya dibawah derasnya hujan, ia sudah mencari Sora selama 1 setengah jam. Ia berkeliling kesana kemari tanpa perduli pakaiannya yang basah akibat hujan.

Ini salahnya tak seharusnya ia meninggalkan wanita itu sendiri tadi, seharusnya ia tetap memaksanya untuk ikut ke hotel terlebih dahulu.

"Sora!!" Teriak Mitsuya lagi namun tidak ada sahutan apapun.

Mitsuya berhenti ia menunduk pelan sambil mengusap wajahnya, ia benar-benar menyesal telah meninggalkan wanita itu. Sekarang ia benar-benar tak tahu lagi harus mencari kemana wanita itu.

Dengan langkah gontai Mitsuya berjalan kearah halte bus, untuk setidaknya berteduh.

Mitsuya membulatkan matanya ketika melihat seorang wanita yang sedang berdiri didepan halte bus itu sambil membiarkan tubuhnya diguyur hujan.

Dengan cepat Mitsuya berlari dan meraih pergelangan tangan wanita itu.

"Ketemu!"


Tbc

Regret ||Takashi MitsuyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang