"Jam berapa kau akan pulang?"
"Seperti biasa."
"Kalau begitu aku akan kerumah ayahku." Sora berucap dengan pelan hampir seperti bergumam.
Mitsuya yang menyadari itu memandang kearah wanita itu. "Wajahmu memerah. Kamu demam?" Ucapnya sambil menaruh tangannya pada dahi wanita itu.
"Sepertinya begitu." Jawab Sora.
"Kalau begitu kau tidak usah pergi kerumah ayahmu, istirahatlah disini."
Sora menggeleng. "Ayah bilang dia merindukanku, dan aku juga jadi aku ingin menemuinya..."
Mitsuya memegang dahinya bingung. "Kau sedang sakit, dalam keadaan seperti ini berhentilah keras kepala."
Sora tersenyum tipis. "Habisnya... Aku tidak suka sendirian saat sakit."
"Seharusnya kau mengatakan itu sedaritadi."
"Apa? Kau mau tinggal disini dan menemaniku?"
Mitsuya mengangguk. "Sekarang berbaringlah, aku akan memasak untukmu."
"Kau bisa memasak???"
"Iya."
Mitsuya keluar dari kamar dan menuju kedapur dan tanpa ia ketahui ternyata Sora malah mengekorinya.
"Kenapa kau malah mengikutiku? Bukannya aku menyuruhmu berbaring??"
Sora menggeleng. "Aku ingin melihatmu memasak."
Mitsuya menghela nafas. "Baiklah, duduklah disana dengan tenang." Ucapnya sambil menunjuk kursi.
Mitsuya menghampiri kulkas dan mencari bahan-bahan makanan yang bisa ia masak untuk wanita itu.
Sora menumpukan wajahnya pada kedua tangannya, ia tersenyum senang sambil memperhatikan Mitsuya memasak. Ah... Suaminya itu benar-benar sempurna seandainya ia mau menerima perasaannya.
Mitsuya meletakkan satu mangkuk sup serta nasi dihadapan Sora, "karna kau sakit aku hanya memasakkan sup dan nasi saja."
"Aku tak masalah, asal masakanmu akan kumakan semuanya!" Ucapnya dengan antusias.
Mitsuya tersenyum tipis ketika wanita itu dengan lahap memakan masakannya yang terbilang cukup sederhana dan mudah.
Semangkuk sup itu habis dengan cepat, Sora terus-menerus memuji kemampuan memasak lelaki itu.
"Kau berlebihan."
"Tapi ini memang enak!"
"Kau seperti ini pasti karna alasan ini pertama kalinya aku memasak untukmu dan juga pertama kalinya kamu memakan masakanku."
"Tepat!"
Mitsuya mendengus. "Aku tak mengerti dengan setiap perilakumu ini."
Sora tersenyum. "Mungkin bagimu ini hanyalah hal sepele tapi bagiku hal ini benar-benar sangat berarti, Mitsuya."
"Apakah kamu tidak bisa berhenti saja Sora? Semakin seperti ini perasaanmu itu malah akan semakin besar padaku, tidakkah kau berpikir betapa tersiksanya kau nanti saat kita berpisah?"
"Kau benar... Tapi saat berpisah nanti kau akan bahagia bukan? Mitsuya kau harus sedikit lebih memperluas sudut pandangmu tentang cinta. Memang mungkin aku akan tersiksa saat kita nantinya berpisah namun saat itu kau akan bahagia bukan? Bagiku itu sudah cukup."
"Berhentilah bertingkah bodoh seperti itu, Sora."
"Aku juga tak ingin seperti ini, tapi logikaku selalu kalah jika sudah berhadapan dengan perasaanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret ||Takashi Mitsuya
Storie d'amore"kamu sebenci itu dengan pernikahan kita?" "iya." "kalau begitu, mari kita bercerai." "Kini aku menyerah padamu, dan pada kita." -Regret S1 "Berhentilah hidup di balik bayang-bayang wanita yang sudah lama mati itu!!" "Tapi aku percaya Sora masih hid...