14. Ran

4.5K 710 383
                                    

Song recomendection - ILYSB LANY

SELAMAT MEMBACA( ◜‿◝ )♡

Ran menggerutu pelan ketika tidurnya diusik oleh suara berisik ponselnya. Dengan perasaan kesal Ran meraih ponsel itu dan mengangkatnya.

"Halo!" Ujarnya kesal.

Mitsuya sedikit menjauhkan ponsel itu dari telinganya akibat Ran yang setengah berteriak.

"Kau sedang pms?" Tanya Mitsuya.

"Itu karna kau menyebalkan, untuk apa kau menelponku sepagi ini? Aku bahkan baru memejamkan mataku selama 15 menit!!"

"Kau benar-benar berisik."

Ran mengumpat kasar, sambil terbangun. Ia yang awalnya bertelanjang dada kemudian meraih bathrobe dan mengenakannya.

"Katakan, apa perlumu." Ucapnya sambil menyisir rambutnya menggunakan tangannya.

"Hari ini aku akan pulang, dan ada yang ingin kubicarakan denganmu."

"Tidak bisakah kau mengatakannya sekarang?"

"Tidak, kau harus mendengarnya secara langsung."

"Yaya aku akan mendengarnya secara langsung, apa kau masih memiliki sesuatu untuk dikatakan?"

"Tidak." Ujar Mitsuya kemudian mematikan panggilan itu secara sepihak.

Ran mendengus sebal, sahabatnya itu terkadang benar-benar menyebalkan. Ia selalu ingin menjual lelaki itu karna sifat menyebalkannya.

Ran keluar dari kamarnya ia yang awalnya berniat untuk kekamar mandi lalu urung ketika melihat sebuah kamar yang berada diujung.

Ran melangkah pelan sambil mengingat beberapa ingatan pedih.

"Ran... Aku hamil..."

"Kamu bercanda?!?! Kenapa kamu malah menyuruhku menggugurkan kandunganku?! Dia itu darah dagingmu juga!!"

Ran sampai pada kamar itu, ia melirik kearah jendela. Ia melihat seorang wanita yang sedang terduduk disana sambil meneteskan air matanya. Wanita itu memeluk perutnya dengan perasaan hancur.

"Dia anakmu Ran... Kenapa kamu setega ini?"

"Meskipun tidak bisa menerimaku setidaknya terimalah anak ini."

Ran mengingat ketika wanita itu berlutut dihadapannya sambil menangis dan memohon-mohon kepadanya.

"Jangan sakiti bayi ini kumohon... Kumohon Ran, aku sangat menyayangi nyawa didalam perutku ini. Jika kau tidak mau menerimanya baiklah aku tak akan memaksamu lagi tapi biarkan ia lahir Ran... Kumohon biarkan anakku lahir kedunia ini."

Ran menyerngit, ia memejamkan matanya, hatinya benar-benar terasa sakit ketika mengingat hal itu. Ia dipenuhi dengan penyesalan serta rasa bersalah yang luar biasa.

Ran masuk kedalam kamar itu, dengan langkah pelan ia memandangi setiap inci dari kamar itu. Kamar itu tetap sama tak ada yang berubah sedikitpun, yang berbeda hanyalah... Kini pemilik kamar itu sudah pergi... Pergi ketempat yang begitu jauh.

"Ran, meskipun kau tak pernah menerimaku aku tetap mencintaimu. Maaf sudah membuatmu kerepotan selama ini, bayiku juga... Ia pasti sangat menyayangimu Ran, ia sangat menyayangi ayahnya."

"Setelah ini hiduplah dengan bahagia, karna... Setelah ini... Tidak akan lagi ada yang menyulitkanmu."

"Ran... Kami akan pergi ketempat yang jauh, tempat dimana kami tidak akan pernah lagi merasakan penderitaan. Dan tempat dimana kau tidak berada."

Regret ||Takashi MitsuyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang