21. End

6.8K 707 373
                                    

Mitsuya terduduk didepan makam Sora, ia begitu merindukan wanita itu saat ini. Sudah setahun... Sudah setahun berlalu sejak kematian wanita itu

Mengingat ia sempat dibawa ke psikiater selama setengah tahun karna traumanya, pendengarannya pun menjadi sedikit bermasalah.

Jika dilihat lagi keadaan Mitsuya satu tahun terakhir ini... Lelaki itu benar-benar menderita, ia selalu menangisi Sora setiap malam, menyesali setiap perbuatannya pada wanita itu.

Berkali-kali ia hampir ingin mengakhiri hidupnya namun ia selalu teringat akan perkataan terakhir wanita itu, saat mengingat itu ia akan menangis tersedu-sedu tanpa henti.

Sejak saat itu pula Mitsuya selalu membenci salju, itu hanya akan mengingatkannya pada kenangan buruknya.

Kini sudah musim semi, Mitsuya merasa begitu damai pada musim ini.

"Jika diingat, saat itu... Aku juga jatuh cinta padamu saat musim semi." Ucap Mitsuya sambil tersenyum tipis.

Mitsuya bangkit, ia mulai berjalan meninggalkan pelataran pemakaman yang dikhususkan untuk keluarga Akabane itu.

Mitsuya berjalan menyusuri tempat-tempat yang  pernah ia dengan wanita itu, diawali dengan taman yang cukup dekat dengan apartemennya, lalu toko kue favorit wanita itu.

Mitsuya tersenyum simpul sambil membayangkan wanita itu yang sedang berdiri disampingnya sambil memperlihatkan senyum cerianya.

"Aku mencintaimu Mitsuya."

Mitsuya seketika menangis, sepenggal kalimat itu benar-benar membuatnya sesak. Mitsuya meremat cincin pernikahannnya yang tak pernah ia lepas sekalipun sejak mereka menikah.

Mitsuya mengusap air matanya dan melanjutkan perjalanannya, dan kini sampailah ia pada taman bermain. Ia tertawa kecil ketika mengingat kejadian dahulu itu.

Mitsuya masuk kedalam wahana rumah hantu itu sendirian, kini ia sudah tidak takut lagi. Ketakutannya sudah pergi bersamaan dengan wanita itu.

Mitsuya dengan wajah datarnya keluar dari wahana itu, rasanya... Ia benar-benar tersiksa ia begitu merindukan wanita itu... Sungguh.

Tapi mau dikata apalagi? Penyesalannya pun kini sudah tak berarti lagi, wanita itu sudah pergi dan itu adalah hukuman untuknya.

"Tempat terakhir..." Gumam Mitsuya, sambil merogoh sakunya dan mengeluarkan dua buah tiket dari sana.

~

Dan kini disinilah Mitsuya, di kota Roma.
Lelaki itu ingin mengenang setiap kebersamaannya dengan Sora karna itulah ia kembali ke kota itu, dan ia benar-benar kembali ke kota Roma. Tanpa Sora.

Mitsuya mengitari kota Roma seharian ini, ia datang ke the mouth of truth dan mengingat bahwa dulu wanita itu pernah mencoba untuk mencubitnya disana karna ia mengatakan bahwa batu itu aneh. Seketika Mitsuya terkekeh pelan.

Ia lanjut datang ke air mancur trovi, sekali lagi ia mengeluarkan dua koin dari sakunya.

"Haruskah aku melemparnya...? Tapi aku tak ingin kembali lagi kesini Sora, karna kau tidak ada." Ucapnya lirih menatap kosong kearah air mancur.

Puk... Puk...

Mitsuya merasakan pukulan pelan pada kakinya, ia melirik kearah bawah dan melihat ada dua anak perempuan yang sedang menatapnya.

Mitsuya mengangkat kedua alisnya bingung. "Paman, jika tak ingin melempar koin itu berikan saja pada kami." Ucap salah satunya.

Mitsuya tersenyum lalu mengangguk. "Baiklah."

Regret ||Takashi MitsuyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang