Mitsuya menatap Sora dengan intens, ia menatap kearah manik kelam wanita itu. Ia jadi terhanyut lagi.
Mitsuya menghela nafas jengah sambil memejamkan matanya. "Kau berlebihan, Sora."
Sora mendecih, lihat sifat jahat lelaki itu keluar lagi. "Bukan aku yang berlebihan, tapi kaulah yang tak pernah ingin mencoba untuk mengerti ataupun menerimaku."
Mitsuya diam, perkataan wanita itu benar.
"Aku tahu selama ini kau kerepotan karna aku memaksakan perasaanku padamu, tapi Mitsuya bukan salahku jika aku mencintaimu. Dan bukan juga salahmu jika kau tak bisa membalas perasaanku. Semuanya hanyalah salah keadaan karna mempertemukan kita, seandainya kita tidak pernah bertemu tidakkah kamu berpikir bahwa semua ini tidak akan terjadi?"
Mitsuya mengangguk. "Kau benar..."
"Kita terikat suatu hubungan namun sebenarnya tak ada yang terjalin diantara kita, karena ku kau tak bahagia dan karenamu aku menderita. Kita seimbang dalam hal ini."
Sora mengadah kelangit dia benar-benar ingin menangis.
"Kau tahu Mitsuya, mau itu orang sekitar, keadaan, semesta, dan kau sendiri semuanya menentang perasaanku."
"Ah... Bahkan mungkin Tuhan pun menentang perasaanku padamu." Ucap Sora dengan begitu lirih seolah sedang memaki dirinya sendiri.
"Padahal yang kuinginkan hanyalah kau membalas perasaanku. Namun sepertinya itu tidak mungkin."
"Karna itulah kukatakan padamu agar tidak mencintaiku."
Sora tertawa. "Sudah kubilang, perasaan itu tidak bisa dikendalikan."
Mereka berdua kini diam, rasanya jika berbicara lagi mereka hanya akan saling menyakiti satu sama lain.
Suasana begitu hening, Mitsuya yang terus memandangi Sora dan Sora pun sebaliknya.
Mereka seolah berbicara lewat tatapan masing-masing."Beritahu aku." Ujar Mitsuya yang membuat Sora menaikkan alisnya bingung.
"Apa?"
"Beritahu aku bagaimana aku harus bersikap selama 3 bulan ini padamu."
Sora tersenyum masam. "Apa kau sedang mengasihani ku?"
"... Hanya itu yang bisa kulakukan untukmu hingga kita bercerai nanti."
"Kau pasti sangat senang karna sebentar lagi akan bebas dariku."
Mitsuya menghela nafas. "Kau jadi membuatku terlihat seperti orang jahat jika bicara seperti itu." Mitsuya tersenyum pelan.
"Pada faktanya kau itu memang orang jahat."
"Iya baiklah aku memang jahat."
"Kalau begitu bersikap baiklah padaku sekarang."
Mitsuya memegang dahinya bingung. "Aku tadi sudah bertanya padamu, beritahu aku bagaimana aku harus bersikap padamu 3 bulan ini."
Sora diam ia terlihat sedang berpikir. "Bagaimana kalau sekarang kau menciumku saja?"
"Baiklah."
"Yah aku sudah tau kau pasti tak ma— eh? Ap-mphh?!!"
Sora terkejut bukan main ketika Mitsuya tiba-tiba menarik pinggangnya dan menciumnya dengan cepat. Namun itu bukanlah sekedar ciuman seperti ketika mereka melakukannya pertama kali.
Karna saat ini Mitsuya dengan berani menggerakkan bibirnya, melumat bibir Sora dengan perlahan dengan penuh kehati-hatian.
Sora yang awalnya terkejut pun kini melingkarkan tangannya pada leher Mitsuya serta membalas ciuman lelaki itu.
Mitsuya menarik Sora hingga wanita itu jatuh ke air, ia memperdalam ciumannya hingga Sora kehabisan nafas.
Sora memukul pelan dada lelaki itu, dengan perasaan enggan Mitsuya menyudahi ciumannya dan kini menatap Sora yang tengah terengah-engah akibat ulahnya.
Sora yang sadar sedang ditatap itupun menunduk dengan malu serta wajah yang memerah bak tomat, ugh rasanya kini perutnya dipenuhi dengan kupu-kupu.
"Apa kau malu? Padahal biasanya kau sering melakukan hal memalukan dihadapanku." Ejek Mitsuya.
Sora tambah malu dengan ledekan lelaki itu, ia menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangannya, tak ingin menatap lelaki itu.
Mitsuya dengan senyum kecil mengusap dahi Sora menyingkirkan beberapa helai rambutnya dan mengecup pelan dahi wanita itu.
Sora tersentak. "A-aku tidak menyuruhmu menciumku pada dahi!" Ujarnya salah tingkah.
"Anggap saja ini bonus."
~
Sora melamun sambil terus memikirkan apa yang baru saja terjadi padanya, maksudnya bagaimana bisa lelaki itu menciumnya seperti itu? Padahal ia hanya becanda arghh rasanya ia ingin gila.
Namun tak bisa ia pungkiri bahwa ia sangat menyukai ciuman dari lelaki itu, ia bahkan sedaritadi tak berhenti menyentuh bibirnya. Rasanya ciuman lelaki itu masih terasa dengan jelas.
"Kamu harus sadar sekarang," Celetuk Mitsuya. "Makanannya sudah datang."
Sora dengan gelagapan mengangguk, dan makan dalam keheningan. Ia merasa canggung dengan Mitsuya setelah ciuman tadi.
Mereka selesai makan dan kini kembali ke kamar hotel mereka.
"Jangan secanggung itu, kau jadi terasa seperti orang lain." Ucap Mitsuya begitu Sora ingin tidur di kasur.
"Seharusnya aku yang berkata seperti itu, kau benar-benar jadi seperti orang lain sekarang. Aku baru tahu ternyata seseorang bisa memiliki kepribadian yang begitu bertolak belakang sepertimu." Omel Sora.
"Ini karna kau menyuruhku bersikap baik padamu, jadi kedepannya kamu harus membiasakan diri." Balas Mitsuya sambil berbaring di samping Sora.
Mitsuya tersenyum pelan. "Haruskah sekarang aku memelukmu hingga kau tertidur?
—
TbcMasihkah anda menghate mas Mitsuya?? Hshs saya ada pikiran kalau cerita ini selesai saya mau buatin mangaಥ‿ಥ tapi masih pikiran hshs tiba-tiba aja tadi gitu pas disekolah kepikiran buatin manga biar lebih ngefeel gitu. Hshs.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret ||Takashi Mitsuya
Romance"kamu sebenci itu dengan pernikahan kita?" "iya." "kalau begitu, mari kita bercerai." "Kini aku menyerah padamu, dan pada kita." -Regret S1 "Berhentilah hidup di balik bayang-bayang wanita yang sudah lama mati itu!!" "Tapi aku percaya Sora masih hid...