05. Lelah

4.6K 845 198
                                    

Dengan lesu Sora berjalan, ia terkadang melamun memikirkan perkataan Hina padanya. Ia benar-benar bimbang apakah ia memang harus menyerah? Tapi ia benar-benar tak ingin menyerah... Sebesar itu cintanya kepada Mitsuya.

Sora rasanya resah hatinya terasa sakit ia kembali mengingat semua penolakan yang lelaki itu berikan setengah tahun ini padanya.

Namun seketika semua perasaan itu menghilang ketika ia melihat lelaki itu turun dari mobilnya. Hah... Sial bagaimana ia bisa menyerah jika seperti ini? Melihat lelaki itu saja dapat membuatnya melupakan segala hal menyakitkan yang telah ia lakukan.

Dengan berlari kecil Sora menghampiri Mitsuya. "Hey! Kamu pulang cepat hari ini." Saosnya begitu sampai didepan Mitsuya.

"Hm. Ya." Cuek Mitsuya lalu pergi mendahului Sora.

Sora mencibir pelan namun tetap mengikuti Mitsuya dari belakang.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Apa ada yang menyulitkanmu lagi?"

"Tidak, semua berjalan lancar."

"Ah, syukurlah. Apa kamu kelelahan?"

"Tidak."

"Apakah kata-kata yang keluar dari mulutmu memang selalu tidak?"

"Ya, terkhusus untukmu." Mitsuya tersenyum remeh sambil masuk kedalam lift.

Dengan cepat Sora pun ikut masuk. "Jadi maksudmu aku spesial?" 

"Kau mulai lagi." Ucapnya sambil menghela nafas jengah.

"Jangan begitu, aku ini sangat suka jika kita berbicara—"

"Dan aku tidak."

Sora memegangi pelipisnya. "Hah... Astaga setidaknya dengarkan aku sampai selesai."

"Aku malas. Dan kau juga harus tahu kapan harus menyerah."

Sora tersenyum masam. Bahkan lelaki itupun menyuruhnya menyerah, apa memang hubungan mereka tidak memiliki masa depan yang indah?

"Apa yang akan kau lakukan seandainya aku menyerah?"

"Ya berpisah, apalagi?" Mitsuya mengidikkan bahunya enteng.

"Apa kau ingin aku menyerah?"

Mitsuya terlihat berpikir untuk sesaat. "Ya, aku sangat ingin kau menyerah. Karna itu menyerahlah."

Hati Sora perih bukan main mendengar perkataan lelaki itu.

"Tapi bagaimana ya aku benar-benar tak ingin menyerah soalmu."

Mitsuya menatap Sora dengan malas. "Terserah kau saja, aku tidak perduli."

Mereka berdua sampai Mitsuya memasukkan password pada pintu apartemennya dan masuk diikuti Sora yang mengekorinya.

"Apa kau lapar?" Tanya Sora diambang pintu kamar mereka.

Mitsuya menggeleng. "Tidak, jadi jangan memasak lagi."

Sora mengangguk-angguk. "Baiklah kalau begitu istirahatlah, aku berada di teras jika kau mencariku."

Mitsuya tak menjawab lagi, sedangkan Sora segera menuju teras dan duduk dengan nyaman pada kursi disana. Ia sekedar hanya ingin menenangkan dirinya untuk saat ini.

Hah... Seandainya Mitsuya bisa menjadi sandaran baginya ketika ia lelah, ia pasti akan bahagia. Namun apa yang bisa diharapkan dari lelaki dingin itu?

Sora menatap gemerlap kota dibawah sana, benar-benar sangat indah dan berwarna. Ia jadi melamun dan berpikir tentang banyak hal, dan tentunya diantara hal yang ia pikirkan itu ada Mitsuya disana.

Sora menghela nafas. "Hah... Kapan dia akan membalas perasaanku?" Gumam Sora.

"Sudah kubilang itu mustahil, jadi menyerahlah."

Sora terlonjak kaget ia segera menoleh dan tiba-tiba saja Mitsuya sudah duduk disampingnya.

"Kau mengagetkanku..."

Mitsuya hanya berdeham.

"Apa kau memerlukan sesuatu?" Tanya Sora.

"Aku hanya ingin menghirup udara segar." Jawab Mitsuya yang diangguki oleh Sora.

"Aku jadi teringat tentang kesepakatan kita 6 bulan yang lalu." Ujar Mitsuya.

"Hm? Tiba-tiba?"

"Ya."

Sora terlihat gelisah. "Apa kau benar-benar tak memiliki perasaan apapun padaku? Mitsuya?"

Mitsuya melirik kearah Sora yang tengah menatapnya. "Ya, aku tak memiliki perasaan apapun padamu."

"Itu benar-benar terdengar jahat..." Ringis Sora.

"Itulah kenyataannya."

Mereka berdua lalu terdiam tak ingin berbicara lagi, rasanya Sora benar-benar tersiksa dengan keadaan saat ini. Hari demi hari ia terus mendapat penolakan lelaki itu, yah... Ia benar-benar lelah sekarang.

"Mitsuya." Panggil Sora.

"Apa?"

"Usaha terakhir... Ini benar-benar akan menjadi usaha terakhirku untuk mendapatkan hatimu, seandainya nanti kau tetap menolakku maka kaulah pemenangnya, dan sesuai kesepakatan..." Sora memberi jeda pada perkataannya sambil tersenyum simpul dan menunduk.

"Aku akan pergi jauh darimu, sangat jauh."

"Sampai kau tak akan pernah bisa menemukanku."


Tbc

Kek sakit banget nggak sih???ಥ‿ಥ
Terus-terusan ditolak sama orang yang dicintai dan mau itu orang sekitar, keadaan, dan orang yang dicintai itu sendiri nyuruh buat nyerah. Kayak-kayak arghhh ya gitu:)
Plis gakuat banget ini mo nulis konfliknya:)

Regret ||Takashi MitsuyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang