Seandainya...

1.9K 225 56
                                    

Jadi ini tuh ceritanya kayak seandainya kalau aja Mitsuya mau nerima Sora dan mah mengakui perasaannya:)

Selamat membaca.

"Jika saja semuanya berjalan seperti ini pada awalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika saja semuanya berjalan seperti ini pada awalnya... Apa kita bisa bahagia?"

-dari sepasang kekasih yang sudah menyerah.

"Hei... Aku mencintaimu."

"Aku juga." Ucap Mitsuya sambil mendekap Sora dan mengusap punggung wanita itu.

Sora menangis. "Kamu sungguh-sungguh?"

Mitsuya mengangguk. "Ya, aku bersungguh-sungguh. Aku sangat mencintaimu, Sora." Mitsuya mengecup pelan dahi wanita itu.

"... Demi Tuhan! Aku sangat bahagia kini." Sora mengeratkan pelukannya pada lelaki itu.

Mitsuya tersenyum. "Aku ingin kita hidup dengan bahagia Sora."

Sora terisak. "Pasti... Pasti...!" Desisnya menenggelamkan wajahnya pada dada bidang suaminya.

Mitsuya mengusap pelan rambut wanita yang tengah menangis dalam pelukannya itu. "Maaf karna tak jujur akan perasaanku selama ini."

Sora menggeleng. "Tidak masalah, asal sekarang kau akan selalu jujur akan perasaanmu padaku!"

Mitsuya terkekeh. "Aku akan selalu jujur padamu."

"Bisa kau katakan sekali lagi? Katakan bahwa kau mencintaiku..."

Mitsuya tersenyum tipis sembari mengeratkan pelukannya pada Sora. "Aku mencintaimu." Bisiknya pada telinga wanita itu.

"Aku sangat mencintaimu." Bisiknya lagi yang berhasil membuat Sora menangis.

"Huhu... Rasanya aku masih tak percaya... Kau mencintaiku... Kamu mencintaiku Mitsuya..."

"Percayalah, aku mencintaimu."

Sora terus menangis hingga akhirnya untuk beberapa saat ia pun bangkit dan mengurung Mitsuya dibawahnya.

"I-ini bukan mimpi kan??? Kmu benar-benar Mitsuya kan??"

Mitsuya sedikit tersentak atas perlakuan Sora yang membuat situasi sekarang jadi sedikit berbahaya... Karna posisi mereka... Yah yang begitu.

"Ini nyata, aku Mitsuya, suamimu, orang yang kamu cintai dan orang yang mencintai kamu."

Tangis Sora kembali pecah, rasanya seperti mimpi. Keinginan terbesarnya dikabulkan suaminya mencintainya dan membalas perasaannya, rasanya sangat membahagiakan untuk Sora.

Perasaan ketika mencintai sekaligus dicintai itu rasanya benar-benar... Sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Air mata Sora jatuh hingga mengenai pipi Mitsuya, lelaki itu sekarang paham betapa besar cinta wanita itu untuknya. Hanya dengan perkataan aku mencintaimu saja dia sudah sangat terharu seperti ini. Mitsuya menyesal baru sekarang ia mengutarakan perasaannya. Seandainya sejak dulu ia mau mengakui perasaannya ia yakin wanita itu tak perlu terus-menerus menderita akan penolakannya.

Regret ||Takashi MitsuyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang