[2] Kelompok

359 80 6
                                    

Untuk meningkatkan efisiensi belajar, para guru menyarankan untuk membuat grup kecil berisi tiga orang yang akan menjadi partner selama belajar. Kelompok ini hanya berlaku pada mata pelajaran Kimia dan Fisika. Dikarenakan  sulit dan harus berdiskusi untuk mencari jawaban yang benar.

Mendengar hal itu, para siswa merasa senang dan antusias. Mereka pikir, mereka bisa memilih kelompok sendiri. Tapi nyatanya, kelompok dipilih berdasarkan nomor undian.

"Oke, silahkan buka kertasnya. Dan lihat, di nomor berapa kah kamu? Dan itulah yang akan menjadi kelompok kamu nantinya" ucap guru tersebut.

"Lu sama siapa Ning?" Tanya Rui Qi

"Shana dan Suyeon"

"Kalo lu Bing?" Tanya Rui Qi ke Cai Bing.

"Jangan kaget ye, kelompok gue sih Yujin dan May" Cai Bing dengan bangga pamer ia bisa sekelompok dengan Yujin.

"Wtf kok iso?!" Fu Yaning pun ikut dibuat kaget.

"Biasalah jodoh" Cai Bing tertawa pelan.

"Jodoh jodoh, jodoh matamu. Hati lu aja masih penuh dengan inisial J itu kan?" Ucap Rui qi.

"Lu kalo temen ada kemajuan move on itu dibantu, bukan diingetin mulu, goblokkk" Cai Bing menepuk bahu Rui Qi karena sudah membuat dirinya gemas.





..

sesi belajar pun dimulai, semua kelompok diwajibkan menjawab 7 soal dari total 10 soal. Jika merasa sudah siap dengan jawaban dari soal tersebut, maka  bisa pulang lebih cepat dari kelompok lain.

Dengan syarat maksimal soal yang betul ada 5, patokal nilai minimun untuk lolos adalah 85.

Cai Bing mendadak pusing dengan soal yang diberi oleh gurunya ini, ia rasa selama ini dia tidak pernah belajar dan melihat jenis soal fisika yang sekarang berada didepan matanya.

"Bing?" Panggil Yujin.

"Eh iya?" Cai Bing menoleh ke arah Yujin.

"Muka mu masam banget, ada masalah?" Tanya Yujin.

Cai Bing pun menggeleng pelan, "engga sih"

"Pasti karena soalnya kan?" Sahut May, Karena, May juga pusing tujuh keliling saat membaca soal fisika tersebut.

"Valid, sekolah 3 tahun terus lihat ini... Kok rasanya seperti ga pernah dipelajari ya?" Cai Bing menggaruk dahinya, ia takut menjadi beban kelompok jika hanya menyalin jawaban dari Yujin dan May.

"Makanya nanti pas lu tamat, ngulang SMA lagi biar paham materinya" ucap Rui Qi, yang kebetulan kelompoknya duduk didekat meja Cai Bing pun.

"Mau gue gaplok lu?" Ucap Cai Bing.

"Berantem mulu kalian, mau gue tulis di buku daftar hitam?" Ucap Young Eun dengan tegas.

Cai Bing dan Rui Qi pun terdiam, segera mereka fokus ke meja kelompok masing-masing dan membantu menyelesaikan soal fisika yang diberikan tadi.

Keadaan kelas pun menjadi hening, semua orang lebih fokus kepada soal fisika yang mereka kerjakan. Tujuannya cuman satu, ingin pulang lebih cepat.  Cai Bing pun mencoba mencari jawaban dengan menggunakan internet, dan tepatnya web brainly. Sayang nya, tidak ada materinya yang sama dengan soal fisika kelompoknya.

"Ada ga?" Tanya May

"Sebentar, ini lagi cari" ucap Cai Bing.

Selagi pengawas tidak mengawasi mereka, disitu pula tangan pencontek handal mulai bekerja. Mereka mengakses internet dan mencari jawaban quiziz yang lumayan lebih terpercaya jawabannya.

"Nemu!", Cai Bing menunjukan sebuah jawaban dari soal yang ia cari.

"Bagus, ayo kita kumpul" ucap Yujin.



setelah dicek oleh guru fisika, ternyata kelompok Cai Bing memenuhi kriteria untuk pulang lebih cepat, mereka pun gembira dan senang karena bisa merasakan nikmatnya udara dan hawa diluar setelah berkutat dengan fisika selama 3 jam.

"Jin, aku duluan ya. Kamu dijemput?" Ucap May sambil memakai helm bogo-nya.

"Iya sih May, tinggal tunggu beberapa menit aja kok" jawab Yujin.

"Ooh, kalau begitu aku duluan ya" pamit May

"Okay, hati hati yaa"

Sekarang, Yujin sendirian duduk di ruang tunggu antar jemput. Karena waktu pulang masih tersisa 1 jam lagi. Ia sudah berusaha menghubungi nomor ayahnya, tapi tidak diangkat. Keadaan sekolah masih sepi dan hanya diisi oleh guru guru yang lewat dan terkadang bertanya "loh nak ngapain jam segini?"

Yujin pun hanya memainkan hpnya, berharap mendapatkan balasan dari ayah tercinta agar segera dijemput dan pergi menjauh dari ruang tunggu yang sepi ini.  Di lain sisi, Cai Bing berhasil mengeluarkan motornya dari beberapa motor lain yang menghalau jalur parkirnya. 

Setelah berhasil keluar dari parkiran motor, akhirnya Cai Bing melihat seseorang yang sendirian duduk diruang tunggu. Ia pun menyampiri perempuan itu dengan Vespa matic kesayangannya. "Ayo sama gue aja" tawar Cai Bing.

"Cai Bing?" Yujin bingung, tidak biasanya seorang Cai Bing memberikan penawaran nebeng. Atau, Yujin saja yang belum pernah ditawarkan?

"Iya kenapa?" Tanya cai Bing.

"Eh enggak, aku kira kamu udah pulang" Yujin pun tersenyum.

Melihat senyum yujin yang secara tiba tiba, membuat Cai Bing salah tingkah kepada senyuman Yujin.

"Bing?" Tanya Yujin lagi.

"Ah iya? Ada apa?" Ucap Cai Bing yang masih bingung.

"Kukira kamu pulang lebih cepat" 

"Motor gue sih susah keluar karena motor anak lain"

Yujin pun mengangguk, "ooh" ucapnya.

Mereka pun hening sejenak, "hm, Jin" Cai Bing memanggil Yujin lagi.

"Eh iya?"

"Gamau pulang bareng aja gitu? Bukan maksud apa apa nih. Tapi, lu masih lama dijemput kan?"

Mungkin saat yang tepat untuk menebeng Cai Bing kali ini, karena Yujin tau. Ayahnya jam segini masih disibukkan oleh pekerjaan dan urusan. Daripada menganggu, mendingan nebeng sama orang yang nawar dengan suka cita dan hati yang ikhlas.

"Mauu, makasih banyak ya" Yujin senang, ia pun langsung menaiki motor Vespa Caibing.

Senyum Yujin yang manis dilihat dari Cai Bing di spion motornya, sengaja ia buat spion memantulkan Yujin. Karena, ia sedang terbawa pesona gadis periang dan lembut itu mulai detik ini.








"Yujin" panggil Cai Bing.

"Iya?" Jawab Yujin.

"Papamu suka Vespa juga?"

When Night is Falling ; YubingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang