Roseanne POV
Hatiku remuk, hancur rasanya.
Untuk pertama kalinya, aku melihat seorang bayi tanpa dosa, wajahnya begitu bersih, suaranya jernih dan matanya hanya terbuka sedikit. Bayi yang baru satu jam lalu terlahir ke dunia ini, entah bagaimana tidak begitu aku kagumi. Bukan, bukan karena tidak lucu, sangat lucu, menggemaskan. Aku selalu menyukai anak kecil.
Tapi bayi ini, melihatnya membuatku mengingat kesalahan orang tua nya. Tidak, tidak ada yang salah dengan anak ini. Hanya saja orang tua nya yang membuat kesalahan sehingga membuat hidupku terasa hancur.
"Maaf, aku harus tanggung jawab" ucap Daniyal kala itu, kami berada di sebuah taman. Dia mengajakku bertemu setelah kejadian di rumah ayah.
Tidak munafik, aku berharap setidaknya dia akan meminta maaf, membuat alasan, atau berkata bahwa dia menyesali perbuatannya dan akan kembali padaku. Atau setidaknya dia akan berkata bahwa dia dijebak oleh Diana dan sebenarnya itu bukan ulahnya yang membuat Diana hamil.
"Tanggung jawab?" Ucapku mengulang perkataannya. Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar.
"Terus aku gimana?" Aku menatapnya, menatap wajah yang tertunduk itu.
"Maaf" ucapnya lagi.
"Buat apa?" Tanyaku, hatiku perih mendengarnya, tidak bisakah setidaknya dia membuat alasan?
"Karena aku nyakitin kamu, maaf" ucapnya lagi.
Aku tidak ingin menangis di depan orang ini lagi, aku tidak ingin. Tapi aku tidak bisa menahannya. Air mataku keluar begitu saja, hatiku sakit menerima kenyataan pahit seperti ini.
"Percuma Dan, permintaan maaf kamu percuma. Gak akan memperbaiki apapun, kamu bahkan gak ada niat buat itu. Jadi gak usah minta maaf" ucapku kemudian duduk di bangku ayunan.
"Pergi. Jangan bahas apapun kalo gak niat memperbaiki, gak usah nambah sakit hati aku" aku tak berani menatapnya ketika mengatakan itu. Berkali-kali aku mendengar Daniyal mengucapkan kata maaf, tapi kemudian ia meninggalkanku hanya karena aku menyuruhnya pergi.
Tangisku pecah.
Apa semudah itu? Apa sedangkal itu perasaannya padaku? Kenapa hanya aku yang menderita? Kenapa dia bisa pergi begitu saja?
Aku terus menangis, sesak rasanya.
"Ros.."
Aku mendengar suara seseorang memanggilku.
"Roseanne"
Aku merasakan seseorang mengelus pipiku.
"Ros.."
Aku membuka mata, Jidan ada tepat dihadapanku.
"Kamu gak apa-apa?"
Ucapnya yang entah bagaimana membuat tangisanku kembali pecah.
***
Author POV
"Ros.." Jidan mengernyit melihat Roseanne yang terdengar terisak pelan dalam tidurnya.
"Roseanne" Jidan mencoba kembali membangunkan Roseanne yang masih menutup matanya, namun suaranya terisak, bahkan air matanya keluar sehingga Jidan refleks mengusap air mata yang membasahi pipi Roseanne.
"Ros.." Jidan kembali memanggil Roseanne yang kemudian membuka matanya dan menatap Jidan.
"Kamu gak apa-apa?" Tanya Jidan cemas.
Roseanne terduduk dan memeluk Jidan, tangisnya pecah.
"Jangan.. jangan tinggalin aku." Ucap Roseanne masih terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
1111 HEARTBREAKER [Rosékook] ✓
Fanfiction[TAMAT] 22/06/2021 - 10/04/2022 Psikopat cinta. Julukan menggelikan sekaligus mengerikan yang Roseanne peroleh. Tidak heran karena reputasi nya dalam membuat para pria menangis patah hati sudah terkenal. Setiap bulan, tepatnya tanggal 11. Roseanne...