"Wah, anak ibu udah dewasa. Apa yang buat kamu yakin sama dia?"
Jidan menatap ibunya dengan lama, setelah memberitahunya tentang niatnya yang serius pada Roseanne, ia tersenyum kecil.
"Karena kami sama-sama punya luka, bu," ucap Jidan menyatukan kedua tangannya yang bertumpu diatas lutut.
Ibu Jidan mengernyit bingung, "luka seperti apa yang dia punya?"
"Yang membuat dia gak percaya sama cinta, dia belum benar-benar sembuh dari luka dia. Sebetulnya, aku gak percaya diri dia akan mau menikah sama aku," Jidan memberitahunya dengan jujur. Dalam dirinya, Jidan ingin menertawakan dirinya sendiri yang entah bagaimana bisa memikirkan hal serius itu.
"Aku bukan perempuan, aku gak begitu ngerti gimana rasanya. Tapi, Roseanne yang sekarang itu udah pasti karena luka di masa lalu yang bahkan gak bisa aku bayangkan sesakit apa," Jidan masih enggan menatap ibunya, ia lebih memilih menatap lantai untuk menyembunyikan emosinya.
"Dia itu gak tahu cara berdamai dengan diri sendiri," lanjutnya. Mengingat semua cerita dari Lisa tentang Roseanne, tentang Roseanne yang merasa tidak pantas untuk siapapun setelah Daniyal mengkhianatinya.
Roseanne sempat terpuruk beberapa lama dan akhirnya melampiaskan rasa frustasinya dengan cara yang salah seperti sekarang. Lalu sekarang, alasan dia tidak percaya pernikahan adalah karena semua kesalahan yang ia buat –menyakiti banyak pria, membuatnya merasa terlalu tidak pantas mendapatkan pria yang serius padanya.
"Ibu gak tahu kebenaran apapun tentang dia, tapi ibu percaya dia sebenarnya punya hati yang lemah, kan?"
Jidan akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap ibunya.
"Ibu ini orangtua, sedikit banyak ibu bisa bedain anak yang beneran kuat atau berusaha kuat hanya untuk menutupi kelemahan dia," ucap ibu Jidan dengan senyum lembutnya.
Jidan mengangguk, ia teringat dengan banyaknya kejadian yang memperlihatkan bahwa Roseanne hanyalah wanita lemah yang berusaha kuat dan tidak bergantung pada siapapun.
"Apa mungkin, dia lupa caranya mencintai dan dicintai?"
Jidan mengernyit, "maksud ibu?"
Ibu Jidan menghela nafasnya, "sayang, seseorang yang terlalu terbiasa sendiri atau orang yang terlalu lama dalam hubungan-hubungan yang dangkal, tanpa perasaan. Akhirnya akan lupa caranya mencintai atau rasanya dicintai, dia mungkin udah gak bisa membedakan mana yang tulus atau yang sesaat. Baik dirinya pada orang lain, atau orang lain pada dirinya sendiri."
Jidan tersentak dengan ucapan ibunya. Apakah itu mungkin? Selama ini, Jidan sendiri begitu lama dalam fase itu. Fase dimana ia tidak mempercayai tentang ketulusan atau apapun dan ia yakin setelah bertemu Roseanne, semuanya berbeda.
Tapi tidak bagi Roseanne. Baginya, mungkin fase itu masih berlangsung atau bahkan lebih buruk, bahwa ia terlanjur tidak mempercayai perasaan siapapun, termasuk perasaannya sendiri.
"Apa mungkin dia kayak gitu?" Jidan menatap ibunya dengan ragu.
Ibunya menggeleng, "ibu gak tahu. Apa dia sering melarikan diri dari orang-orang yang serius sama dia?" Tanya ibu Jidan.
Ia ingat bahwa Vando pernah hampir melamar Roseanne, namun Roseanne memutuskan hubungan mereka begitu saja. Walaupun pada akhirnya mereka memiliki hubungan pertemanan yang baik-baik saja dan terkadang membuat Jidan cemburu, tentu saja.
Lalu, ada cerita tentang mantan Roseanne yang lain. Beberapa memang melamarnya hanya demi status sebagai suami desainer ternama, beberapa ada yang benar-benar serius. Tapi Roseanne selalu menolak dan meninggalkan mereka dengan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
1111 HEARTBREAKER [Rosékook] ✓
Fanfiction[TAMAT] 22/06/2021 - 10/04/2022 Psikopat cinta. Julukan menggelikan sekaligus mengerikan yang Roseanne peroleh. Tidak heran karena reputasi nya dalam membuat para pria menangis patah hati sudah terkenal. Setiap bulan, tepatnya tanggal 11. Roseanne...