Chapter 20 : Heartbreaker (END)

513 63 11
                                    

Song Recommended :

Can You See My Heart

- Heize -

*********************************


"Lu makin lengket aja sama Jidan, ya?" Jennie bertanya ketika ia dan Roseanne sudah masuk kedalam rumahnya.

Roseanne mengangguk, "selama dua hari, dia benar-benar gak ninggalin gue. Lu tahu, gak ada cowok kayak dia sebelumnya."

Jennie tersenyum mendengar penuturan Roseanne, "gue seneng lu sadar hal itu. Biar lu sadar, kalau semua cowok itu gak sama."

Roseanne berdecih, "semua cowok sama aja, yang beda itu cuma prinsip mereka. Tapi, kebanyakan gak punya prinsip," ia mengendikkan bahunya sembari duduk di sofa.

Itulah yang selama ini ia percayai. Semua pria sama saja, prinsip dan iman mereka yang membedakan, karena manusia secara alami memiliki insting yang tidak puas akan satu hal dan satu pasangan. Diantara semua manusia, ada beberapa yang mengerti cara menghargai dan tidak menuruti insting tersebut karena mereka sadar itu akan menyakiti orang lain.

Diantara semua manusia juga, ada beberapa-- sangat banyak yang tidak mempedulikannya dan lebih menuruti hawa nafsunya tanpa mempedulikan imbasnya bagi orang lain.

"Hush! Cowok gue sama suami teh Jihan gak gitu," Jennie mengerucutkan bibirnya dan membuat Roseanne tertawa. Roseanne tetaplah Roseanne yang tentu tidak bisa begitu saja menggantungkan seluruh kepercayaannya pada seorang pria.

"Udah lah, bahas cowok nya nanti lagi, pusing," Roseanne menyandarkan kepalanya di sofa.

Jennie mengangguk, "jadi, lu beneran mau ikut saran gue?" Ia duduk di samping Roseanne.

"Nanti dulu. Pertama, kenapa lu harus berdiskusi sama Ayah?" Roseanne menatap Jennie dengan mata menyipit.

Jennie mengangkat tangannya, "maaf. Gue kehabisan akal, gak ada yang bisa gue minta saran selain ayah lu," ia menghela nafasnya.

"Tapi gue tebak, dia ngasih saran lebih, kan?" Jennie bertanya.

"Bukan lebih lagi, berlebihan," Roseanne menghela nafasnya, ia sudah malas menceritakan detailnya. Matanya menerawang, kembali mengingat semua ucapan ayahnya yang sama sekali tidak ada satupun yang Roseanne harapkan.

"Tapi, gue setuju sama rencana lu. Asal, perusahaan disini penanggungjawabnya lu, jangan libatkan siapapun dari pihak Ayah atau pihak yang Ayah sarankan," Roseanne menjelaskan.

Jennie mengernyit, "bentar. Jangan bilang kalau dia menyarankan Diana?"

Roseanne memutar matanya dan mengangguk.

"Astaga," Jennie menarik nafasnya, berusaha untuk tetap tenang, "gue kira kemarin Ayah lu nanyain kabar lu karena udah beneran peduli," Jennie menggelengkan kepalanya. Ia tentu sangat tahu bagaimana hubungan Roseanne dengan ayahnya, namun tidak benar-benar berekspektasi akan seburuk itu.

"Lu serius mikir dia kayak gitu?" Roseanne mencibir dan Jennie meringis, ia menggeleng dengan ragu.

"Tapi cuma dia yang ngasih saran dengan rasional, Rose. Kalau aja dia gak ngasih saran ini dan gue kemarin gak ngajuin saran ke para pemegang saham, mereka hampir aja minta lu diturunkan dari jabatan lu," Jennie menjelaskan dan membuat Roseanne memijat pelipisnya. Ia tahu hal itu mungkin saja terjadi ketika kekacauan terjadi di perusahaannya.

"Makasih, karena selalu gerak cepat, sementara gue kemarin malah sembunyi," Roseanne menatap Jennie dengan rasa bersalah.

"Udah wajar sih kalau nanti lu pulang dari Paris beliin gue tas mahal," Jennie mengendikkan bahunya dan membuat Roseanne kembali tertawa.

1111 HEARTBREAKER [Rosékook] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang