The Rabbit and The Moon part 1

2.3K 78 49
                                    

Rating: K-T

Genre: Parody, Friendship, Crack, Indonesian Vibe, Myth, Folkstory.

Pairing: PekoMoon

Summary: Moona merasa bosan. Memutuskan turun ke bumi. Apa yang akan dia temukan di sana?

Disclaimer: Hololive dan semua talent di dalamnya adalah milik Cover. Aku hanya pinjam beberapa buat bikin cerita ini.

Enjoy^^
.
.
.
.
.
.
.

***

Iofi pernah bilang, bulan dan planet lainnya memiliki perbedaan waktu yang signifikan. Risu juga pernah bilang, di bumi, selain matahari pergerakan bulan juga digunakan sebagai penanda pergantian tahun. Moona nggak terlalu tertarik dengan hal itu. Baginya yang terpenting adalah bagaimana cara menghilangkan kebosanan. Kalo mau diibaratkan waktu di bumi, mereka bertiga sudah nggak ngapain-ngapain selama tiga hari.

Moona mengembuskan napas bosan. Merebahkan kepala di kusen jendela, matanya melirik malas bumi yang tengah berotasi.

"Membosankan," gumamnya.

Tanpa menoleh, Iofi yang tengah menggambar di tablet menyahut, "Kalo kamu bosan kenapa nggak nyoba nyari suasana baru saja."

"Maksudmu?"

"Cari suasana baru, seperti melakukan kegiatan baru atau pergi ketempat yang baru. Lagian, sejak aku tinggal disini aku nggak pernah lihat kamu keluar rumah, lho," jelas Iofi. 'R'-nya yang cadel terdengar begitu kentara.

Moona cekikikan, lalu memandang ke luar jendela. "Moona ingin ke bumi."

Mendengar ucapan Moona barusan membuat Risu langsung duduk dari rebahannya di sofa. "Bumi?! Nitip kacang, ya, Moon. Persediaan dari NASA sudah habis. Aku nggak bisa balik kalo misi di sini belum selesai."

"Aku bisa menggunakan sihirku kalo kamu ingin kacang."

Risu bergidik. "Geli. Itu sama saja dengan makan kamu jadinya."

"Wah, aku juga mau, dong," Iofi menimpali.

"Terserah." jawab Moona. "Bagaimana kalau di-GoFood-in, aja?"

Risu berdecih sebal. "Mana bisa. Mamang Ojeknya pada nggak mau nganterin ke bulan. Tiap kali aku mesan pasti di-cancel. Heran aku. Mereka ini niat kerja nggak, sih?"

Moona mendengus. "Yaudah, Moona bawain, deh." Moona berdiri. Lalu beranjak menuju pintu keluar. Pintu baru setengah terbuka saat ia berbalik. "Moona rasa ini bukan ide bagus. Moona Dewi Bulan. Kalo Moona pergi, siapa yang jagain bulan?"

Sejenak, Iofi dan Risu berpandangan. Keduanya tersenyum aneh.

"Kan ada kami, Moona." Iofi tertawa canggung. "Kami akan jaga bulan untukmu."

Risu menimpali, nggak kalah gugup. "Y-yup. Kamu pergi saja dan bersenang-senanglah. Urusan disini biar kami yang beresin. Malam ini bulan purnama kan? Yang bentuknya mirip pisang itu?"

Iofi menendang kaki Risu, gemas. "Bukan purnama, Bodoh."

"Lah terus apa dong, hah?!" Risu menendang balik. Sedikit lebih keras.

Iofi meletakkan tabletnya, lalu balas menendang. "Gerhana bulan!"

"Gerhana bulan nggak kayak gitu, dasar cadel." Satu tendangan lepas mengarah ke pinggang Iofi. "Tapi bulat terus ada bolongnya di tengah."

"Aw! Itu donat!"

"Aw! Aku tau." Risu beralih ke Moona. "Sekalian nitip, ya."

"Hey! Jangan mengabaikanku!"

HALU - hololive fanfictions [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang