HALU - hololive fanfictions [Complete]

Lost part 6

Hololive Production VTuber Audition

Thank you for your interest in our VTuber audition for Hololive English.

* The information provided on the application form will only be used for audition screening, communication, and analysis.

Applications that are sent multiple times will be rejected.

Re-application is possible once every 3 months.

Only successful applicants will be contacted within 1 month of applying.

Initial Guidelines.

This audition is available to those who fit the following criteria:

- You must be able to deliver content continuously for at least one year,

- You must be able to deliver content at least 3 times a week (content provided after getting home or on your days off while you're studying or working is fine),

- You have a proven track record as a content creator (including, but not limited to, gaming, music, and illustration), and

- You must be 18 years of age or older.

Note: For the application, you are not required to have your own VTuber avatar.

Ina membacanya sampai dua kali. Apakah ia harus melakukan ini? Bela-belain riset semalaman, mencari tahu apa itu VTuber hanya untuk melongo di depan layar komputer?

Tinggal isi formulirnya, Ina! batinnya.

VTuber. Orang yang streaming menggunakan avatar 2D atau 3D. Ina tau. Beberapa kali menonton mereka sampai akhirnya tertarik. Cuma, apa Ina harus mendaftar? Nggak, juga, kan? Lagipula formulir ini khusus untuk manusia yang ingin jadi VTuber. Bukan makhluk kuno supranatural berwujud manusia seperti dirinya.

Memang, Ina sudah melihat, selain manusia, ada berbagai makhluk yang tergabung dalam agensi VTuber Hololive. Ada iblis, succubus, bahkan alien! Tapi bukankah itu hanya persona yang dibuat oleh bantuan teknologi?

Ina tertawa sinis. "Apa yang kuharapkan? Tidak ada tempat untuk makhluk sepertiku."

Ina bangkit meninggalkan komputernya dan mengeluarkan kepala di jendela. Menghirup udara malam yang dingin.

Ina bersin ketika angin berhembus lebih kencang. Menutup jendela, Ia beranjak ke kasur dan mencoba untuk tidur. Jawaban atas kebimbangannya untuk bergabung dengan Hololive, mungkin akan ia temukan dalam mimpi.

Namun malam itu, Ina justru bermimpi buruk. Mimpi yang sama.

Orang-orang berjubah hitam. Banyak orang-orang berjubah hitam. Hitung cepat. Sekitar lima puluh. Tidak. Mungkin lebih. Masing-masing menggunakan tudung yang menutupi seluruh area wajah. Ina jadi teringat sekte sesat yang dibacanya di internet. Pakaian mereka hampir mirip.

Salah satu dari mereka maju, mendekati Ina dengan menundukkan kepala.

Kemana pun. Ina ingin lari. Demi apapun. Ina tidak ingin berada di sana. Tapi apa daya, kakinya lurus menghujam tanah. Tak bisa digerakkan.

Orang berjubah itu bersimpuh, menyerahkan sebuah buku. The Ancient Ones.

Ina mengambilnya. Dan begitu saja pandangannya berputar. Mengabur, dengan tubuhnya yang perlahan pudar. Dunia pun berguncang. Pria dan wanita. Teriakan nyaring. Suara tembakan. Kepala yang dibenturkan ke dinding beton. Pensil dan kuas. Sebuah lukisan alam semesta. Bumi. Senyum gadis berambut pirang.

Ina terbangun, duduk memegangi kepala, ia merasa pusing. Napasnya memburu. Keringat membanjir.

"Pagi yang indah, ya?"