Ina pikir dengan kedatangan Ame yang dramatis itu, situasi bisa menjadi lebih baik. Nyatanya tidak. Setelah perkenalan diri, gadis pirang itu malah mengeluarkan sebuah revolver dari balik jasnya. Mulai membidik.
Belum sempat Ina merespon, peluru ditembakkan. Bingung harus melakukan apa, Ina refleks terpejam. Mengantisipasi luka yang akan didapat karena dia tak sempat menghindar. Cengkraman Ina Masa Lalu di lehernya terlepas.
"Hoo? Kamu melindunginya, ya, Ina. Menarik. Kukira kalian saling membenci." Suara dingin Ame mengisi ruang hampa.
Ina perlahan membuka mata. Tentakel milik Ina Masa Lalu mengelilingi badannya. Membentuk kubah pelindung. Darah mengalir di tentakel Ina Masa Lalu yang tertembak. Ina meringis, ikutan ngilu. "Ame! Kamu gila, ya? Kamu nyaris membunuhku, tau!"
"Nggak usah marah-marah, dong!" sewot Ame. "Kan baru nyaris. Kali ini pasti berhasil." Ame memasukkan tangannya ke saku jas. "Sh*t! Aku lupa bawa peluru cadangan. Ya sudah. Pertarungan jarak dekat." Ame menyengir. Membuang revolvernya asal, lantas berlari cepat ke arah mereka.
"Ina, berhenti berpikir Ame akan menolongmu." Ina Masa Lalu menatapnya. Wajahnya tetap datar, meski jelas telihat menahan nyeri. Tentakel memang bagian tubuh yang paling sensitif. Kena injak saja sakitnya sekujur badan, apalagi kena tembak. "Dia kemari karena ingin menghabisi kita berdua."
Ame sudah di hadapan mereka. "Oh ya? Ina yang satu ini sok tau, ya. Akan kuhabisi lebih dulu." Ame menendang Ina Masa Lalu. Walaupun sudah menahan dengan kedua tangan, Ina Masa Lalu tetap terpental jauh kebelakang. Mengindikasi kuatnya tendangan Ame. "Nah, untuk Ina yang mukanya kayak orang linglung baru bangun tidur ini..." Ame mengulurkan tangan. Tersenyum. Sebuah senyum jenaka yang entah kenapa membawa perasaan nostalgia. "Bagaimana kabarmu, sobat?"
Sesaat Ina syok. Mengembuskan napas, menyambut uluran Ame. "Yeah. Aku memang agak linglung. Coba, kamu jelaskan padaku. Apa yang terjadi sebenarnya?"
"Ada tiga hal. Pertama, kamu menghilang dari jalur waktumu. Kedua, Ina Masa Lalu mengejarmu dan kalian bertemu di jalur waktu yang sama. Dan ketiga, karena beban antar partikel yang berlebih, kalian berdua pun terlempar ke ruang hampa. Sampai sini paham?"
"Aku menyesal bertanya. Kamu membuatku semakin bingung." Ina memanyunkan bibir,
Ame terkekeh. "Fisika kuantum memang sulit untuk orang awam. Sederhananya jalur waktu sedang kacau."
"Tetap saja membingungkan. Lalu, kamu kemari untuk membetulkannya?"
Ame mengangguk.
Ina mengedarkan pandang. "Tapi selain aku dan Ina Masa Lalu, nggak ada apa-apa di sini."
"Ina," Ame menatapnya. "Keberadaan kalian berdualah masalahnya. Supaya jalur waktu kembali normal, aku harus menghabisi kalian."
"Karena itu kamu lalu mau menembakku begitu saja?!"
"Nggak juga. Aku perlu memastikan motif pelaku terlebih dulu sebelum melanjutkan penyelidikan. Pura-pura menembakmu hanyalah cara agar motifnya terbongkar."
"Entah kenapa aku ragu dengan kata 'pura-pura'-nya."
"Ayolah, setidaknya kita—"
Ina Masa Lalu tiba-tiba menyela. "Tidak akan kubiarkan! Ina akan bertukar denganku!"
"Shut the f*ck up, b*tch! Kamu kira aku peduli dengan itu?!" Ame membalas, tidak kalah galak. "Ya nggak lah! Aku kemari untuk menghabisi kalian. Tapi aku nggak tega menyakiti Ina. Kronii mungkin dapat mengatur dan mengendalikan waktu. Tapi dia nggak akan bisa memerintah penjelajah waktu! Camkan itu!"
Alis Ina mengerut. "Tunggu, siapa Kronii?"
"Dia kouhai-kita di HoloEN. Salah satu dari HoloCouncil. Sudah melihat debut mereka, kan?" Ame menuding streaming portal dengan dagu.
"Aku cuma nonton Mumei."
"Ah, kamu harus menemui yang lainnya. Mereka semua asik."
"Seandainya bisa."
"Biar kubantu. Akan kucari cara mengeluarkanmu dari sini. Aku janji. Tapi sebelum itu..." Ame menoleh pada Ina Masa Lalu. "Kita urus dia dulu."
Ina Masa Lalu berdiri diam di tempat. Kepalanya tertunduk dalam. Tangannya menggantung lemas di sisi badan. Tentakelnya menggeliat ke sana kemari seperti cacing kepanasan. Ao-chan milik Ina Masa Lalu mengambang di atas kepalanya, halaman demi halamannya, membuka cepat.
"Apapun yang coba dia lakukan, itu pasti akan menyulitkan kita," Ame berkomentar, waspada. Suaranya mungkin terdengar tenang, tapi Ina yakin Ame juga merasakan aura yang kuat di sekitar Ina Masa Lalu.
Beberapa detik kemudian, tentakel Ina Masa Lalu seketika berhenti bergerak. Aura kuat yang sempat muncul tadi perlahan pudar.
"Yahh, percuma pasang kuda-kuda. Ternyata dia nggak niat bertarung." Ame berjalan santai mendekati Ina Masa Lalu. "Bagaimana kalau kita ajak dia bicara. Entah kapan dan di manapun, dia tetap kamu, Ina. Kurasa kalian bisa bernego, dan masalah ini akan diselesaikan secara kekeluargaan. Haha. Cliche." Kemudian terkekeh. Ina menjajari Ame.
Ada yang salah. Ina tau ada yang salah. Sihir apa yang efeknya sekuat tadi? Sihir tingkat 3? Bukan. Sihir rendah sampai menengah nggak akan menimbulkan aura sihir sekuat itu. Apa itu sihir yang belum dikuasainya? Ina Masa Lalu adalah dirinya di masa lalu. Tentu kekuatannya nggak lebih dari Ina yang sekarang. Memang, sih, sejak gabung Hololive, Ina disibukkan dengan kegiatan v-tubing Tidak ada waktu untuk melatih sihirnya.
Mereka sudah setengah jalan, saat Ina menyadari tubuh Ina Masa Lalu perlahan diselimuti kegelapan. Dari ujung kaki sampai ujung tentakel. Seolah tubuh Ina Masa Lalu ditelan oleh lendir hitam pekat yang lengket. Hanya tersisa bagian mata, yang kini merah menyala.
Ao-chan membuka dengan cepat. Lebih cepat dari sebelumnya. Beberapa halaman terlepas. Berserakan. Huruf-huruf kuno yang tertulis mengeluarkan cahaya sewarna mata Ina Masa Lalu.
Salah satu tentakel yang awalnya tidak bergerak, tiba-tiba meluncur menuju Ina. Bagai sebuah tombak yang dilontarkan.
Ame meneriakinya.
Ina didorong.
Ujung lancip menembus dada.
Ame memuntahkan darah.
-bersambung-
a/n
Makin gaje aja ni cerita HoloEN_-
Lorenya dalem, sih. Monkey brain-ku kesusahan nyambunginnya. wkwk.
btw thanks sudah mampir^^
sampai jumpa di part selanjutnya!
art by Mela: www.pixiv.net/en/artworks/93990557
20 November 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
HALU - hololive fanfictions [Complete]
FanficKumpulan fanfic Hololive dari berbagai genre dan gaya penulisan hanya untukmu. *** Disclaimer: Hololive adalah agensi VTuber (Virtual Youtuber) yang kini telah memiliki empat cabang yaitu hololive JP, hololive ID, hololive EN, hololive DEV_IS. Semua...