The Bat and The Owl part 2

229 28 0
                                    

"Choco, mengapa saat malam hari terasa sangat sepi?"

Choco menandai halaman buku. Melepaskan kacamata bacanya. "Ara, sepertinya ada kelelawar yang lagi galau, nih." Mel mendengus. Yang dibalas Choco dengan tawa beraura Onee-san yang kental. "Mungin karena semua binatang sedang tidur, makanya malam terasa sepi."

"Semuanya? Kecuali kita?"

"Bisa jadi."

Mel cemberut. "Kamu nggak membantu."

"Ngomong-ngomong, Mel-senpai, sudah dengar tentang para penghuni hutan yang baru?"

"Ah, soal itu. Aku dengar dari Fubuki. Katanya ada lima orang, atau tiga? Entahlah."

"Jangan-jangan salah satunya ada makhluk malam seperti kita?"

Mel mengangkat bahu. "Aku belum bertemu satu pun dari mereka. Kalo ada juga kemungkinannya kecil."

"Kecil bukan berarti tidak ada, kan, Senpai? Atau kecil bukan berarti tidak terasa."

"Oi, hati-hati dengan ucapanmu, Choco. Itu terdengar tidak seisho."

Choco meregangkan badan. "Apanya? Senpai suka yang kecil?"

"Stop disana!" Mel terbang munuju mulut gua. "Aku mau keluar. Cari makan."

"Bukannya nyari shota?"

"Diamlah."

Choco terkekeh. Melambai. "Hati-hati, Senpai<3~"

Untung Mel berhasil mengelak sebelum pembicaraan semakin lebih jauh. Genre cerita bisa berubah nanti.

Bersiul melantunkan nada-nada random, Mel terbang menyusuri hutan sendirian. Apakah setiap malam Mel akan terus sendirian? Bukan. Mel bukan berarti nggak punya teman. Ia punya Fubuki. Tapi, ia juga masih punya sopan santun untuk nggak datang ke rumah rubah itu setiap malam. Mel prihatin meliha temannya yang menahan kantuk tiap dia datang berkunjung.

Seandainya perkataan Choco benar. Mel pasti bakal punya teman yang menemaninya mencari makan tiap malam.

Mel menghembuskan napas. Kemudian menariknya. Mengganti nada siulan menjadi lebih berirama. Bahagia, semangat, dan gembira menghinggapi Mel tiap kali dilantunkannya nada ini. Membuat Mel merasa bisa bermimpi apapun dan mewujudkannya di masa depan.

Mel hampir sampai bagian akhir lagu saat gelombang suaranya memantulkan gerakan yang aneh. Mel memfokuskan nyanyian. Menyanyikan lagu semakin merdu. Dengan pelafalan dan intonasi yang tepat, asal gerakan dapat diketahui.

Ada kemungkinan gerakan yang ditangkapnya tadi adalah ranting pohon. Meski begitu Mel berharap dugaannya salah. Ya, semoga salah.

Mel menemukannya. Di balik pohon yang di sana itu. Terbang cepat, Mel memghampiri asal gerakan yang memantulkan suaranya. Seekor burung. Berdiri kikuk dengan kepala menunduk.

Mel yakin nggak salah lihat. Selain kelelawar, ternyata ada binatang lain yang terjaga di malam hari. Betapa senangnya ia.

"Hai," sapa Mel.

"Ha-hai," sahut burung itu malu-malu. Matanya melirik kiri-kanan nggak berani menatap Mel. Kawaii.

Mel mendekatinya. "Namaku Mel. Yozora Mel. Siapa namamu?"

HALU - hololive fanfictions [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang