"Ok, Gura, dengarkan baik-baik. Aku tidak akan mengulanginya," ucap Calli sambil menunjukkan sebungkus coklat batangan.
Gura melihat lurus coklat di tangan Calli. Menjilati bibirnya lapar. Dalam benak, terbayang dirinya berenang di lautan coklat yang manis. "Baik. Kudengarkan. Tapi setelah satu gigitan. Gigitan seekor hiu--!" Mulut Gura menganga lebar. Cukup besar untuk melahap coklat tersebut dalam satu gigitan.
Gesit, Calli mengangat coklatnya. Membuat Gura harus melompat-lompat untuk menjangkaunya. Sayang, karena tubuh yang pendek, usahanya sia-sia.
"I'm sorry little same, tapi coklat ini bukan untukmu," cibir Calli.
Gura menghentikan lompatan. "Kau kira aku peduli?" sinisnya. Lalu lanjut melompat. Lagipula, demi apa Calli datang ke rumahnya jam sembilan pagi, saat Gura lagi asik streaming, bawa coklat yang terlihat sangat enak, dan bilang kalau itu bukan untuknya? Pokoknya Gura mau coklat. COKLAAAT!!!
Gura makin menjadi. Gagal melompat, kali ini ia mencoba menaiki tubuh Calli yang jangkung. Calli pun panik, mengangkat coklatnya lebih tinggi. "Kau yakin? Bagaimana kalau kubilang jika ini coklat titipan Ame!"
Tepat saat kakinya sudah berada di wajah Calli, Gura turun. Diambilnya kursi terdekat lalu mempersilakan murid dari seorang malaikat maut itu duduk di sana. "Tolong jelaskan."
Calli bercerita. Semua bermula di malam Halloween tahun lalu. Di rumah Calli, sering didatangi anak-anak kecil meminta permen padanya. Maklum, Calli memang terkenal ramah dengan anak-anak. Tidak ingin melihat wajah sedih mereka yang tidak kebagian coklat, Calli pun mengantisipasi hal itu dengan membeli banyak sekali coklat. Coklat pun diberi. Anak-anak berderet pulang dengan senyum manis.
"Lalu, hubungannya dengan Ame?"
"Ame berkunjung besoknya dan mendengar kabar dari anak-anak bahwa mereka mendapat coklat itu dariku. Ame juga mau. Tapi, aku tidak bisa memberinya coklat karena stok-ku juga habis." Calli mengibaskan bungkus coklat batangan itu seolah kipas. Membuat kepala Gura ikut bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti arahnya.
Tiba-tiba, Calli menepukkan coklatnya ke kepala Gura.
"Itte! Kau ini kenapa?!" sentak Gura.
Calli dengan mengangkat bahu santai. Tanpa menunggu protes dari Gura, Calli melanjutkan. "Aku sudah menyuruhnya minta ke Kiara, karena aku tahu Kiara selalu memperbaharui persediaan coklatnya. Tapi, Ame bersikeras mau coklat yang sama dengan anak-anak itu. Jadi, aku pun berjanji akan memberikannya suatu saat nanti. Dan sekarang baru kesampaian. Hanya saja...."
"Hanya saja?"
Calli membungkukkan badannya dan bicara dengan nada sedih. "Aku tak bisa memberinya langsung. Aku harus rekaman. Siang ini. Mungkin sampai malam. Jadi, aku titip, ya." Calli mengambil telapak tangan Gura, lalu meletakkan coklat itu di sana.
"Aku sudah memberitahu Ame kalau coklatnya ada padamu," lanjut Calli. "Berjuanglah. Sampaikan coklat ini pada Ame, Gura. Seperti perasaanmu yang ingin kau sampaikan padanya!"
Mendengarnya, sontak membuat Gura terbelalak. Calli terkekeh dan meninggalkan hiu kecil yang saat ini tengah membeku salah tingkah. Asap tipis keluar dari kepala. Wajah Semerah tomat. Debaran jantung tak beraturan. Gura benar-benar kehilangan kendali tubuhnya.
Lima menit kemudian akhirnya Gura bisa kembali fokus. Walaupun detak jantungnya masih kentara, tapi Gura sudah bisa memikirkan hal yang harus ia lakukan. Streaming. Namun, berjam-jam Gura streaming, berjam-jam pula coklat Ame menggelayut dalam pikirannya. Mood-nya menjawab pertanyaan viewer tentang merchandise baru HoloMyth pun hilang. Sebenarnya, Gura juga tidak terlalu paham, tapi yang dia dengar dari EnMa-chan, HoloMyth akan meluncurkan merchandise ekslusive bulan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU - hololive fanfictions [Complete]
FanfictionKumpulan fanfic Hololive dari berbagai genre dan gaya penulisan hanya untukmu. *** Disclaimer: Hololive adalah agensi VTuber (Virtual Youtuber) yang kini telah memiliki empat cabang yaitu hololive JP, hololive ID, hololive EN, hololive DEV_IS. Semua...