Nine

1.6K 205 21
                                    

~~

Gurun Gobi tidak selalu datar, terutama di tempat-tempat di mana sungai pernah mengalir, dan ada banyak kanal cabang yang mengalir keluar dari gurun di kedua sisi saluran, tidak terlalu dalam, tetapi ada juga dua atau tiga meter yang cukup untuk menghindari angin.



.

Zhang qilling dan salah satu anak buah Aning segera keluar lagi, dan tentu saja pergi untuk mencari orang lain/anggota Aning.

Orang-orang ini jelas ketakutan. Tidak banyak orang berbicara, semua meringkuk bersama. Wuxie merasa lucu di hatinya, ia pikir orang-orang ini seperti petualang profesional, ternyata sama saja.

***

Wuxie sudah bersiap untuk malam ini dan banyak orang yang sudah benar-benar tertidur karena kelelahan.

Wuxie tidak bisa tidur lama karena rasa kurang nyaman di dadanya masih mengganggu.
Ketika ia bangun, angin jauh lebih rendah. Ini pertanda baik. Wuxie melihat sebagian besar orang sedang tidur.

Wuzie melihat Aning yang baru bergabung dengan rombongan, ternyata ia sedang mencari para anak buahnya yang terpisah.

Wuxie menghela nafas, menghiburnya beberapa kata, membiarkannya tidak khawatir. "Tenanglah orang-orang mu semua memiliki GPS, dan angin sangat kencang, mereka tidak akan pergi jauh. Masih ada angin, dan penglihatannya tidak terlalu jelas. Lebih nyaman untuk menemukannya ketika fajar."

Dia menggigit bibir bawahnya dan mengangguk, tetapi ekspresinya tidak berubah, yang membuat Wuxie merasa agak buruk.

_
Sementara Pangzi sibuk dengan makanannya. "Lumayan beruntung bisa bekerjasama dengan tim Aning karena mereka membawa banyak stok makanan hahaha, tuan naif usahamu tidak sia-sia." Oceh Pangzi tanpa tahu malu.

__
Waktu telah menunjukkan pukul 03.00 pagi, langit masih gelap, udara di gurun pasir makin terasa dingin menusuk kulit, perjalanan menuju istana Ratu barat masih sangat panjang, bahkan bisa dikatakan bahwa saat ini mereka belum mencapai setengah perjalanan sedangkan bencana dan berbagai rintangan terus datang bertubi-tubi.
_
Mereka tidak mendirikan tenda untuk bermalam dikarenakan belum menemukan tempat yang benar-benar aman, karena tempat ini hanya digunakan sebagai tempat perlindungan sementara untuk menghindari badai pasir, pada kesimpulannya tempat ini belum benar-benar aman.

Semua orang sudah kembali meringkuk merajut mimpi, mengumpulkan energi untuk perjalanan setelah hari terang.

Namun Zhang qilling masih tetap terjaga, karena stamina tubuhnya yang kuat ia memutuskan untuk jaga malam sendirian setelah usai menemukan dan mengumpulkan semua orang yang terpisah karena badai pasir.

Ia merasa ada yang aneh dengan Wuxie, namun karena dirinya yang tidak pandai berkomunikasi atau hanya sekedar menanyakan hal ini dan itu akhirnya memutuskan untuk memperhatikan Wuxie Secara diam-diam.

Kalaupun bertanya Wuxie juga tidak akan menjawabnya dengan mudah karena dirinya yang terlalu sungkan.

Wuxie tertidur meringkuk dengan beralaskan matras dan jaket merahnya yang ia gunakan untuk menyelimuti tubuhnya agar mengurangi sensasi dingin.

Terlihat jelas kerutan di dahi serta nafasnya yang terdengar berat, Zhang qilling menyadari itu, dan berjalan mendekati Wuxie.

"Ada apa denganmu, kenapa kau terlihat sangat tidak nyaman dalam tidurmu? Wuxie."monolog Zhang qilling.



"Eugh" lenguhan Wuxie terdengar dalam sela-sela tidurnya.
Sungguh ia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena rasa sakit di dadanya, namun ia tetap mencoba memejamkan mata untuk tidur.

"Wuxie." Zhang qilling memilih membangunkan Wuxie karena ia merasa khawatir dengannya.

"Xiaoge? Ada apa." Tanya Wuxie.

Sungguh benar-benar naif bukan? Naif, bodoh dan polos hanya beda tipis.

"Kau sakit?" Tampak jelas dari wajahnya yang pucat pasi.

Sementara yang di tanya hanya terdiam sambil bangkit untuk duduk.
Wuxie masih bingung akan menjawab apa, jika ia berbohong mungkin Xiaoge akan langsung mengetahuinya, dan jika ia berkata jujur ia takut hanya akan menjadi beban dalam perjalanan ini.

Pangzi yang tidur bersebelahan dengan Wuxie merasa terganggu karena pergerakan manusia di sebelahnya.

Sambil menguap Pangzi berkata "huammm... Tuan naif kenapa kau bangun pagi-pagi sekali, lihatlah langit masih gelap, eh Xiaoge kau juga disini ada apa?"

Maklum makhluk gendut satu ini baru terbangun dari acara merajut mimpi sehingga masih setengah sadar.

Sambil mengucek matanya, Pangzi mengamati raut wajah Wuxie.

"Kenapa kalian hanya diam? Haih Wuxie kau terlihat pucat, apa kau sakit?" Tanya Pangzi yang mulai mengkhawatirkan Tuan naifnya itu, sambil mengecek suhu tubuh Wuxie.

"Aku baik-baik saja." Sanggah Wuxie pada akhirnya.

"Tidak benar, pasti ada masalah dengan tubuhmu namun suhu tubuhmu masih normal. Apa kau merasakan sakit di bagian tubuh lainnya?" Pangzi terlihat seperti seorang ibu yang benar-benar cerewet karena mengkhawatirkan anaknya.

"Sungguh aku baik-baik saja, Pangzi, Xiaoge, bukankah aku tak demam." Bantah Wuxie mencoba menyembunyikan.

...


Xiexie





The Lost Tomb : Makam Kuno Istana Ratu Barat (Ultimate Note)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang