20

1.6K 184 50
                                    

Hanya satu bintang untuk tiap chapter

Selamat membaca:)

Hari semakin larut, udara kian terasa dingin, di luar tenda terdengar berbagai macam suara serangga malam dan gesekan dedaunan tersapu angin.

Perapian telah padam, sebagian orang telah bersiap untuk tidur dan beberapa diantaranya akan terjaga tiap 3 jam secara bergantian untuk menjaga keamanan dan sekedar berpatroli di sekitar tenda.

____

Sedangkan dalam tenda komunikasi terdapat beberapa orang yang masih bertugas melacak rute, ketinggian daratan, serta prediksi cuaca kedepan.

Waktu telah menunjukan pukul sembilan malam.

Wuxie berada dalam tenda yang dapat memuat sekitar 5 sampai 6 orang, dan  didalam tenda terdapat Xiaoge, Pangzi, Xiao Hua, dan kacamata hitam, semua telah tertidur dengan pulas dikarenakan perjalanan yang mereka lalui sangat berat dan melelahkan.

Tiga jam telah berlalu dan hujan mulai turun
Menambah dinginnya suasana di malam hari. Wuxie mulai merasa terusik dalam tidurnya, ia mengeratkan selimut dan meringkuk guna mengurangi rasa dingin malam itu.

Xiaoge mulai merasakan akan ada bahaya yang datang jika mengingat bahwa sekarang mereka sedang berada di tengah hutan di malah hari dengan hujan dan angin yang semakin kencang  menerpa, ia terbangun dan melihat sekeliling, semua orang dalam tenda masih tertidur pulas kecuali Wuxie yang terlihat menggigil,  Xiaoge mencoba mengecek suhu tubuh Wuxie. "Demam." Gumam Xiaoge.

Lalu Xiaoge memberikan selimutnya untuk menyelimuti Wuxie agar merasa lebih hangat dalam tidurnya.

Hujan telah reda dan waktu menunjukan pukul satu dini hari, karena xiaoge tidak lagi merasa mengantuk maka ia memutuskan untuk keluar tenda dan berkeliling di sekitar sambil mencoba untuk mengingat tentang rute yang telah mereka lalui karena xiaoge merasa bahwa ia pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya, hanya saja ingatan itu terlihat sangat samar dan kabur.

.
.
.

Kacamata hitam terbangun dan melihat sekeliling tidak mendapati Zhang qilling dalam tenda dan ia pergi keluar bermaksud untuk berbicara empat mata dengan Zhang qilling.

"Setelah hujan reda pasti akan semakin banyak nyamuk mencari mangsa namun aku rasa kau tidak akan membutuhkan lotion anti nyamuk, ya . .karena darahmu yang begitu berbeda." Tutur kacamata hitam bermaksud untuk membuka obrolan, namun manusia yang ia ajak bicara terlihat tidak tertarik dan hanya terdiam sambil menghidupkan perapian.

"Zhang qilling, kau selalu seperti batu berjalan, oy aku sedang mengajakmu bicara.. ck! kali ini menyangkut Wuxie." Ucap Kacamata hitam.

Zhang qilling baru merespon dengan beralih menatap kacamata hitam seolah meminta agar ia melanjutkan perkataannya.

"Baiklah aku akan serius agar kau mendengarkan ku, em.. kulihat kondisi Wuxie semakin tidak memungkinkan untuk tetap berada di tempat seperti ini. Apa sebaiknya aku meminta agar Wu san Shing membujuk Wuxie?"

"Wuxie tidak akan setuju." Akhirnya Zhang qilling menanggapi obrolan mereka.

"Mn kau benar- eh aku ingat sesuatu, saat aku menunggu rombongan Aning aku mendengar penduduk Tibet bercerita tentang legenda yang di ceritakan secara turun temurun dari nenek moyang mereka, bahwasanya Ratu Barat menggunakan ular sebagai penjagaan dalam istanah dan  menurut cerita pada zaman Ratu Barat masih berkuasa ia juga memelihara ular naga dan sampai saat ini belum pernah ada yang mengaku pernah melihat ular naga Ratu Barat karena itu hanyalah sebuah legenda , jikalau benar dan masih ada itupun sepertinya hanya tinggal kerangka saja." Tutur kacamata hitam panjang lebar.

"Darah naga." Gumam Zhang qilling.

"Baiklah aku rasa kau talah menangkap inti dari pembicaraan ini, ku harap kau cepat menangani sebelum terlambat." Ucap Kacamata hitam sambil menepuk pundak Zhang qilling. "Jika dugaanku tak salah, Wuxie tidak sakit hanya karena trauma toraks, kau harus menjaganya dengan baik seperti janjimu pada pendahulu-pendahulunya, dan aku juga akan menjaga tuan muda ku."

"Mn." Tanggapan Zhang qilling. Meski ia melupakan semua hal, namun ia tidak akan pernah melupakan janjinya.

Karena ini adalah wilayah yang sudah sering di jumpai dan di lalui oleh Zhang qilling maupun kacamata hitam, maka disinilah tugas mereka yang sebenarnya untuk benar-benar melindungi.

***





Wuxie terbangun dan ia merasa sangat sakit kepala.

"Aisshh kepalaku seperti mau meledak, aw kurasa aku demam." Gumam Wuxie sambil mengucek matanya,
cahaya dalam tenda tidak terlalu terang karena hanya menggunakan lampu penambang sebagai penerangan, Xiaohua yang tertidur di sebelahnya merasa terusik dan terbangun.
"Wuxie, kenapa kau terbangun? Apa ada yang membuatmu tidak nyaman?" Tanya Xiaohua penuh perhatian.

"Em.. tidak ada, aku hanya merasa sudah tidak mengantuk lagi." Ucap Wuxie.

Berapa kali lagi kebohongan yang ia ucapkan guna menutupi keadaan fisiknya yang semakin memburuk, dasar naif.

Xiaohua melihat jam di tangannya menunjukan pukul 4 pagi hari dan langit masih terlihat sangat gelap karena mendung.

"Lebih baik kita keluar untuk menghangatkan badan, sepertinya di luar ada yang menyalakan perapian." Ajak Xiaohua.

"Mn ayo."

...
Ternyata di luar tenda telah banyak orang berkumpul dan semua hanya terdiam mematung sambil melihat ke satu arah yang sama.

"A..a apakah itu ular?" Tanya Xiaohua pada Wuxie dengan berbisik.
"Seperti yang kau lihat." Jawab Wuxie sambil menatap ke depan.

"Kenapa ukuranya sebesar paha."

Pertanyaan bodoh macam apa itu? bisa-bisanya terlontar dari mulut seorang tuan muda Xie, apakah rasa takut membuatnya menjadi sedikit tidak rasional? Bukankah ini hutan, jangankan seukuran paha, seukuran raksasa mungkin juga ada, bukankah begitu?
Ah bukan, dia bukan penakut hanya saja merasa jijik melihat hewan melata dengan bau amis.

"Tidak mengherankan bahwa ular sanca muncul di sini, karena hutan hujan tropis pada awalnya adalah kota kelahiran ular sanca, dan banyak hal aneh yang pasti akan terjadi." Jelas Wuxie dengan berbisik pula.



Aning, Zhang qilling, serta Kacamata hitam tampak biasa saja seolah bahaya seperti ini sudah diduga, tentu saja karena mereka semua telah melihat dunia besar dalam   petualangan.
Serta Beberapa orang secara mengejutkan terlihat tenang, tidak ada yang bergerak atau berteriak. 
Hanya Pangzi yang masih tertidur pulas di dalam tenda. Sedangkan yang lain tengah bersiap dengan senjata dan mempersiapkan diri untuk berlari jika saja ujar menyerang.

Wuxie ikut terdiam dan waspada kini dirinya hanya dapat berfikir dalam diam. Jenis ular ini memiliki jarak serangan yang panjang. Aku tidak tahu apakah ular itu memiliki minat pada kita. Jika kita bergerak dengan tergesa-gesa dan mengejutkan ular itu, serangan itu pasti akan diluncurkan dalam sekejap.

Ular itu perlahan-lahan berguling ke bawah, kepala ular besar tergantung di bawah cabang, memandangi mereka, dan tatapan mata ular kuning pahit membuat orang-orang merasa sangat tidak nyaman di malam yang gelap terlihat berkilau terkena pantulan cahayanya api unggun.

______

Bersambung....

Xièxiè
Mau cerita dikit aja, hp gue rusak layarnya error' jadi ngetik nya kudu sabar soalnya mencet mencet Mulu :' abis jatoh. sial Mulu deh.

Maaf ya kalau bnyk typo dan kurang memuaskan, sampai berjumpa lagi..

_____

The Lost Tomb : Makam Kuno Istana Ratu Barat (Ultimate Note)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang