Matahari sudah semakin meninggi dan memancarkan cahaya terik siang hari.
Wuxie sedang tertidur pulas dengan di temani Zhang Qilling yang mengusap lembut punggung Wuxie.
Sedari tadi dirinya terus mengeluh dalam tidurnya dan merasa tidak nyaman dengan dadanya, sehingga Xiaoge mengambil inisiatif untuk menenangkan Wuxie, sementara Wang Pangzi sedang berada di tenda komunikasi.
***
"Aning, sepertinya Wuxie harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit." Kata Pangzi.
"Tidak bisa." Jawab Aning sekenanya.
"Kenapa tidak bisa? Kau gila! dia kesakitan bahkan dalam tidurnya dia merintih, meskipun dia tidak pernah menunjukkan sakitnya namun ketika anak itu tertidur dia tidak akan lagi bisa berbohong bukan?" Seru Pangzi yang merasa kesal dengan tanggapan Acuh Aning barusan.
"Heh asal kau tahu, Tuan Hendrik telah menantikan saat ini dari dulu dan kini saatnya aku harus menemukan tempat itu, dan kau seenaknya meminta agar aku melepaskan kalian?" Jawab Aning dengan nada yang tidak bersahabat.
"Dari dulu kau memang wanita licik, mengorbankan semuanya hanya demi obsesi Tuanmu,-
Tapi apa kau sadar bahwa Wuxie tidak bersalah sama sekali dan ia tidak ada kaitannya dengan apapun yang kau dan orang-orang mu cari!" Geram Pangzi.
"Kau benar. Wuxie tidak bersalah, namun jika kau berkata bahwa Wuxie tidak ada kaitannya dengan Makam kuno istana ratu Barat kau salah Wang Pangzi."
"Ternyata benar dugaan ku bahwa kau hanya memanfaatkan Wuxie untuk membuka jalan, dan kau pula yang telah memancingnya agar ia mengikuti jejak Wu San Shing." Kata Pangzi.
Aning mendengus mendengar penuturan Pangzi. " Ternya kau sangat mengenalku, si Gendut Wang."
"Siapa yang tidak mengenal wanita licik sepertimu dalam bidang ini hah." Geram Pangzi.
"Baguslah Jika kau sudah tahu, maka aku tidak akan berpura-pura baik di depan kalian,-
Ah ya.. jangan harap aku akan mengijinkanmu membawa Wuxie kembali ke kota!" Gertak Aning."Bagaimana jika terjadi sesuatu yang lebih buruk pada Wuxie? Apa kau pernah memikirkan resiko yang di alami bocah naif itu!?" Pangzi benar-benar marah pada sikap Aning yang begitu keras kepala.
Mungkin jika hal itu tidak menyangkut Wuxie, makan Wang Pangzi tidak akan begitu ngotot berdebat dengan wanita licik satu ini.
"Tuan Wang yang terhormat, kita sudah berjalan begitu jauh dan ketika kita sudah melangkah maju maka tidak akan ada kata berbalik arah atau menyerah selain kau menemukan arah dan mencapai tujuan. Bukankah itu prinsip yang di pegang oleh orang-orang seperti kita?" Kata Aning dengan smirk liciknya.
"Ya kau benar, namun tidak untuk Wuxie, dia berbeda dari kita, dia hanya anak naif yang mencari Paman ketiga-nya. Karena hanya pamannya lah satu-satunya keluarga yang dekat dengannya! Apa kau masih tetap akan memaksakan prinsip yang kau katakan barusan?"
Pangzi benar-benar tidak habis pikir dengan Aning.
Aning terdiam sejenak dan berfikir
Mungkin benar kata Pangzi, Wuxie adalah pria yang baik, bahkan dia adalah satu-satunya orang yang tahu bahwa aku tengah gelisah dan menenangkanku dengan perkataan yang menurutku ambigu. Namun .. dialah satu-satunya dari sekian banyak orang yang ku bawa saat ini dan hanya dia yang dapat melihat gelisah ku. Monolog Aning.
Aning tidak dapat memilih antara perintah Tuan Hendrik selaku orang yang membesarkannya atau Wuxie sebagai teman? Pertamanya.
_______
Sampai bertemu pekan depan
XieXie,
Suasana hati Axiao lagi ga baikSad? Mungkin
And i don't know..Qi SHI wo hen lai (
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Tomb : Makam Kuno Istana Ratu Barat (Ultimate Note)
Avventuramenceritakan tentang tiga pria yang dipertemukan dalam perjalanan menjelajah makam kuno Istana Ratu Barat "Segitiga Besi" ↓↓ → Wu Xie/Tuan Naif → Zhang QiLing/XiaoGe → Wang pangZi ikuti kisah seru petualangan penjelajah makam Liarkan imajinasi anda...