tien

82 24 4
                                    

"Bangun, bangun!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangun, bangun!"

Tiba-tiba suara bising berbunyi. Itu dari dapur, tepatnya seperti suara panci. Dan begitu nyaring, jadinya mampu membangunkan semua orang yang masih terlelap.

"BERISIK!"

"MENGGANGGU SAJA!"

"KAMI MASIH LELAH KARENA BERJAGA SEMALAM!"

Perempuan dengan sarung di kepalanya itu menatapnya tajam. Di sertai pisau sebagai pemukul panci, dia mengarahkannya ke beberapa orang.

"Jika aku bilang bangun, maka bangun. Enak saja tidur dan bermalas-malasan seperti ini, bukannya berjaga lagi."

"Kami sudah berjaga, kak Margaretha. Kami akan berjaga lagi tapi kami lelah."

"Diam ya kau, Hendra! Jangan melawan orang yang lebih tua."

"Tapi kak-"

"Jangan melawan, kalau kalian mau mencari aman dari wanita ini. Sudah sudah, mari bangun, mari bangun."

Raden yang baru bangun pun segera berdiri, meminta para lelaki baik tua maupun muda agar bangun dari tidur. Bisa di lihat, senyum dari wanita bernama Margaretha itu benar-benar puas.

"Shht.. Haruto. Galak ya dia."

"Iya. Bahkan mengalahkan galaknya emak gue."

"Kalian kenapa berbisik-bisik? Minggir sana."

"ADUH!"

Seseorang baru saja menginjak tangan Jeongwoo. Bukannya meminta maaf, dia malah tertawa dan menjulurkan lidah. Jeongwoo sontak mengambil sapu yang kebetulan ada di dekatnya dan berlari mengejarnya.

"Hei hei hei, Dierja dan Hendra!"

Mereka langsung berhenti saat mendengar suara dari arah dapur. Masih sama, Margaretha. Menatap tajam mereka berdua.

"I-iya kak, iya."

Anak bernama Hendra itu langsung berjalan keluar dari basecamp tanpa merapikan tikarnya.

"Heh! Heh! Tikarmu belum rapi!"

"Masa bodoh!"

"WOI NJ***!"

Semuanya melotot menatap Jeongwoo. Seketika, Raden mengambil sapu lidi, memukul kaki Jeongwoo begitu keras.

"HUWAHAHAHA SAKIT TUAN RADEN!"

"Kau baru saja mengatakan apa?! Itu bahasa apa?!"

"Bahasa gaul Tuan Raden.."

"Bahasa gaul itu apa?! Bahasa Belanda ya?!"

"Bukan Tuan Raden bukan huaaa!!!"

Haruto tertawa terbahak-bahak melihat Jeongwoo baru saja di pukul, tapi berterima kasihlah, karena tangisannya membangunkan orang-orang yang masih tertidur.

Verleden [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang