eenentwintig

31 8 1
                                    

"MISSEN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MISSEN!"

Gurnito menghampirinya. Di ruangan luas, dengan bunga yang kini layu dan kering, tersibak darah di mana-mana. Tepatnya,

Kekasihnya mati gantung diri.

Di lepasnya tali itu dari lehernya, di pangkuannya kini dia menangis meratapi nasibnya. Lehernya memerah. Wajahnya sedikit membiru.

"Missen.."

Dia menangis di pundaknya. Sesekali mengusap helai rambutnya yang masih indah, bahkan di saat dia kini telah berhenti bernapas.

"Lihat, ada yang tengah berduka."

Suara itu. Gurnito mengenalnya. Dia berbalik, seorang wanita tua yang sejak dulu tinggal bersama kekasihnya, Putri Arabella Dael Minseo.

"Sayang sekali, kau terlambat tiba untuk menemui 'pujaan' hatimu itu. Kini, dia telah tiada."

"Apa yang kau lakukan padanya?!"

"Hohoho, aku tidak melakukan apa-apa."

Wanita tua itu mendekat, meraih wajahnya dan mencengkeram erat-erat.

"Anak ini tak pantas untuk hidup di dunia. Kekuasaan kerajaan tidak boleh jatuh di tangannya."

"Aku telah menghasut keluarganya, membuatnya terpojok, tersiksa, terabaikan."

"Dan karena itu, kini aku mendapatkan kepercayaan kerajaan, dan kepergian itu akan ku manfaatkan. Akan ku rebut kekuasaan itu, dan hartanya? Akan jatuh pada tanganku. Hahaha!"

"Dasar manusia tak berguna! Kau rendah! Kau menyedihkan! Kau manusia rendah!"

"Berkata-katalah sesukamu. Itu takkan mampu mengembalikan sang putri. Kini, hiduplah dengan kesengsaraan tanpanya."

"Kau benar-benar-"

"HIYA!"

Wanita tua itu ambruk. Dia terjatuh. Bahkan sudah tidak bergerak lagi.

"DIERJA?!"

Ya, Jeongwoo alias Dierja ini, telah memukul kepalanya. Dengan batu.

Namun, dia hanya bisa datang seorang diri. Setelah memutuskan untuk berpencar agar dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka.

"Aku melihatmu dari arah sana. Aku sedikit terkejut saat melihatmu masuk ke sini dan— AHK! DIA!"

"Benar, Dierja. Dia.. telah mati.."

"Bagaimana bisa?"

"Wanita tua itu, dia merebut segalanya.. karenanya, putriku terluka.."

"Ah, tidak salah jika aku memukulnya. Tapi dia sudah mati?"

Gurnito tidak menggubris perkataannya. Jeongwoo mengecek nadi, denyut jantung dan napasnya. Benar-benar menghilang. Lebih tepatnya,

Dia telah mati.

Verleden [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang