elf

83 23 7
                                    

"Eh, kita mau ke mana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, kita mau ke mana?"

"Susul Raden dan Kapitan."

"Buat apa?"

"Bantu mereka. Di depan sana ada perang."

"HAH?!"

Saat ini, Haruto di tarik tangannya oleh Hendra untuk pergi ke ujung paling depan di kawasan Indonesia. Pantas saja dia di beri senjata dan topi yang di gunakan oleh para tentara lainnya.

"K-kita, b-berdua ke sana?"

"Iya. Dierja dan Gurnito harus menjaga tempat kita. Bisa-bisa ada penyusup yang masuk nantinya."

Hendra langsung tengkurap dan pergi ke depan sana, di susul Haruto juga di belakangnya.


"YA ALLAH, SAYA BELUM SIAP MATI!"


Dalam hati, Haruto ini emosi dan pasrah bercampur jadi satu. Bukan apanya, dia belum terlatih menembak, kawan.

"Nah, begini. Kau berjalan ke arah barat laut, aku akan pergi ke arah utara. Pastikan senjatamu tidak tertinggal sama sekali."

"B-baik."

"Pistolnya sudah terisi bukan?"

"Sepertinya sudah terisi."

"Baik, mari berpencar."

Hendra segera pergi ke arah utara dan Haruto ke arah barat laut. Dalam keadaan was-was, tangannya gemetaran, dan wajah ketakutan. Dia bersembunyi di balik benteng pertahanan kawasan mereka.

"Baik. Haruto, lo mungkin gagal dalam pelajaran sejarah. Tapi urusan negara, jangan diam aja."

"T-tapi gue takut."

"Ah, gue kan laki. Nggak boleh takut."

"Tapi nanti gue... Bodoh. Mau mati atau di tembak, gue masa bodoh."

Haruto segera mencari sasarannya dan bersedia menembak salah satu pasukan tentara Belanda yang menyerang.


☘️☘️☘️☘️


"SEKARANG KITA HARUS BAGAIMANA?! KITA HARUS BAGAIMANA?!"

Jeongwoo panik, panik sekali. Dia pikir dengan memakai pakaian tentara Indonesia ini dia akan melakukan pelatihan dasar untuk bersiap berperang. Tapi ternyata, perangnya lebih dulu terjadi daripada pelatihannya.

"BAGAIMANA INI BAGAIMANA INI! AKU BAHKAN BELUM TAHU PAKAI SENJATA!"

"Santai. Kita hanya berjaga. Lagipula, pasukan kita ada di depan sana, sibuk berperang."

"HENDRA DAN HARUTO KESANA BUKAN?! BAGAIMANA KALAU NANTI MEREKA GAGAL?!"

"Jangan berpikir yang aneh. Doakan mereka agar berhasil."

Verleden [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang