"HARUTO! KITA KEMBALI KE BASECAMP!!"
Jeongwoo bersorak kegirangan saat dia, Haruto dan Cornelia malah tiba di basecamp. Cornelia, jelas tidak tahu dan Haruto juga ikut senang, bahkan sujud.
"Ini, di mana ini?"
Cornelia melihat sekeliling, ada begitu banyak tentara yang malah tertidur, dan ada pula yang masih sibuk berjaga.
"Ini tempat kami tinggal." jawab Haruto yang masih bersujud di tanah.
"Wah, kawasannya begitu luas. Bahkan tempat tinggal kalian pula."
"Ayo masuk, Cornelia."
Cornelia menggeleng, membuat Jeongwoo menatapnya bingung.
"Ada apa? Tidak apa-apa, mereka baik."
"Kau lupa, aku ini bagian Belanda. Aku takut, mereka membunuhku."
"Ayolah, itu tidak masalah. Ajeng saja sama sepertimu. Dan dia masih tetap hidup."
Cornelia gugup. Sampai tangannya di tarik oleh Jeongwoo untuk masuk beristirahat. Haruto sendiri sudah masuk lebih dulu dan berbaring di tempatnya.
"KALIAN! DARI MANA SAJA KALIAN INI?!"
Haruto membelalakkan matanya, dan Jeongwoo menatap orang itu dengan ketakutan. Mereka lupa, jika Pratama masih ada di basecamp.
"AKU TANYA KEPADA KALIAN! KE MANA KALIAN PERGI SELAMA INI?!"
Jeongwoo membeku. Haruto pula. Cornelia juga takut, karena orang yang membentaknya itu begitu seram dan galak.
"A-anu K-Kapitan, kita.. bertiga, pergi.. eh." -jeongwoo
"Dan siapa wanita itu? Ke mana Ajeng dan Margaretha?! Dan lagi, Hendra dan Gurnito pun ikut menghilang!"
"KAMI PERGI KE WILAYAH BELANDA, KAPITAN!"
Jeongwoo terdiam. Ingin rasanya dia melakban mulut Haruto yang ember, atau kata lainnya, si tukang cepu.
"KALIAN? PERGI KE SANA?!"
"MAAFKAN KAMI, KAPITAN! MAAFKAN KAMI!"
Haruto dan Jeongwoo menunduk di hadapan Pratama saat ini. Cornelia pun ikut menunduk, padahal dia tidak ada salah apa-apa.
"Maafkan kami, Kapitan. Kami hanya ingin menyelamatkan Tuan Raden, tapi kami terus di kejar oleh tentara dan berakhir terpisah begini."
Jeongwoo mengiyakan apa yang Haruto katakan. Cornelia hanya mengikuti apa yang mereka berdua lakukan.
"Lalu kau? Siapa kau ini?"
"Aku Cornelia."
"Kau orang Belanda, bukan?"
"Aku memang keturunan Belanda, Tuan. Tapi aku tidak membela atau berpihak pada mereka. Aku hanya ingin membela Indonesia.."
"Jangan melukainya, Kapitan. Dia sudah baik membantu kami untuk lolos dari sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Verleden [Revisi]
Historical Fiction[END] Niatnya tadi lagi wisata alam bersama teman-teman, malah terbawa ke masa lalu, tepat di masa penjajahan. Bagaimana bisa?! [Inspired from Novel Anak Rembulan : Gerombolan Semut Hitam karya Djokolelono] Start on 7th September 2021 End on 29th Ap...