zestien

29 10 0
                                    

"Sebentar, ke mana anak-anak ini pergi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebentar, ke mana anak-anak ini pergi?"

Margaretha, yang kini tiba di depan istana besar terkejut, melihat pasukan-pasukan muda itu menghilang tanpa jejak. Dalam arti, kini dia sendiri.

"Dasar anak-anak tidak tahu diri. Menghilang dan pergi begitu saja."

"Baiklah, biar aku yang masuk."

Di bukanya pintu itu. Dan suasana istana begitu sepi karena waktu yang sudah malam. Segera dia melangkah dengan pelan, dan berhati-hati.

"TROEPEN! KLAAR!"
(Ind: PASUKAN! SIAP!)

Margaretha menahan suaranya dan bersembunyi di balik pot besar. Di lihatnya pasukan-pasukan yang kini berkumpul di lapangan luas istana dekat gerbang.

Dan saat ini, pasukan tengah menunduk dan hormat. Jelas, untuk ratu yang kini ada di depan mereka. Margaretha, juga melihat ratu itu.

Ratu Amber Van Cassa.

"Sialan, ratu itu benar-benar angkuh. Aku semakin ingin membunuhnya."

Margaretha menyelinap ke arah belakang istana, mencari ruangan atau pintu tersembunyi yang terhubung ke ruang utama istana.

"HEY!"

Margaretha membeku, mendengar suara yang entah darimana arahnya. Di tatapnya teras belakang dari sebuah kamar, dan ada seseorang yang kini menatap bintang yang terang.

Segera, Margaretha berjalan mundur ke arah dinding, agar tidak terlihat olehnya. Perlahan, dia berjalan pelan. Membuatnya menahan napas.

"Jangan sampai dia melihatku, jangan sampai!"

Wanita yang kini menatap bintang merasakan ada yang aneh dengan terasnya kini. Seolah-olah di tatap.

"SIALAN! DIA MULAI CURIGA DENGAN KEBERADAANKU!"

Kepalanya terus menerus menoleh sekitar. Bahkan ke arah belakang ruangannya. Hingga dia perlahan menunduk kepalanya, mencoba menatap daerah bawah.

Segera, Margaretha berlari pelan tanpa suara hingga mulai menjauh dari teras itu.

"Hm, niemand. Kan het zijn dat ik zo ziek ben dat ik zo hallucineer?"
(Ind: Hm, tidak ada siapa-siapa. Apa mungkin aku sedang sakit hingga berhalusinasi begini?)

Di sentuhnya dahi itu, mencoba mengecek suhu yang mungkin membuatnya demam. Dan segera, dia kembali masuk ke dalam kamarnya. Margaretha, kini membuang napas yang dia tahan sejak tadi.

"Huh, untung saja. Rasanya seperti aku bisa-bisa tewas jika begini."

Di tatapnya sekeliling, dan berjalan pergi dari tempatnya. Dan saat dia menemukan pintu, dia coba buka dengan jarum di tangannya.

Verleden [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang