dertien

101 19 7
                                    

Semuanya kini tengah duduk melingkar di lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya kini tengah duduk melingkar di lantai. Seperti tengah membicarakan hal yang begitu serius. Tapi sayang sekali, Haruto, Jeongwoo, Wonyoung, Hendra dan Gurnito harus keluar dari sana beserta dengan beberapa anak seumuran mereka lainnya.

"Mereka bahas apa ya." -jeongwoo

"Mungkin mereka sedang memikirkan cara. Ingat kan, Tuan Raden sekarang di culik oleh pasukan Belanda." -hendra

"Maafkan aku ya semuanya. Ini salahku, karenaku Tuan Raden di culik." -haruto

"Hei, ini bukan salahmu, teman. Semua sudah terjadi. Ini memang takdir dari Tuhan." -gurnito

"Sekarang kita hanya bisa berdoa. Semoga Tuan Raden bisa kembali." -wonyoung

"Tapi, masa kita hanya berdiam diri saja sih? Kita juga harus membantu." -jeongwoo

"Caranya?" -hendra

"Hehe, mari kita pergi ke markas Belanda itu." -jeongwoo

"KAU GILA?!" -hendra

Hendra memukul pelan dahi Jeongwoo hingga membuatnya terdiam.

"Kawasan Belanda itu ketat, tahu. Jika kita ketahuan sedikit saja, ratu itu akan memusnahkan kita semua." -hendra

"Tapi bagaimana kita menemukan caranya? Hanya berdiam diri di sini, menunggu orang dewasa yang entah bisa berhasil membawa kembali Tuan Raden atau malah mati di sana?" -jeongwoo

"Dierja ada benarnya. Tidak mungkin kita hanya diam dan tidak membuat pergerakan." -gurnito

"Tapi bagaimana jika Kapitan tahu? Bisa saja dia melarang kita." -haruto

"Maka dari itu, mari kita buat rencana ini secara tersembunyi. Jangan mengatakannya pada siapapun, termasuk Kapitan." -gurnito

Semuanya tampak setuju dengan pendapat Gurnito, tapi Hendra terlihat tidak nyaman dengan opini itu. Bahkan dia terlihat khawatir.

"Ayolah, Hendra. Mari kita coba saja. Lagipula ini termasuk perbuatan baik." -gurnito

"Tapi.." -hendra

"Tidak usah pedulikan keselamatan kita semua. Kita rela melakukan ini." -wonyoung

Haruto dan Jeongwoo mengangguk secara bersamaan, bahkan Jeongwoo memberikan jempol pula. Hendra akhirnya menghela napas pelan dan ikut setuju.

"Baiklah, mari kita coba saja." -hendra

"Nah, itu baru Hendra yang kukenal. Jadi mari kita susun rencananya, hari ini." -gurnito

"Baiklah, kita akan menyusunnya.. nanti." -jeongwoo

"Tapi, bukannya lebih cepat lebih baik?" -gurnito

"Kalian ingin memulai pertempuran ini dengan perut kosong ya? Makan itu penting juga." -wonyoung

Jeongwoo mengangguk dan langsung masuk ke basecamp untuk makan, di susul Wonyoung. Haruto pun ikut, karena kelaparan.

Verleden [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang