20. Si Oboy

24 8 2
                                    

Apa kabar? Semoga sehat-sehat yaa.
Selamat membaca.
-
-


-
-
-

20. Si Oboy

"Aku bisa tumbuh tanpa seorang ayah,
tapi aku tidak bisa tumbuh tanpa kasih sayang
seorang ibu."

~Ilvander Haldis

~~~🥀~~~

Tak terasa satu minggu terlewati dengan hari-hari yang dipenuhi canda tawa di sekolah, para murid CaNus sekarang tengah menikmati rebahannya di atas kasur. Hari sabtu ini cuaca mendung, suasana yang cocok untuk menutup diri dengan selimut atau memasak makanan instan panas yang menghangatkan seperti yang sedang Ria lakukan. Kini ia sedang mencoba memasak di kompor serbaguna, ada untuk merebus, memanggang dan menggoreng. Lain hal nya dengan sang kakak, Rengga yang masih tidur acak acakan dengan posisi kaki diatas sandaran kasurnya.

"Ini gimana nyalainnya anjir?" Ria menggaruk kepalanya bingung. Ia kembali membuka kardus kompor itu dan melihat cara-cara penggunaan nya.

"Bukannya praktis kalah lalier hulu nu aya," Ria mengacak rambutnya kesal.

Setelah menemukan caranya, ia mulai memasak ramnyeon, roti panggang dan telur ceplok.

"Beuh wangi banget," Ria menghirup dalam-dalam aroma masakannya.

"Lupa intronya," dengan bergegas ia menyiapkan ponsel dan penyangganya, setelah mengutak ngatik kamera menjadi live Instagram ia berkata.

"Masak dikamar chek! Hari ini cuacanya mendung, sangat mendukung untuk masak mie instan, dan sekarang aku lagi nyobain masak di kompor yang praktis, tapi masaknya udah kelar, tinggal makan doang," Ria berusaha menirukan suara Sisca Khol namun datangnya malah seperti gadis Jawa yang sedang ma'em.

"Langsung cuba aja ya, mari kita coba!" Ria mulai memakan ramen langsung dari panci nya, namun ia lupa tidak meniupnya terlebih dahulu.

"Astagfirullah panas!" Ria meloncat dari kursi ruang makan berlari mengambil air di belakangnya.

"Dadas nih gue," Ria menjulurkan lidahnya saat ia tak merasakan apa-apa di lidahnya.

Setelah merasakan mendingan Ria berbalik badan, namun yang ia lihat bukanlan sebuah kompor praktis pink namun seorang laki-laki shirtless hanya memakai boxer pantai berwarna biru dengan tangan yang sedang memegang dot susu bayi.

"Ngapain lu?" Ria berjalan ke arah Rengga yang sedang duduk menghadap makanannya.

"Mwakwan," Rengga menjawab dengan mulut penuh.

"Makan?" Ria duduk di sebelah Rengga, masih tak sadar jika makanan nya lah yang sedang dimakan sang kakak.

"Ramen? Kapan lu masaknya?"

"Gwak mwaswak." Rengga menampilkan tampang polosnya.

"Lah terus it— ITU PUNYA GUE BANG RENG!" Ria beranjak dari duduknya, memukul brutal tubuh rengga dengan dot bergambar Boboiboy milik sang kakak.

"Ampun dek udah Astagfirullah gue bilang ke mama ya! DEK SI OBOY JANGAN DI BANTING!" suara keras Rengga menggelegar saat ia melihat dot susu kesayangannya dibanting keras oleh Ria.

"Mamaaaa makanan ade abis dimakan abang," Ria berlari kearah sang ibu yang tengah berjalan menghampiri mereka berdua.

"Kenapa si kalian ini?" Ibu Ria bertanya heran kepada anak-anaknya.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang