Selamat Membaca
-
-
-
-
-41. Jalan Pertama
"Tinggal menghitung hari."
~~~🥀~~~
"Ngapain sih kesini lagi? Tadi siang udah kesini," Adel menatap malas Reza.
Kini mereka berada di Galaxy Cafe, entah untuk apa Reza malah mengendarai motornya kesini.
"Beli kue, buat di markas," Reza berjalan terlebih dahulu, meninggalkan Adel yang mencak-mencak.
"Cepet!" Reza menoleh ke belakang.
"Y!" Tukas Adel.
"Kue kering itu tiga," Reza menunjuk tiga toples kue kering berukuran besar yang terpajang di etalase.
"Buat apa sih, pake beli makanan segala?" Adel bertanya.
"Buat nepatin janji," Reza menjawab acuh.
"Janji siapa?"
"Gue sama Om Dion," mendengarnya sontak membuat wajah Adel menjadi datar.
"539 ribu kak," pekerja perempuan memberikan tote bag hitam yang berisi dus kue.
Reza berbalik pulang setelah mengambil bingkisan itu. Lagi-lagi, ia meninggalkan Adel.
"Duluan ya," pamit Adel kepada pekerjanya.
"Hati-hati téh."
Reza melajukan motornya kembali. Laju sedang membuat angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka di balik helm. Lagi-lagi motor besar milik Reza berhenti. Kini di pusat perbelanjaan.
"Sekarang apa lagi?" Tanya Adel dari belakang.
"Beli bahan masakan, nanti lu masak di markas," Reza menjawab. "Ayo turun," imbuhnya.
Reza ikut turun setelah Adel. Tangan kirinya merangkul pundak Adel, sedangkan tangan kanannya dimasukan ke saku celana.
"Masak apa?" Adel bertanya setelah sampai di tempat bahan-bahan dapur.
"Yang pedes," jawab Reza dibelakangnya yang sedang mendorong trolley.
Adel memilih bahan makanan, ia akan memasak mie pedas saja dengan daging sapi panggang. Biarkan berat badan mereka naik.
~~~🥀~~~
Jam dinding sudah menunjukan pukul tujuh malam. Makanan kini terhidang diatas karpet yang di gelar di markas Gerixa.
Kini hampir semua anggota dari tiga geng itu datang setelah Reza memberitahu jika ada makanan tersedia di sana. Langit dan Arya yang sejatinya pemburu makanan gratis datang lebih awal dari yang lainnya. Membuat mereka dipaksa Reza untuk membantu Adel memasak. Meski akhirnya lima potong daging hangus karena ditinggal main game oleh Arya.
"Rezeki anak soleh ya gini. Di rumah, Bang Jaka gak masak hampir aja gue gagal buka puasa," Bintang kembali mengambil mie rebus pedas kedalam mangkuknya.
"Kenapa Bang Jaka gak masak?" Pertanyaan itu datang dari mulut Alvaro.
"Dia buka di bengkel, di JKS banyak kerjaan katanya," Bintang menjawab di sela makan nya.
"Tumben lu puasa," kini Lograr berucap.
"Taun kemarin gue bolong."
"Datang bulan?" Ria bertanya.
"Ya kagak lah! Gue gak sahur, jam dua belas siang laper banget. Kata Ambu makan aja. Yaudah gue makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu & LEMBANG (END)
Teen FictionMenceritakan anak-anak kuat dari Kota Lembang yang bersama-sama membangun dan merasakan arti kekeluargaan, disaat mereka tidak lagi merasakannya karena perpecahan. Tidak hanya menceritakan tentang bagaimana kehidupan anak motor. Cerita ini juga bany...