Selamat membaca
-
-
-
-
-18. Dia Berulah Kembali
"Kau bisa menggambil hak mu kembali,
tapi jangan dengan mengorbankan nyawa orang tak bersalah."~Reza Pramudya Zavier
~~~🥀~~~
Matahari sudah berada di atas ufuk barat, adzan ashar berkumandang saling sahut menyahut dari setiap masjid yang mereka lewati. 13 motor besar dan 1 mobil sedan hitam melaju membelah jalan raya Kota Lembang.
Jarrel, lelaki yang memimpin perjalanan kali ini mengarahkan tanggannya guna memberi kode untuk berhenti sejenak di masjid terdekat.
"Solat dulu, yang nggak tunggu di warung itu," Jarrel menuruni motor besarnya sambil membuka helm.
"Yu, cewek bawa mukena kan?" Lograr berucap.
"Nggak, disediain di masjid," Keisha menjawab acuh.
"Jangan gitu, ntar lagi kalo pergi bawa mukena yang tipis kek biar leluasa pake nya," Langit berucap sambil membenarkan rambutnya.
"Iya dah pak ustadz," keempat perempuan itu berseru.
Semuanya masuk ke dalam masjid kecuali Vanie, Alvaro, Zergan dan Kiwil.
Seusai melaksanakan solat ashar mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju RS Kasih Ibu.
"Ruangan Reza dimana ya?" Ilvan bertanya entah pada siapa.
"Ya tanya lah bego gimana sih," Rangga menggeplak pelan kepala Ilvan.
"Heh lu jangan tabok tabok pala gue, kalo otak gue ada kelainan begimana?!" Ilvan berucap tak terima.
"Otak lu emang ada kelainan Van," Zergan berucap.
"Kelainan apa?" Ilvan bertanya penasaran.
"Otaknya pada buntung gak sambung menyambung menjadi satu."
"ITULAH INDONESIA," para pemuda pemudi itu menyahuti perkataan Zergan.
"Repeh anying, saria hayang di carekan hah?!" Edam berucap pelan.
"Tuh si Zergan!" Kiwil menunjuk kearah Zergan.
"Napa jadi gue heh," Zergan menyahut tak terima.
"Ya lu pake nyanyi segala."
"Siapa yang nyanyi Juned gue cuma ngomongin otak si Ilvan," Zergan mengacak rambutnya frustasi.
"Stress lu pada," Vanie berucap, setelah itu ia pergi meninggalkan mereka berjalan menuju meja perawat.
"Maaf mbak mau tanya, kamar atas nama Reza Pramudya Zavier di mana ya?" Vanie bertanya kepada perawat yang bertugas.
"Maaf kalian siapa nya pasien ya?" Petugas itu bertanya hati hati.
"Aelah sus tinggal kasih tau napa," Zergan berucap dari belakang sana.
PLAK
"Diem goblok," Keisha yang kebetulan berada disamping Zergan dengan cekatan ia menepuk kasar tangan Zergan.
"Sakit anying," Zergan mengaduh dengan berbisik.
"Kami teman pasien sus," Adel berucap.
Petugas perempuan itu dengan cekatan mengutak ngatik komputer di depannya dan menampilkan nama Reza.
"Pasien ada di kamar 147 mbak, mas," perawat itu tersenyum sopan.
"TERIMA KASIH SUSTER," semua manusia itu berterimakasih layaknya si bocah kembar yang gundul itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu & LEMBANG (END)
Novela JuvenilMenceritakan anak-anak kuat dari Kota Lembang yang bersama-sama membangun dan merasakan arti kekeluargaan, disaat mereka tidak lagi merasakannya karena perpecahan. Tidak hanya menceritakan tentang bagaimana kehidupan anak motor. Cerita ini juga bany...