39. Reza Kalau Mode Jahil

13 5 1
                                    

Selamat Membaca
-
-
-
-
-

39. Reza Kalau Mode Jahil

"Kata orang perempuan akan dijadikan ratu oleh lelaki yang tepat.
Apa gue harus kesana-kesini nyari laki yang pas gitu? Mending mantengin Lucas update."

~~~🥀~~~

Hari Senin kembali menyapa. Mading di lorong dekat gerbang sudah dipenuhi siswa-siswi. Kabar kematian Kiwil Rabu lalu sungguh mengejutkan warga Canus.

Kiwil dikenal sebagai pemuda yang gampang berbaur dan juga tidak memandang apapun dalan berteman. Semua orang ditolongnya, semua orang diberinya senyum, semua orang juga disapanya. Tetapi kini, senyuman dan sapaan riang dari Kiendra Sebastiano William sudah tidak ada.

"Gue masih gak nyangka Kiwil pergi secepet ini, biasanya dia lari-lari dari parkiran sambil terus senyum. Lah sekarang, sunyi, cuma ada orang rame gosip," perempuan berkucir kuda yang berdiri di depan mading berucap.

"Bisa aja nanti lu nyusul," guyonan teman disampingnya memnuat si perempuan tadi terhentak.

"Sialan lu," dua perempuan itu tergelak bersamaan. Mereka teman satu kelas Kiwil di XI IPA 2, tak heran jika mereka sudah mengenal Kiwil.

"Mohon perhatian, upacara akan segera dimulai. Para murid dan guru diharapkan segera memasuki lapangan upacara."

Suara dari speaker membuat sorak decakan para siswa-siswi terdengar. Lihatlah, matahari terik dari timur sangat menyorot barisan para murid. Sedangkan di barisan para guru terlindungi bayangan bangunan. Tidak adil.

Ada sebagian siswa berpikir dan berbicara seperti itu. Ada juga yang ayo-ayo aja, dari pada dihukum karena telat masuk lapangan. Ada juga yang malah tidur dikelas, bodo amat yang penting kantuk ilang. Ada juga yang malah bolos ke rooftop untuk bermain game atau menonton barisan murid dan guru yang sedang upacara.

Sungguh beragam anak Indonesia ini.

Seperti Jarrel, Arya, Langit, Edam, Alvaro dan Bintang yang sedang duduk di pojok rooftop sambil memiringkan ponselnya masing-masing.

"Ayo maju Ya," Bintang menyenggol pundak Arya.

Jarrel kelimpungan sendiri melawan musuhnya di game online itu, "Bantuin gue dong, aelah nih digrebek anjir anjir anjir yaallah tolongon woi!"

Mereka asik bermain sampai mengalahkan 2 musuh. Tapi suara dari ponsel mereka terdengar seperti ejekan.

You have been slain
An Ally has been slain

"Yahh elu gimana sih Rel!" Bintang menatap tajam Jarrel.

"Wong gue lagi gak fokus," Jarrel mengilah.

"Alasanmu ihh, najis," Edam memandang julid kepada Jarrel.

"Lanjut, lanjut. Pokoknya harus victory gak mau tau," Bintang kembali bermain dengan penuh ambisi. Mengabaikan Edam, Langit dan Arya yang kesusahan menyerang musuh.

Defeat

"Anjing kalah!" Bintang menatap lesu ponselnya.

"Kok kalian pada noob sih?" Bintang menatap tanya teman-temannya.

"Lu, gak bantuin kita bego. Fokus sendiri aja," Langit melengos.

"Mending gue, ngaku noob main begituan. Makannya urus si Cika," Alvaro tersenyum menatap ponselnya.

"Cika siapa anying?" Langit segera mendekati Alvaro.

"Nih Cika. Cika, say hallo sama uncle Langit," Alvaro memperlihatkan ponselnya yang memuat permainan kucing berwarna putih.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang