Selamat membaca
-
-
-
-
-31. Si Anak Ustadz Salah Gaul
"Masih mau menunggu, atau sudah pasrah?" Wanita berambut bob putih memainkan pisau di tangan kanan nya.
"Nek, mereka sering mengintai sekitar bangunan," pemuda bertubuh atletis itu datang dari luar ruangan.
"Biarkan Rio, saya mau lihat bagaimana pengorbanan mereka," wanita itu tersenyum miring.
Sarah hanya mampu terdiam mendengarkan semua pembicaraan orang didepannya. Orang yang telah merenggut semua kebahagiaan keluarganya. Ia memandang lelaki disamping wanita berambut putih itu, lelaki yang tengah membelakanginya sambil berbicara kepada wanita di depannya. Sekelebat ingatan hadir di kepalanya. Disaat pertemuan pertamanya dengan Rio, ia langsung kehilangan mahkotanya saat itu juga. Sarah berpikir, kenapa ia sangat polos tak tahu apa-apa saat itu. Ia hanya mengeluarkan lengguhan dan mengucapkan nama seorang pemuda yang tengah menjadikannya mainan.
Rio berbalik menatap Sarah. "Hai sayang. Mau bermain lagi?" Rio menampilkan senyum mengerikan.
Sarah menggeleng kuat, saat Rio dengan tiba-tiba terbahak.
"Sudahlah, jangan ganggu dia. Cari saja jalang lain," wanita berambut bob itu menatap Rio malas.
Rio terkekeh, lantas kembali menatap Sarah dengan pandangan yang tak terbaca. "Bermain dengannya lebih enak Nek."
~~~🥀~~~
Warkop Ceu Yati, nama yang tertera diatas atap sebuah warung kopi yang sering dikunjungi anggota Brotsa. Malam di hari senin ini mereka habiskan di Warkop Ceu Yati. Memakan gorengan sambil meminum kopi layaknya bapak-bapak, Alex dengan lagaknya ikut mengeluarkan rokok dari bungkus rokok milik Bintang.
Dengan bola mata yang berada di ujung kiri, Bintang melihat gerak-gerik Alex. Sampai pada saat teman satu kost nya itu memasukan satu batang rokok ke mulutnya.
"Lu masih dibawah umur cong!" Bintang menarik rokok yang diapit bibir atas dan bawah Alex.
Alex membalikan badan ke kanan untuk menghadap Bintang. "Bangg gue pengen coba," Alex menepuk-nepuk paha Bintang.
"Satuuu aja," Alex menaikan jari telunjuknya bersamaan dengan wajah yang memelas.
Bintang melengos menatap ponselnya kembali. "Gak akan gue kasih."
Alex memajukan kepalanya untuk menengok wajah Bintang dari depan. "Pengen nyoba bang. Sekali aja."
Merasa terabaikan Alex mengamati sekitar. Matanya berhenti di Adam Adzariel, anggota Axzra yang seumuran dengannya. Alex berdiri dari duduknya, berjalan menuju Adam.
"Dam coba rokok yu," Alex duduk disamping Adam dengan kaki yang terbuka, tangan disimpan diatas bangku kayu panjang ditengah-tengah kakinya, kepalanya ia majukan sambil memasang mimik wajah seperti anak perempuan di Minions.
"Abi Ruhan say," Adam berdiri dari duduknya. Menegakan diri diatas bangku yang tadi ia duduki.
"Hey anak muda! Jagalah pergaulan, jaga nama baik, serta jaga kesehatan," Adam membungkuk-bungkukan badannya seperti orang yang sedang ceramah. "Kalo kalian liat bapak-bapak merokok, jangan ditiru," Adam memajukan jari telunjuknya sambil memasang wajah seperti Mamah Dedeh. "Nanti yang ada paru-paru kalian hitam. Paru-paru sudah hitam, atau nanti juga buku ditangan malaikat pencatat amal pun ikut hitam."
Adam duduk kembali di tempatnya. Matanya menelusuri para anggota lainnya yang sedang menatap cengo dirinya. "Ada apa atuh akang, teteh?"
"Gelap Cong, gelap!" Zergan menutup kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu & LEMBANG (END)
Ficção AdolescenteMenceritakan anak-anak kuat dari Kota Lembang yang bersama-sama membangun dan merasakan arti kekeluargaan, disaat mereka tidak lagi merasakannya karena perpecahan. Tidak hanya menceritakan tentang bagaimana kehidupan anak motor. Cerita ini juga bany...