54. Pesan Terakhir Jarrel

18 4 1
                                    

Selamat membaca
Terimakasih sudah menyempatkan waktunya untuk membaca kisah anak-anak kuat disini.
Kalian juga kuat! Jangan mau kalah sama mereka!
Stay healthy guys.
Salam mawar bergelombang dari kami~🥀~
-
-
-
-
-

54. Pesan Terakhir Jarrel

"Sebuah janji kini ikut menghilang bersama diri nya yang pergi menyisakan banyak tangis."

~~~🥀~~~

Rumah megah kediaman keluarga berdarah Yogyakarta yang tinggal di Lembang kini penuh dengan isak tangis haru para pelayat yang menjumpai jenazah seorang pemuda sekaligus putra bungsu yang sering para tetangga panggil dengan sebutan Aa Arel.

Ambu Dini yang dipeluk Jessica terlihat tak ada habisnya mengeluarkan air mata sesak melihat purtanya yang sudah terbaring kaku di depannya. Sedangkan Saka, ia menyenderkan punggungnya di pilar rumah. Tubuhnya lemas, pikirnnya juga kosong. Masih tak sadar jika adik nya sudah pulang, tapi tidak dengan nyawa.

Dari tangga, terlihat anak kecil lelaki berlarian dengan membawa sebuah figura foto.

"Jingga mau ke mana?" Tanya ibu nya, bibi dari almarhum Jarrel.

"Jingga mau ke Selangga, Ma," jawab Jingga cadel. Anak  kecil itu melanjutkan lari nya ke luar rumah, menghampiri anak-anak GAB yang masih berdiam diri duduk di atas rumput.

"Selangga!"

"Selangga!"

Jingga memanggil seseorang disana, namun mereka mengabaikannya karena dipikir anak kecil itu mengejar serangga.

Puk!

"Kak Selangga kok aku panggil gak nyaut?!" Jingga tolak pinggang setelah memukul bahu Rangga.

"Serangga?" Tanya Rangga bingung, Jingga mengangguk.

"Kata Om Allel, nama kakak Selangga." Jawab Jingga.

"Ini," Jingga memberikan figura foto berisikan aggota GAB saat berada di markas. "Dulu, Om Allel bilang Jingga halus kasih ini ke Selangga. Sekalang Jingga udah kasih, Jingga masuk lagi. Babay!" Anak kecil yang memakai koko putih itu kembali masuk ke rumah.

Setelah Jingga kembali masuk kedalam rumah, Rangga mulai melihat foto di figura itu. Foto bersama semua anggota yang sedang memakai almamater sekolah nya masing-masing.

Di bagian belakang figura itu, terselip satu kalimat dari tulisan Jaarel.

"Buka figura ini, baca surat nya."

Dahi Rangga mengkerut, perlahan ia mulai membuka figura itu.

"JARREL!"

"LU INGKAR SAMA GUE!"

Para pelayat dengan serentak berbalik arah melihat siapa yang berteriak dari gerbang. Terlihat disana Ilvan berlari kencang setelah turun dari motor nya.

"Dimana dia?" Jarrel bertanya kepada Edam.
"Dia dimana anjing?!"

"Dalem," jawab Reza kosong.

Ilvan pun denga cepat berlari kedalam rumah. Sedangkan Rangga, ia menunda untuk membuka figura itu.

"Adel udah sadar, tapi jangan bawa dia kedepan jenazah Jarrel," ucap Langit yang datang dari pintu belakang rumah Jarrel.

"Dimana dia sekarang?" Tanya Reza.

"Masih di paviliun belakang," jawab Langit.

"Vanie, ikut gue." Titah Reza sebelum berjalan pergi diikuti Vanie di belakangnya.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang