49. Yakin Jarrel Sembuh?

13 4 2
                                    

Selamat Membaca
-
-
-
-
-

48. Yakin Jarrel Sembuh

"Mungkin air mata terlihat tidak ada harganya. Tetapi, air mata itu datang menemani ketika kamu pergi."

~~~🥀~~~

"Adel, beneran gak mau pulang dulu?" Tanya Dion di pagi ini.

"Ngga Papih, beneran." Jawab Adel keukeuh.

"Sayangg," Ibu Jarrel menghampiri keluarga Adel yang sedang duduk di sofa ruang inap.

"Kalo kamu mau pulang dulu juga gapapa, Ambu sama Jesicca juga lagi kosong kok. Anter dulu Ilvan, kasian," Ibu Jarrel terkekeh melihat Ilvan. Apalagi pemuda itu kini sedang menggendong tas sekolah berisi makanan dan juga memegang koper kecil berisi bajunya.

"De, ngapain sih pasang muka minta dikasihani gitu?" Adel menatap jengah Ilvan, belum tadi ngerengek minta dianter ke bandara.

"Atuh da hoyong di antér ku teteh," Ilvan menghentak-hentakan kakinya.

"Diem Vann, Jarrel tuh!" Ucap Adel jengah.

"Udahh. Adel, gapapa kok, nanti kakak yang jaga Jarrel," ucap Jessica.

"Iya Del, kasian tuh adik kamu. Dari tadi berisik pengen dianter kamu," ucap Mira.

"Yaudah deh... Ambu, Kak Jess, kalo ada apa-apa kabarin ya."

Ibu Jarrel tersenyum seraya mengusap kepala Adel. "Iya sayangg."

"Yaudah, kita pamit dulu ya Din, Jess," pamit Mira kepada Dini, ibu Jarrel.

"Iyaa, hati-hati," jawab Ibu Jarrel.
"Hati-hati," ucap Jessica.

Ibu Jarrel berjalan untuk duduk di samping tempat tidur Jarrel.

"Kamu udah menderita lama, sayang. Sekarang, kamu udah dapet perempuan yang saangat mencintai kamu. Tadi, keluarga Adel minta maaf karna tindakan nenek Camila. Ambu juga udah memaafkan, tinggal kamu nak, bangun ya." Ucap Ambu sendu.

"Jarrel nanti pasti bangun bu," ucap Jessica.

Ambu mengangguk sambil mengusap air matanya.

"Oh ya Jess, tadi Rama suruh kamu datang ke ruangannya."

"Emang Rama udah pasti pindah tugas jadi di Bandung?"

"Iyaa, Rama udah dapet surat pindah tugas dari rumah sakit kemarin."

"Yaudah, Jess pergi dulu ya."

Ambu mengangguk lalu ikut beranjak untuk pergi ke toilet yang berada dalam ruangan. Tidak Ambu sadari kelopak mata Jarrel sesekali mengerjap seolah menyesuiakan cahaya yang ia lihat.

"Adel," Jarrel mengeluarkan suara kecilnya. Bibir tipisnya terlihat pucat dan kering.

"Maaf," bisikan lirih Jarrel kembali terdengar.

Cklek

Ambu keluar dari toilet sambil merapihkan kerudung besar nya.

"Ambu," mata Jarrel mengerjap lemah kala menyuarakan nama Ibu nya.

"Yaallah Jarrel!" Ambu dengan cepat berlari menghampiri putra nya.

"Sayang, ada yang sakit nak?" Ambu berucap haru sambil mengelus surai hitam pekat Jarrel.

"Dada Jarrel sak-it," mata Jarrel berkaca, matanya terlihat berair.

"Tunggu sebentar sayang, Ambu panggil Rama dulu ya." Ambu berlalri cepat keluar ruangan untuk menghampiri suaminya.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang