58. ITB dan Orion

15 4 0
                                    

Selamat Membaca
-
-
-
-
-

58. ITB dan Orion

"Kalimat-kalimat yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain."

~~~🥀~~~

Reza dan Alex kini sudah menapakan kakinya di parkiran Institut Teknologi Bandung, universitas yang banyak dikenal orang dengan Kampus Cap Gajah.

"Nanti gue mau sekolah disini deh," ucap Alex. Sedari tadi dirinya tak berhenti berdecak kagum saat melihat sebagian dari Universitas besar itu.

"Di Yogya?" Reza bertanya.

Alex menghentikan langkahnya, ia tiba-tiba melamun dengan alis mengkerut. "UGM atau ITB?" Tanya nya entah pada siapa.

"Bang, UGM atau ITB?" Alex mengalihkan pandangannya kepada Reza, bertanya dengan mimik penuh pertimbangan.

"KUA."

"BANG SERIUS!"

"Dek, pelanin ya suaranya," ucap salah satu mahasiswi dengan jilbab yang menutupi kepalanya.

"Eh, iya teh. Hapunteun," Alex membungkuk seraya tersenyum canggung.

"Duluan, teh." Setelah terdengar jawaban dari mahasiswi tadi, Alex lantas ia berlalri menyusul Reza yang sudah berada jauh di depannya.

Alex dan Reza terus saja berjalan mencari dimana letak Aula Barat ITB itu, sampai mereka bertemu seorang wanita dan mahasiswa yang menghampiri mereka.

"Nak Reza dan Nak Alex ya?" Tanya wanita dengan setelan batik tersebut membuat Alex dan Rrza mengangguk.

"Perkenalkan saya Reini Rektor ITB." Dengan rusuh Alex bergerak mencium tangan wanita tersebut.

Reza yang sadar akan perlakuan Alex pun lantas menegurnya dengan bisikan, "Alex, yang sopan!"

"Bang, ketemu rektor siapa yang gak seneng!" Alex berbisik akan jawabannya.

Reza menatap tak enak kepada Rektor ITB itu, "Maaf bu, teman saya memang selalu berlebihan." Reza menundukan kepalanya sejenak.

Rektor ITB itu tersenyum maklum, "Tidak apa. Kata Pak Budi, kalian peserta lomba debat terbuka hari ini ya?" Tanyanya.

"Iya bu," jawab mereka serempak.

"Kebetulan, ini Arigel, panitia acaranya. Rigel, tolong dampingi mereka ya, ibu mau ada rapat sebentar." Pinta Ibu Reini.

"Baik bu."

Setelah Bu Reini pergi, Reza dan Alex berjalan di masing-masing sisi Arigel.

"Kalian kok datengnya pagi banget?" Tanya Arigel.

"Loh, bukannya dimulai jam enam ya?" Tanya Alex bingung. Dan ia semakin bingung kala melihat Arigel tertawa.

"Benar, Reza?" Tanya Arigel lantas Reza menggeleng.

"Loh kemarin katanya kan jam enam, Bang Rez?" Tanya Alex kebingungan.

Arigel berusaha menghentikan tawanya. "Itu memang sengaja, pihak sekolah Cahaya Nusantara bilang kalau murid yang namanya Alex suka telat masuk sekolah. Makannya sekarang disuruh pagi buta dateng kesini."

Reza tertawa kecil, sedangkan Alex hanya diam dengan bibir tertarik ke bawah.

"Gapapa, itu hadiah dari sekolah. Ini, hadiah dari gue," Arigel memberikan satu batang coklat kepada Alex dan Reza.

Reza yang terlalu waspada menatap coklat itu dengan mata yang menajam.

"Itu coklat asli kok, gak perlu khawatir gitu," Arigel terkekeh.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang