Tiga

6K 696 20
                                    

---

Sudah seminggu ini Raka selalu ikut timnya untuk makan siang bersama di kantin Sanjaya yang berada di lantai lima belas. Lantai yang khusus dibuat untuk semua hiburan di Sanjaya terpusat. Selain kantin, di lantai itu juga ada fasilitas gym dan kolam renang indoor, tenis meja, badminton, dan meja bilyar.

Raka meringis waktu tahu ada kantor yang menyediakan fasilitas segini lengkapnya dalam satu gedung yang sama. Selain kerja yang gila-gilaan, Sanjaya ternyata juga memperhatikan karyawannya juga gila-gilaan.

Seperti hari ini, Raka kembali ikut duduk disalah satu kursi di kantin yang luas itu. Banyak orang yang berlalu lalang, menikmati makan siang mereka sembari mengobrol dengan siapa saja yang beruntung mereka jumpai siang ini.

Ketika asik mengobrol, seorang perempuan datang sembari membawa gendongan didepan tubuhnya. Awalnya Raka pikir itu adalah anak bayi.

"Annyeong yeorobun,"

Kedatangan gadis itu tentu saja menarik perhatian semua orang. Sesaat Raka terpana, gadis itu adalah gadis yang beberapa minggu lalu ia lihat sedang menyelamatkan si ojol yang terlambat mengantarkan pesanan. Lebih kagetnya lagi, ternyata yang berada dalam gendongan gadis itu justru seekor kucing yang dipakaikan sebuah topi berbentuk bebek kuning.

"Astaga orang gila ini datang lagi,"

Itu seruan dari Bayu. Gadis yang disebut orang gila justru tertawa geli.

"Kenalin anak baru gue, namanya Siri,"

"Kok siri?"

"Biar kalo gue panggil 'hei siri' ada yang nyahutin,"

Semua orang langsung terbahak. Gadis yang kini masih berdiri dekat Bayu itu tertawa-tawa senang. Raka tidak tahan untuk bertanya.

"Emangnya Sanjaya boleh bawa hewan masuk?"

Si gadis penolong langsung meringis. Ia mendekatkan tubuh pada Raka lalu berbisik pelan. Bisikan yang tentu saja juga didengar semua orang dimeja itu.

"Makanya diem-diem aja. Ini aja tadi gue sogok dulu satpam depan pake kopi,"

Raka mengangkat alisnya. "Gue gak tahu kalo Sanjaya nerima sogokan,"

Si gadis kucing lalu terkekeh. Ia baru saja akan menjawab tapi lengannya lantas dipukul pelan oleh Bayu.

"Gausah ngomong sembarangan. Lo gak tau ini bos baru kita?"

Raka menunggu reaksi gadis itu. Pasti setelah ini gadis itu akan langsung menundukkan tubuh sembari meminta maaf ketika tahu siapa dia sebenarnya.

"Oh?"

Raka tersenyum lebar. Mata yang melebar dan dahinya yang berkerut menarik perhatian Raka. Gadis itu sangat manis. Dengan kulit seputih susu, rambut hitam sebahu yang dibiarkan terurai, matanya yang bulat bersinar, hidung mungil dan bibirnya yang merekah berwarna pink segar.

"Kalo gitu gue pergi dulu deh, selamat makan guys,"

Gadis kucing itu langsung berlalu, membuat semua orang terkekeh geli. Namun baru beberapa langkah gadis itu kembali dan menatap Raka dengan sorot serius.

"Btw, kayaknya sekte lantai lima perlu diperbaiki deh. Dari awal saya masuk sampe sekarang masa duduknya disini terus, mana gak pernah gabung lagi sama yang lain. Sok ekslusif!"

Semua orang langsung terpana namun Raka justru terkekeh geli.

"Mas Raka maaf ya, anak itu kadang emang suka seenaknya. Tapi dia baik kok, agak sedeng aja,"

Raka hanya mengangguk maklum. Ia yakin gadis kucing tadi masih sangat muda.

"Kok kayak kenal banget? Anak lantai berapa?"

"Lantai sembilan, Mas. Kalo cewek-cewek eng jadi primadona di lantai itu, ini anak lebih kayak badutnya mereka sih,"

"Baru lulus?"

"Enggak juga. Dia udah tiga tahunan disini, Mas. Tapi kelakuannya aja yang kayak bocah,"

Raka mengangguk-angguk kecil. Pembicaraan siang itu akhirnya hanya berputar soal pertemanan gadis kucing itu dengan hampir semua orang di Sanjaya. Tingkahnya yang aneh namun baik hati menarik perhatian orang-orang. Bahkan lantai lima yang terkenal sangat tertutup dan jarang bergabung dengan anak lantai lain tetap mengenal gadis itu.

"Tapi kalo Mas Raka mau deketin dia kayaknya gak usah deh, Mas,"

Raka mengangkat alisnya mendengar celutukan Bayu.

"Aku pernah satu organisasi di kampus sama dia. Banyak saingannya,"

"Heh kalo saingannya sama mas raka juga yang ngejer dia mundur duluan kali,"

Raka lantas menggeleng pelan. Tidak juga ia tertarik menjalin hubungan dengan siapapun yang ada di Sanjaya. Selain Arjuna dan Sagara, belum ada yang membuatnya yakin orang lain akan memperlakukannya dengan baik hanya sebagai Raka bukan Raka Sanjaya.

---

Matahari sudah menghilang sejak beberapa jam yang lalu. Para karyawannya juga sudah meninggalkan Sanjaya beberapa menit yang lalu. Raka baru selesai dengan semua berkas untuk ia cek dan tanda tangan agar bisa diproses pembayaran esoknya. Matanya menatap sekitar untuk memastikan tidak ada lagi yang bekerja malam itu.

Setelah benar-benar yakin, Raka lalu berjalan meninggalkan lantai itu. Tujuannya adalah basement untuk menuju tempat mobilnya terparkir. Berhubung sudah hampir pukul sepuluh malam, hanya beberapa mobil yang masih parkir disana.

Raka mengusap rambutnya yang sudah mulai berantakan, menatap jalanan yang padat merayap padahal sekarang sudah hampir pukul sepuluh malam. Matanya lalu menemukan sebuah pemandangan asing yang lagi-lagi menarik perhatiannya.

Ini sudah ketiga kalinya. Dan Raka tahu bahwa ini bukan lagi kebetulan. Matanya ditakdirkan memang tertuju pada gadis itu. Gadis yang kini sedang duduk ditrotoar bersama beberapa anak kecil lainnya. Pakaian gadis itu masih seperti tadi waktu mereka bertemu di kantin Sanjaya. Hanya saja sekarang rambut gadis itu dikuncir kuda.

Gadis kucing itu sedang tertawa lepas. Tangan kanannya merangkul salah satu anak disana. Dari pakaiannya Raka tahu bahwa anak-anak itu adalah pengamen-pengamen kecil dilihat dari benda-benda yang ada dipangkuan mereka. Dan hal itu membuat rasa penasaran muncul didiri Raka.

Kejadian ojol di parkiran belakang Sanjaya mungkin sebuah kebetulan, bertemu di kantin dibanding berapa ratus karyawan juga mungkin sebuah kebetulan, tapi kejadian malam ini bahkan di jam-jam yang tidak seharusnya, mata Raka kembali menemukan gadis itu. Gadis yang menjadi perbincangan Bayu setiap saat.  Gadis yang sampai saat ini belum Raka tahu siapa namanya.

Gadis Ojol, Gadis Kucing, Gadis Penolong.

Jika besok Raka kembali bertemu gadis ini lagi, ia harus tahu namanya siapa.

---

Btw kayaknya cerita ini tuh ringaaaaaannn banget, jadi kalo kamu-kamu enggak suka boleh tinggalin aja yaaa.

Okay?

Love

--aku

Musim Yang Baik [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang