Dua

7K 718 18
                                    

Aku boleh gak ngomong kalo aku sayang sama kalian?🥺
---

Setelah huru-hara tadi pagi tentang perkenalan dan Sanjaya Tour yang dipimpin oleh Wira dan beberapa pejabat lainnya, Raka akhirnya bisa duduk dengan tenang disebuah ruang rapat yang tidak begitu besar di lantai lima Sanjaya Tower.

Posisi yang kini diisi oleh Raka adalah Manajer Keuangan. Awalnya Tarendra bersikeras bahwa cucunya itu harus merasakan jadi staf terlebih dahulu, namun setelah berdiskusi panjang dengan Wira dan beberapa pejabat lainnya termasuk Direktur HC Sanjaya, posisi yang paling cocok adalah Manajer Keuangan. Menurut mereka Raka perlu dikasih tanggung jawab yang besar dan harus berhubungan dengan teknis langsung biar laki-laki itu paham bagaimana bisnis Sanjaya bisa berjalan.

Saat ini, cowok itu tengah menyapa para bawahannya secara personal. Ada Yola yang menjadi koordinator pajak, Aji sebagai koordinator akuntansi, Alwi koordinator Keuangan dan beberapa staf lain seperti Pandu, Aldy, Kresna, Via, Bayu dan beberapa orang lainnya.

"Dulunya kita enggak sebanyak ini, Pak.  Tapi Sanjaya sudah berkembang banyak selama sepuluh tahun ini. Selain HC yang sudah menjadi departemen sendiri, di DepKeu butuh lebih banyak orang. Jadi kenapa ada tiga koordinator itu disusun Mas Dani sendiri dulunya sewaktu jadi Manajer,"

Raka mengangguk paham. Dani yang disebut oleh Alwi adalah Direktur Keuangan Sanjaya saat ini. Satu hal yang Raka suka adalah yang menjabat memang benar-benar orang yang berkompeten, makanya sewaktu Opa menyuruhnya menjadi Staf dulu sebenarnya Raka juga tidak keberatan sama sekali.

"Btw kayaknya saya justru paling muda disini, jadi enggak usah terlalu formal gitu. Panggil Raka juga enggak apa-apa,"

Semua orang diruangan langsung menggeleng serempak membuat cowok itu terkekeh geli.

"Hanya karena nama saya ada Sanjaya-nya jadi kayak dewa banget, enggak gitu kok. Saya disini kan juga karyawan kayak yang lainnya,"

"Enggak enak lah pak. Gimanapun posisinya Pak Raka kan manajer kita,"

Raka menghela napas panjang. "Saya tahu umur cuman angka. Tapi kayaknya justru yang harus dihormati lebih itu kan mas-mas dan mbak-mbak ini. Lupain Sanjaya yang ada dinama saya, just call me Raka."

Yola yang pertama mengangguk. Umurnya dengan Raka mungkin hanya berselisih empat atau lima tahun lebih tua, tapi wanita itu nampak paham bahwa atasannya yang baru ini agak keberatan dipanggil Bapak. Iya juga sih umurnya mungkin masih dua puluhan.

"Okay, Mas Raka kalo begitu. Dulu Pak Wira dan Pak Dani kita juga panggil Mas sewaktu masih jadi atasannya kita-kita,"

Raka akhirnya mengangguk setuju. Ia paham sih sepertinya akan aneh juga jika bawahannya menganggilnya Raka.

"Kalo gitu kita gak usah terlalu formal, ya. Gue-lo aja juga gak masalah,"

Semua orang akhirnya hanya bisa mengangguk setuju. Selain manajer mereka yang baru, Raka yang sedang dihadapi ini kan juga pemilik Sanjaya. Kalo banyak cincong bisa ditendang tanpa basa-basi.

"Saat ini kerja sama tim kita udah lebih oke, jobdesc juga lebih jelas. Tapi kalo menurut Mas Raka kurang atau ada yang perlu diperbaikin kita akan terima juga,"

Raka menggeleng singkat. "Masih terlalu dini. Gue masih butuh pelajari Sanjaya lebih dalem lagi. Mungkin akan mulai dari Aji ya akuntansinya gimana, abis itu baru keuangan,"

Aji dan Alwi mengangguk patuh. Sedangkan Yola langsung tersenyum kecil. "Tapi request dari awal, Pajak jangan dianaktirikan lagi kayak sebelum-sebelumnya ya, Mas,"

Raka terkekeh. Lantas mengangguk setuju.

Well, hari pertamanya di Sanjaya tidak terlalu buruk. Mungkin memang sudah saatnya Raka menaruh perhatian pada perusahaan ini. Lagipula, mau tidak mau nanti beban itu akan ia pikul juga. Cepat atau lambat.

Musim Yang Baik [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang