---
"Kamu untuk aku... aku untuk kamu... namun semua apa mungkin iman kita yang beredaaaaa~~"
"Tuhan memang satu.... Kita yang tak samaa...."
"Haruskah aku lantas pergi~~"
"Meski cinta takkan bisa pergiiiii~~"
Raka baru saja keluar dari kamarnya ketika Bianca sedang bersenandung bersama Ical tepat di hadapan Deffa. Laki-laki itu tampak pasrah melihat kelakuan anak buahnya.
"Pada kenapa, bay?"
Mengambil tempat duduk di samping Bayu, Raka tidak bisa tidak tertawa melihat komedi yang terjadi disana.
"Biasa mas, lagi pada ngecengin Mas Deffa,"
"Dia beda agama sama ceweknya?"
Bayu mengangguk. "Udah jalan tujuh tahun tapi stuck ditempat. Sasaran empuk bahan cengcengan Bia sama Ical dah,"
Raka lalu tertawa. "Udah cari partner lewat Tinder aja, Bro!"
Ledekan Raka disambut riuh tawa orang-orang. Andre yang memang sudah paham sekali tabiat cowok-cowok itu menyela dengan semangat.
"Lah kita udah sengaja pesenin kamar buat sendiri-sendiri buat Mas Deffa sama Mas Raka. Yang satu malah ngajakin Ical tidur bareng, satunya lagi galau semaleman,"
"Kampret! Ngapa jadi gue?!"
Mereka lalu kembali tertawa bersama. Setelah seharian menghabiskan tenaga dengan arung jeram lalu olahraga pointball, saat ini mereka akan makan malam bersama sebelum besok siang kembali ke Jakarta.
Meja panjang itu sudah hampir diisi penuh, Raka yang duduk paling ujung bersama Deffa harus menahan diri ketika Lika datang bersama anggotanya untuk bergabung bersama mereka.
"Malam semuanya,"
Deffa tahu-tahu bangkit dari duduk. Mengangkat gelas minuman dengan tangan kanan sembari menyampaikan pidato yang Raka tahu hanya ingin berterima kasih pada timnya.
"Gue berterima kasih banget sama semua tim yang terlibat di project kemarin. Walaupun enggak gede tapi kalian tetap memberikan effort dan energi yang sama. Hasilnya juga luar biasa memuaskan sampe para direksi muji berkali-kali. Thanks to B&B yang juga sudah berusaha keras bikin interior kece banget dan sesuai dengan keinginan kita. Gue atas nama Sanjaya sangat berterima kasih dan semoga kerja sama kita enggak sampe sini aja,"
Lika dan timnya mengangguk sembari tersenyum lebar. Mengucapkan terima kasih kembali atas kerja sama yang menyenangkan itu.
"Thanks juga buat Bapak Raka Sanjaya yang udah approve proposal after party ini dan bikin semua orang yang terlibat jadi seneng. Lo ada yang mau disampein?"
Raka langsung menggeleng pelan. Merasa tidak ada yang harus ia sampaikan, toh semua ucapan terima kasih sudah diwakilkan oleh Deffa.
Setelah pidato singkat dari Manajer Engineering itu, mereka melanjutkan makan malam dengan hangat, nikmat dan menyenangkan.
Dalam beberapa kali kesempatan Raka bisa tahu bahwa perempuan yang duduk di hadapannya berkali-kali curi pandang ke arahnya. Mencoba mencari momen yang tepat untuk ia bisa masuk dalam obrolan Raka bersama yang lain.
---
"Bianca biar sama gue aja,"
Bianca langsung menoleh. Tepat setelah makan malam usai, Deffa mendadak di telfon keluarganya mengabarkan bahwa bapaknya jatuh sakit dan sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Yang Baik [FIN]
ChickLitJIka menjadi baik tidak cukup membuat hidupnya tenang JIka berkelana bertahun-tahun justru membuatnya semakin kosong Bagian mana yang masih kurang dari usahanya memaafkan? Semua orang berkata bahwa waktu sepuluh tahun sudak lebih dari cukup Tapi men...