--
"Allahu...."
"Tobat dah tobat gue!"
"Astagfirullah, Bianca!"
Raka menoleh mendengar seruan bertubi-tubi itu. Saat ini ia tengah duduk di bagian belakang Sanjaya ketika dirinya butuh ruang untuk merokok.
Seperti biasa disampingnya ada Paijo yang juga melakukan hal yang sama.
"Mbak Bia itu lucu banget ya,"
Raka menoleh heran. Entah karena Paijo yang sangat mengenal banyak orang di gedung ini atau memang cewek aneh itu yang cukup terkenal.
"Kenal mas sama cewek barusan?"
"Yang lagi dimarahin cowok-cowok itu? Kenal. Namanya Mbak Bia,"
"Lo kenal semua orang di gedung ini ya?"
Paijo menggeleng pelan. "Kalo pejabat-pejabat penting tau-tau doang enggak kenal. Kalo mbak tadi emang suka saya samperin,"
"Samperin ngapain?"
"Suka dititipin makanan. Anaknya baik sih gak neko-neko. Terus ramah lagi suka bantuin orang. Saya aja pernah ditungguin waktu harus nungguin yang lain lembur,"
Raka mengangguk-anggukkan kepala. Cerita Bayu tentang Bianca sering menjadi incaran laki-laki memang tidak salah sepertinya.
"Tapi ada yang nyantol gak?"
Paijo menggeleng pelan. "Kayaknya si mbaknya punya pacar deh. Soalnya tiap dikasih makanan suka dikasihin balik sama saya atau yang lain. Katanya gak enak kalo diterima,"
Ucapan itu membuat Raka tersenyum kecil. Dari cara Bianca menanggapi laki-laki disekitarnya, Raka yakin bahwa gadis itu memang ramah tapi cenderung sebagai orang yang bersahabat.
"Tapi kalo sampeyan mau deketin kayaknya boleh dicoba, Mas. Sampeyan kan ganteng cocok lah sama Mbak Bia. Gak cocoknya cuman satu,"
"Apanya?"
"Namanya. Lagian ganteng-ganteng kok namanya saepul,"
Raka langsung terbahak. "Emang ada yang salah sama nama saepul?"
Paijo langsung terkekeh pertanda bahwa ia hanya bercanda. "Gak cocok aja sama muka sampeyan, Mas."
---
"Gue lihat-lihat enggak kelar-kelar nih berantemnya,"
Dalam lift itu ada Bayu, Bianca, Ical, Deffa dan Nada.
"Lo mau bantuin gue gak, bro?"
Deffa tahu-tahu mendekat dan merangkul bahunya bersahabat. Dari cara cowok itu tersenyum, Raka tahu bahwa ada niat tersembunyi disana.
"Korea atau Jepang?"
Raka mengernyit bingung. Lalu dengan santai menjawab, "Korea".
Bianca langsung bersorak. Ia bahkan mengulurkan tangan dan menepuk-nepuk bahu Raka dengan riang. Sedangkan Bayu menatapnya nelangsa.
"Sorry, ini soal apa? Gue asal jawab doang Korea karena sahabat gue disana, Sagara--, jadi gu--"
Ucapan Raka langsung berhenti ketika Deffa menepuk bahunya seolah sedang berterima kasih.
"Ini bocah dua dari tadi ribut mau liburan akhir tahun ke Korea atau Jepang. Harusnya sih Jepang karena memang Bayu yang menang, tapi si cewek aneh ini tiba-tiba ngide ke Korea dan yaaahh--"
Raka mengangguk-angguk kecil. Ia masih bingung dengan persahabatan orang-orang aneh ini. Mereka sering kali ribut tapi juga sering kali bepergian bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Yang Baik [FIN]
Genç Kız EdebiyatıJIka menjadi baik tidak cukup membuat hidupnya tenang JIka berkelana bertahun-tahun justru membuatnya semakin kosong Bagian mana yang masih kurang dari usahanya memaafkan? Semua orang berkata bahwa waktu sepuluh tahun sudak lebih dari cukup Tapi men...